Jilid 41

1.1K 25 0
                                    

TETAPI menjelang tengah malam, didepan rumah penginapan terdengar suara ribut2.
Lu Liang Cwan dan Oey Yok Su memang telah mendengar suara ribut2 itu, tetapi mereka tidak tahu entah apa yang telah terjadi.
Sampai akhirnya ada seorang pelayan yang mengetuk pintu kamar mereka, mereka dicari oleh beberapa orang yang dan ganas galak.
Lu Liang Cwan dan Oey Yok Su jadi saling pandang waktu mendengar keterangan pelayan itu.
Mereka tidak tahu entah siapa yang mencari mereka.
Bukankah mereka baru saja tiba ditempat ini dan mereka tidak memiliki sahabat? tentunya orang2 yang mencarinya itu adalah orang yang bukan sahabat.
Malah Oey Yok Su telah mengemukakan pikirannya pada Lu Liang Cwan: „Atau kawan2nya pencopet itu yang tadi kuhajar ?
Lu Liang Cwan tertawa.
„Kita lihat saja nanti tentu nanti juga kita akan mengetahuinya.......!" menyahuti Lu Liang Cwan.
Dengan tenang kedua orang ini telah turun dari undakan tangga dan menuju kepintu luar dari rumah penginapan itu, yang masih juga terdengar suara ribut2, bentakan2 galak dan bengis.
Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan segera melihat sepuluh orang lelaki bertubuh tinggi besar dan tampaknya memiliki tenaga yang kuat tengah berdiri membentak-bentak dua orang pelayan, yang tampaknya ketakutan sekali.
„Siapa yang mencari aku ?" tanya Oey Yok Su dengan suara yang nyaring.
Kesepuluh orang itu jadi menutup mulut, lenyap keributan itu, dan semua pria yang bermuka bengis dan bertubuh tegap itu memandang kearah Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan dengan wajah yang bengis.
„Siapa yang telah melukai mematahkan lengan kawan kami tadi pagi ?" tegur salah seorang di antara mereka dengan suara yang galak.
Oey Yok Sn tertawa.
„Pencopet yang tadi pagi ?" tanya Ocy Yok Su.
Orang itu mengawasi mendelik, katanya : „Engkau jangan kurang ajar!
Jawab pertanyaanku, siapa yang telah mematah kan lengan kawan kami tadi pagi ?
Tentunya engkau, bukan ?
Kawan kami itu mengatakan yang mencelakainya itu adalah seorang pemuda berusia dua puluhan tahun !"
Oey Yok Su mengangguk.
„Benar, memang aku ! Lalu apa yang ka Iian kehendaki ?" tanyanya.
„Kami juga ingin mematahkan kedua tanganmu dan kedua kakimu !" sahut lelaki itu, „Cepat kau keluar, untuk melakukan perhitungan.......!"
Tetapi Oey Yok Su telah tertawa mengejek.
„Apakah kalian tidak kuatir akan mengalami nasib seperti kawanmu itu ?" tanya Oey Yok Su.
„Hemmrn, pemuda kurang ajar dan sombong.....!" kata orang itu tambah marah.
„Cepat keluar, jangan sampai kami yang memaksa kau untuk keluar.....!"
Lu Liang Cwan tertawa, „Keluarlah, mengapa engkau seperti mengulur waktu menghadapi manusia seperti dia.......?'' kata Lu Liang Cwan.
Oey Yok Su tertawa lagi.
„Hemmm....., jika memang demikian halnya, tentu kalian juga perlu dihajar .......!" dan setelah berkata begitu, Oey Yok Su melangkah dengan tenang.
Orang2 yang masing2 memiliki tubuh yang tegap dan kuat itu, telah memandangi Oey Yok Su dengan sikap bernafsu sekali untuk menyerbu melancarkan serangan.
Namun Oey Yok Su sama sekali seperti tidak memperdulikan mereka, ia melangkah dengan tenang dan juga saat itu Oey Yok Su telah melirik sambil berkata: „Jangan menyesal jika kalian mengalami nasib seperti kawanmu tadi........!"
Rupanya orang yang menjadi pemimpin dari kesepuluh orang tersebut sudah tidak bisa menahan diri, ia telah mengeluarkan seruan nyaring, dan tubuhnya melompat akan mencekik leher Oey Yok Su yang tengah berjalan tidak jauh dari tempatnya berada, kedua tangannya telah diulurkannya untuk mencekik leher Oey Yok Su.
Dengan tenang Oey Yok Su mengebutkan lengan bajunya.
Seketika itu juga tubuh orang itu telah terpental dan melambung seperti bola, lalu terbanting diatas tanah dengan keras.
Orang itu mengeluarkan jeritan kesakitan.
Lu Liang Cwan hanya berdiri menyaksikan saja.
Kesembilun orang yang dirubuhkan Oey Yok itu tidak membuang waktu lagi, mereka telah menjejakkan kakinya meloncat untuk melancarkan serangan kepada Oey Yok Su dengan cara mengeroyok.
Tetapi Oey Yok Su tidak memperlihatkan perasaan jeri, ia telah berkata dengan suara yang tawar: „Kalian mencaci penyakit sendiri....... !"
Dan sepasang tangan Oey Yok, Su telah bet gerak2 dengan cepat.
Gerakan yang dilakukan oleh Oey Yok Su bukan gerakan sembarangan, karena setiap kali menggerakkan tangannya itu Oey Yok Su juga menyalurkan tenaga lwekangnya.
Maka setiap kali ada salah seorang diantara pengeroyoknya itu berada dekat padanya tubuh orang itu telah terpental keras kena sampokan tangan Oey Yok Su, orang itu tentu terpental sambil mengeluarkan jerit kesakitan.
Namun orang2 itu sangat bandel, meceka telah bangun dan bermaksud melakukan pengeroyokan lagi.
Oey Yok Su yang kuatir kalau pertempuran terjadi dipenginapan itu, akan merusak barang2 yang berada i itu, maka dengan gerakan yang ringan dia melompat keluar rumah penginapan.
„Mari...., mari...., kalian akan kuberi hadiah satu orangnya lima kali tempilingan.....!" kata Oey Yok Su sambil tertawa.
Sedangkan kesepuluh orang itu, yang rupanya sekarang telah mengetahui bahwa Oey Yok Su bukan pemuda sembarangan, tidak berani ceroboh dalam melancarkan serangannya.
Dua orang diantara mereka dengan hati-hati melancarkan pukulan.
Menyusul dua orang lagi kawan mereka melancarkan serangan berikutnya.
Begitulah, Oey Yok Su menerima empat serangan sekaligus.
"Tetapi dengan mudah Oey Yok Su membuat keempat orang itu jatuh terpelanting tunggang langgang.
Disaat itu, enam orang lawan Oey Yok Su telah mengeluarkan suara seruan sambil meluruk melancarkan serangan. Mereka semuanya adalah manusia-manusia kasar, yang mengandalkan kekuatan tenaga kasar mereka.
Melihat terjangan orang-orang itu, Oey Yok. Su tertawa lagi mengejek lawan lawannya.
Kemudian dengan gerakan yang lincah sekali ia telah bergerak kesana kemari.
Cepat bukan main kedua tangannya telah bergerak kesana kemari melancarkan serangan.
Tubuh keenam orang itu telah berhasil dibuat terpental bergulingan ditanah.
Begitu kesepuluh orang tersebut dapat bangun kembali, mereka tidak berani segera melancarkan serangan.
„Pemuda jahat, ilmu siluman apa yang kau pergunakan ?" tegur orang yang menjadi pemimpin dari kesepuluh orang tersebut.
„Ilmu siluman.....? Hemmm....., aku tidak memiliki ilmu siluman ! Aku hanya memiliki ilmu untuk menghajar pencopet........ !"
Mendengar ejekan yang diberikan Oey Yok Su, mereka jadi gusar lagi.
Dengan serentak mereka mengeluarkan seruan dan menyerang Oey Yok Su lagi.
Diserang sekaligus dengan terjangan kesepuluh orang itu, Oey Yok Su berlaku agak hati-hati.
Kesepuluh orang itu adalah manusia2 kasar dan memiliki tenaga seperti seekor kerbau. Walaupun menang Oey Yok Su tidak memandang sebelah mata kepada mereka, tetapi jumlah mereka yang bersepuluh itu tentu saja telah membuat Oey Yok Su harus ber-hati2 juga.
Ketika melihat ketiga orang yang melancarkan serangan paling dekat dengannya, la teiah mengibas dengan sampokan kedua tangan
Seketika terdengar suara „Plok........!" beberapa kali, disusul dengan teriakan kesakitan dari orang-orang itu.
Seketika itu juga tubuh meteka telah terpental keras.
Sisanya tidak berani terlalu mendesak, mereka hanya mengurung Oey Yok Su saja.
Tetapi waktu itu Oey Yok Su telah habis sabar, ia berpikir jika memang tidak menurunkan ganjaran yang cukup keras, tentu ia akan diganggu terus menerus oleh kesepuluh orang ini.
Dengan mengeluarkan suara siulan panjang tubuh Oey Yok Su telah melompat dengan gesit, tahu2 tangannya bekerja menempiling terus menerus kesepuluh lawannya itu, mukanya telah kena dihajar berulang kali.
Kemudian Oey Yok Su mencengkeram punggung lawannya yang menjadi pemimpin itu.
„Engkau masib berani membuat kerusuhan atau tidak ?" tanyanya bengis.
„Jika memang engkau masih ingin memimpin orang2mu melakukan kejahatan, hemmm....., aku akan turun tangan tidak kepalang-tanggung ........ !"
Sambil berkata begitu, Oey Yok Su telah memijit jalan darah Tai-cie-hiat orang itu, seketika itu juga orang tersebut yang memiliki potongan tubuh sangat besar dan kuat, merasakan disekujur tubuhnya sakit-sakit seperti disayat pisau, maka ia menjerit-jerit:
„Ampun..... ampun...... jangan menyiksa aku !" kata orang tersebut.
Tetapi Oey Yok Su tidak memperdulikannya, ia terus rnemijit jalan darah orang itu.
Keruan saja kawan-kawan orang tersebut, yang mendengar kawan mereka merintih kesakitan dan minta2 ampun, jadi tidak berani maju lagi, dan hanya berdiri diam mengawasi saja.
Qey Yok Su telah mengerahkan sedikit to naganya, ia meagangkat tubuh orang i.tu yang dibantingnya keatas tanah.
Seketika orang tersebut menjerit kesakitan dan ketika bangun berdiri, tanpa berani menoleh kepada Oey Yok Su, dia mengajak kawan• kawannya untuk berlalu.
Oey Yok" Su tidak menahan mereka, dia hanya mengeluarkan suara tertawa mengejek.
Waktu terjadi keributan itu, dirumah penginapan tersebut telah berkumpul cukup banyak orang yang ingin menyaksikaa keramaian.
Pelayan rumah penginapan itupun telah bisik-bisik memuji pemuda yang tangguh ini, namun Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan tak memperdulikan mereka, keduanya telah kembali kekamar mereka, untuk tidur dengan nyenyak.
---oo0oo---

Pertikaian Tokoh - tokoh Persilatan (Hoa-san Lun-kiam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang