Jilid 72

859 19 0
                                    

KEDATANGAN ANG CIT KONG SI PENGEMIS MUDA

SAAT, pertempuran itu tengah berlangsung dengan seru, justru diluar rumah terdengar ribut2: „Kembalikan barangku...!, kembalikan barangku.....!"
Ong Tiong Yang jadi heran, ia melongok keluar.
Segera dilihatnya seorang pengemis muda, mungkin berusia sembilan belas tahun, tengah berjalan seenaknya, dengan ditangannya memegang sepotong daging ayam dan tangan yang satunya memegang sebuah buntalan.
Ia melangkah seenaknya dan mulutnya mengunyah itu juga ter-senyum2.
Tampaknya ia gembira sekali.
Wajah penge>rnis itu cukup :ampan, tetapi keadaanQya tidak ter,ptut, paltaiannys penuh iainbaiata dan rambutaya tidak terurus.
Sedangkan dibelakang pengemis itu tampak ber-lari2 belasan orang.
Mereka itulah yang ber-teriak2 : ,,Kembalikan barangku....... kembalikan barang kami........ "
Tetapi walaurun sipengemis berjalan dengan perlahan, dan belasan orang tersebut jika mau bisa mengejarnya, mereka tidak berani terlalu mendekati, hanya ber-teriak2 begitu saja.
Sedangkan sipengemis itupun seperti juga tidak mengacuhkan mereka, ia melangkah tetus dengan tindakan kaki yang per-lahan2 dan seenaknya.
Disaat itu, salah seorang dari belasan orang yang berada dibelakang sip-engemis rupanya sudah tidak bisa menahan diri, ia melompat kedekat sipengemis sambil mengulurkan tangannya akan megambil buntalan yang ada ditangan sipengemis muda.
Namun dengan gerakan seenaknya, sipengemis menggerakkan tangannya yang mencekal paha ayam, dimana tulang ayam diujungnya diketokkan kepada kepala orang itu.
Aneh sekali dan agak luar biasa.
Tubuh orang yang tinggi besar itu seperti didorong oleh suatu kekuatan yang tidak terIihat, dimana tubuhnya telah terpental dan ambruk diatas tanah menimbulkan suara gedebukan yang keras.
Menyaksikan hal itu. 0ng Tiong Yang jadi terkejut, karena segera ia mengetahui bahwa pengemis muda itu memiliki tenaga sinkang yang kuat sekali, dimana dengan hanya menggerakkan pahanya ia berhasil melontarkan tubuh orang yang tinggi besar tersebut.
Gerakannya itu telah membuktikan bahwa Sinkang yang disalurkan pada paha ayam itu tinggi sekali.
Tetapi justru yang mengherankan Ong Tiong Yang, ia melihat usia pengemis itu yang masih muda sekali, dan sikapnya yang masa bodoh, walaupun dibelakangnya itu tampak mengejar belasan,orang yang takut2 mendekatinya.
Entah barang apa yang diambil pengemis muda itu dari orang2 tersebut, sehingga mereka ber-teriak2 : „Kembalikan barang kami.....! kembalikan barang kami........!"
Waktu itu sipengeruis telah tiba didepan pintu, ia mengeluarkan suara „Ahkk.........!" karena dilihatnya didalam rumah itu tengdh berlangsung pertempuran.
Sedangkan waktu itu Ong Tiong Yang cepat-cepat memapaknya, ia telah merangkapkan sepasang tangannya dan men jura memberi hor mat.
"Siapakah saudara?" tanyanya.
"Mengapa belasan orang itu mengikutimu?"
Pengemis muda tersebut berdiam diri sejenak, tetapi kemudian kembali mengunyah daging ayamnya.
Ia juga menyeringai tertawa.
"Aku sipengemis Ang Cit Kong sebetulnya tidak pernah ganggu orang, tetapi justru mereka itu yang telah mengganggu aku, selalu mengikuti aku.....!"
,,Apakah ada barang mereka yang telah diambil olebmu, saudara ?" tanya Ong Tiong Yang lagi
„Tidak justru mereka main tuduh, menduga bahwa aku ini yang telah mencuri barang mereka. Aku hanya minta sepotong pakaian dan sedikit uang, namun mereka terlalu kikir dan selalu meminta dikembalikan....l"
Mendengar jawaban pengemis muda ini, Ong Tiong Yang jadi tersenyum.
„sauddra Ang, tentu saja mereka selalu mengikutimu, untuk meminta barang yang kau ambil itu...... jika memang engkau tidak mengambil barang mereka, tentu merekapun tidak akan mengganggumu saudara Ang........!"
Ang Cit Kong menunda makannya, ia mementang matauya lebar2 memandang Ong Tiong Yang.
„Jadi Totiang juga ingin memperkenalkan diriku.......?" tanya, suaranya mengandung teguran.
Ong Tiong Yang cepat-cepat tertawa.
„Tentu saja tidak !" sahut Ong Tiong Yang. „Jika memang engkau tidak melakukan sesuatu yang salah, tentu engkau tidak bisa disalahkan, ......... tetapi jika memang engkau sesungguhnya telah melakukan suatu perbuatan yang salah, jelas engkau harus disalahkan.........!"
Mendengar perkataan Ong Tiong Yang, Ang Cit Kong tertawa.
„Cerdik sekali kau, totiang. Engkau mempersalahkan diriku tanpa langsung ditujukan padaku, agar aku malu sendiri dan berusaha mem perbaiki kesalahan yang telah kulakukan...!" katanya.
„Tetapi didalam hal ini tentu saja Pinto tidak berani sembarangan mempersalahkan dirimu, namun jika memang engkau merasa telah melakukan suatu kesalahan, ada baiknya jika memang engkau segera merobah kesalahan tersebut dengan melakukan kebaikan..... bukankah begitu baiknya ?"
Mendengar perkataan Ong Tiong Yang, Ang Cit Kong berdiam diri sejenak. Namun akhirnya ia mengangguk.
„Mungkin juga," katanya kemudian seperti ragu2. „Disebabkan oleh belasan orang yang telah mengikuti aku terus menerus itu, membuat totiang mengambil kesimpulan bahwa diriku melakukan suatu kesalahan. Benar begitu, bukan ?"
Ong Tiong Yang berdiam diri, tetapi akhjrnya ia tersenyum lebar setelah memandang sejenak lamanya kepada Ang Cit Kong.
,,Dalam hal ini," katanya lagi.
„Memang juga terdapat suatu hal yang disebut sebab dan akibat, seperti kau tentunya mengetahui saudara Ang.Jika memang engkau tidak melakukan suatu kesalahan, tentu belasan orang itu tidak akan mengikutimu, dan juga jika tidak ada barang yang engkau ambil dari tangannya, jelas mereka tidak akan meributi engkau meminta barangnya agar engkau kembalikan. Coba engkau pikirkan dalam2 perkataan Pinto itu, tentu engkau mengerti........!"
Ang Cit Kong tersenyum, ia menganguk sambil katanya lagi: „Ya.... memang dalam hal ini merupakan suatu urusan yang keterlaluan juga, belasan orang itu membuat aku jadi malu."
Dan setelah berkata begitu, tahu2 Ang Cit Kong telah menggerakkan tangan kirinya membalas.
Tapi, hebat kesudahannya, karena tanpa ampun lagi belasan orang itu telah terpental dan berguling diatas tanah, seperti juga diterjang oleh suatu kekuatan yang tak tampak.
Ong Tiong Yang yang menyakan hal ini jadi terkejut, ia berpikir dalam hatinya: „Dilihat dari kepandaiannya, tampaknya pengemis muda ini bukan sembarangan pengemis, karena kelihatannya cerdik sekali, selain ia memiliki silat yang tinggi, sinkangnya juga tampaknya tidak berada disebelah bawahku!"
Waktu itu Ang Cit Kong telah mtendelikkan matanya lebar2 kepada belasan orang yang tengah merangkak bangun itu.
,,Jika kalian tidak segera pergi, jangan mempersalahkan diriku jika aku turunkan tangan keras kepada kalian.......! Ayo cepat pergi......!"
Tetapi belasan orang itu tidak segera pergi, malah lima orang diantara mereka, telah berkata ragu2 : „Harap Taihiap mengembalikan dulu barang2 kami....!"
Ang Cit Kong mendelikkan matanya lebih lebar dan telah melangkah maju satu tindak sambil menggerakkan tangan kanannya dan membentak : „Kalian hendak dihajar lagi....?"
Bentakan seperti itu merupakan gertakan, yang membuat belasan orang itu jadi ketakutan, mereka telah mundur dengan serentak.
Dalam keadaan demikian, Ang Cit Kong berkata dengan suara tawar, tapi sikapnya tampak jenaka sekali, karena mulutnya: „Jika memang kalian tidak cepat2 angkat kaki, aku akan membuat kalian seperti daun2 keriug yang terhembus oleh angin.....! Aku akan menghitung ia sampai lima dan jika kalian belum juga pergi, hem...... aku akan membuktikan ancamanku itu.....!"
Ong Tiong Yang tersenyum melihat sikap Ang Cit Kong.
„Satu.....!" waktu itu Ang Cit Kong mulai menghitung dengan suara yang keras.
„Taihiap...... kembalikan dulu barang-barang kami......."
Tetapi Ang Cit Kong separti tidak mendengarnya, ia telah menghitung terus ...... „Dua . .!"
„Taihiap.....!" belasan orang itu memperlihatkan wajah yang pucat, disamping itu juga mereka telah merengket ketakutan, namun mereka juga tidak rela jika barang mereka tidak dikembalikan.
„Tiga....! Empat.... !" Ang Cit Kong telah menghitung terus tanpa memperdulikan sikap belasan orang tersebut.
Belasan orang itu tambah kuatir dan mereka hampir berbareng berkata : „Kembalikan dulu barang kami, kami akan segera berlalu...!"
Tetapi Ang Cit Kong seperti tuli tidak mendengar perkataan orang2 itu, bahkan ia telah menghitung terus dengan suara yang nyaring : ,Lima .... !"
Waktu Ang Cit Kong mengucapkan perkataan „Lima" itu, dan matanya didelikkan, dengan serentak orang2 itu memutar tubuhnya dan mementang langkah kakinya lebar2 tembil ber-teriak2 dengan suara penasaran : „Kembaiikan barang2 kami....!".Aug Cit Kong tertawa ber-gelak2 melihat belasan orang tersebut telah lari.
Tetapi belasan orang itu berlari hanya kurang lebih delapan tombak, setelah itu mereka berkumpul berkelompok sambil berteriak : „Kembalikan barang kami....kembalikan barang kami.... !"
Ang Cit Kong jadi mendongkol, sengaja ia melangkah dua tindak memperlihatkan sikap seperti hendak mengejar.
Belasan orang itu jadi ketakutan dan mereka telah berlari lagi. Sekali ini mereka tidak berhenti, berlari terus dan sejenak kemudian telah lenyap dari pandangan mata Ang Cit Kong dan Ong Tiong Yang.
---oo0oo---

Pertikaian Tokoh - tokoh Persilatan (Hoa-san Lun-kiam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang