Jilid 48

1K 26 0
                                    

TIBA-TIBA Bong Kim Lian merasakan dada raja ini keras sekali.
Wanita cantik ini jadi heran, segera ia menarik tangannya.........."
„Dadamu keras sekali, Hoogya ?" tanyanya ingin mengetahui.
Toan Ceng diam saja.
Sedangkan Bong Kim Lian telah tertawa lagi, sambil mengulurkan tangannya, dia membuka tali pengikat pinggang Toan Hongya, dimana dia hendak melepaskan pakaian luar raja ini.
Toan Ceng jadi gugup.
Segera juga Toan Ceng berusaha mempergunakan kedua tangannya untuk mencegah perbuatan wanita itu.
Namun tenaganya telah habis, ia tidak memiliki kekuatan untuk mencegah keinginan dari Bong Kim Lian, sehingga pakaian luarnya telah kena dibuka.
Mata Kim Lian jadi terpentang lebar2.
Wanita itu telah menyaksikan sesuatu yang aneh dan tidak diduganya.
Tubuh dan dada Toan Hongya bersisik „Kau.....?" katanya dengan suara tersendat dan ia jadi tertegun.
Toan Hongya seketika memperoleh akal, tetapi la berdiam diri saja.
„Mengapa tubuhmu bersisik seperti itu ?. Kau manusia atau binatang?" tanya Bong Kim Lian saking heran dan takjubnya.
Toan Hongya menyahuti, karena ia menganggap inilah satu-satunya kesempatan yang dimilikinya untuk meloloskan diri dari cengkeraman Bong Kim Lian.
..Aku sesungguhnya telah minum serupa racun, sehingga seluruh darahku keracunan ., dan tubuhku juga telah timbitl sisik2 ini. Hanya bisa lenyap jika memang aku dapat tidur bersama seratus perawan yang masih gadis.
Maka itu nona, aku bukan tidak mau tidur denganmu......., justru darahku itu telah mengandung racun.
Setiap gadis yang tidur denganku akan terbinasa karena keracunan, dimana racun yang mengendap ditubuhku akan berpindah kepadanya.
Dan...... aku melihat engkau demikian cantik, sayang kalau sampai binasa dengan cara begitu penasaran.
Rupanya kata2 Toan Hongya ini berpengaruh juga untuk Kim Lian.
Tetapi tokh akhirnya Kim Lian tersenyum juga ia merupakan seorang wanita yang telah hidup didunia ini hampir delapan puluh tahun ia sangat berpengalaman sekali.
Iapun diam2 menduga didalam hatinya : „Tampaknya raja Tailie ini adalah seorang raja yang luar biasa ia memiliki sisik2 pada, tubuhnya tentu sari keperjakaannya itu lebih hebat dari pemuda2 lainnya aku sangat beruntung telah berhasil menculiknya.
Karena berpikir begitu, Kim Lian jadi girang, ia telah berkata : „Baiklah Hongya, aku tetap dengan pendirianku, yaitu ingin tidur dengan Hongya berdua hari ini juga..... biarlah, jika memang Hongya benar2 memiliki darah yang mengandung racun jahat yang bisa mencelakai diriku, aku akan puas dan senang hati menerima akibatnya itu ....... !"
Toan Ceng jadi tambah bingung.
Gertakan yang diberikan oleh raja ini ternyata tidak dihiraukan oleh Kim Lian, dan ti dak mendatangkan hasil yang diinginkannya.
Diam2 Toan Ceng jadi mengeluh.
Waktu itu Kim Lian telah mengulurkan tangannya mengusap dada raja ini.
Toan Ceng jadi menggidik.
„Tungguh dulu ....... !" katanya gugup.
Kim Lian menarik tangannya, ia telah mengawasi Toan Hongya.
„Kenapa Hongya ?" tanyanya.
„Janganlah kita berbuat mesum ditempat ini," kata Toan Ceng akhirnya merasa putus asa.
„Mesum....? Mengapa mesum....? Bukankah engkaupun tertarik oleh kecantikanku? Bukankah kita sama2 senang ?"
„Tetapi aku tidak rela jika melakukannya ditempat seperti ini ...... !" Kim Lian tersenyum lebar.
„Pemuda ini tampaknya sulit ditundukkan, ia juga rupanya memang telah mengetahui perihal diriku dari mulutnya Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan. Maka lebih baik aku memaksanya saja, merayunya hanya akan sia2 membuang2 waktu belaka.
Karena berpikir begitu.
Kim Lian bermaksud akan mempergunakan cara paksaan saja.
Maka Kim Lian tersenyum.
„Baiklah, jika memang Hongya tidak bersedia untuk melakukannya sekarang, aku akan sabar menunggu ! Kalau memang Hongya hendak pulang dulu keistana, akupun bersedia mengantarkannya, asal Hongya tidak mendustai aku dan kelak menjemputku keistana .......!"
Mendengar perkataan Kim Lian yang sudah tidak mendesaknya, agak lega hati Toan Hongya.
„Tentu.....aku akan menepati janjiku ...!" kata Toan Hongya.
„Jika engkau mau mengerti dan tidak melakukannya disini, kelak aku akan menjemputmu untuk tinggal diistana........!"
Kim Lian pura2 memperlihatkan sikapya, gembira, katanya: „Baiklah....., tunggulah sebentar aku hendak mengambilkan sesuatu untuk Hongya...... !"
Toan Ceng mengangguk.
Dihatinya raja men-duga2, entah barang apa yang hendak diambil oleh Kim Lian.
Sedang menanti begitu, Toan Hongya juga memutar otak mencari akal untuk dapat meloloskan diri dari wanita cabul itu.
Waktu itu Kim Lian telah kembali, ditangannya membawa dua buah cawan.
Cawan yang satunya diberikan kepada Toan Hongya, sambil katanya: „Mari kita rayakan pertemuan kita ini dengan minum bersama secawan the....... dikuil ini tidak terdapat arak, kukira teh pun cukup pantas untuk mengikat tali persahabatan kita.......!"
Muka Toan Hongya jadi berobah lagi, ia memang pernah mendengar dari Oey Yok Su bahwa wanita ini sangat cabul sekali, maka ia bersikap hati2
Tetapi Toan Hongya tidak mau memperlihatkan kecurigaannya itu.
la menyambuti cawan yang diberikan kepadanya, diliriknya, air teh itu tidak memperlihatkan sesuatu yang mencurigakan.
„Mari kita minum ajak Kim Lian.
„Tunggu dulu... !" kata Toan Hongya.
„Apa lagi yang ingin ditanyakan Hongya?"
„Tadi aku mengatakan kita berada dikuil, apakah kamar ini merupakan salah sebuah kamar dari sebuah kuil?" tanya Hongya itu ..... mengulur waktu.
Kim Lian mengangguk.
„Ya, aku telah meminjamnya dari pendeta yang mengurusnya.....!" sahutnya sambil melontarkan senyuman manisnya kepada raja itu........ genit sekali.
Toan Hongya baru saja ingin bertanya lagi, Kim Lian telah meneguk teh didalam cawannya, kemudian katanya: „Silahkan Hongya meminum teh itu......!"
„Aku tidak haus.......!" Hongya tersebut memberikan alasan.
„Apakah Hongya tidak mau memberikan sedikit muka terang padaku sehingga teh untuk mengikat tali persahabatan saja tidak di minum oleh Hongya ?"
Toan Ceng bingung, ia melihat Kim Lian memperlihatkan wajah yang kurang puas.
Maka akhirnya Toan Ceng berusaha mengalihkan perhatian wanita itu.
„Aku lapar sekali......!" katanya.
Kim Lian mengerutkan alisnya.
„Dimana aku harus mencari makanan untuk mu ?" tanya Kim Lian.
„Pergilah kau mencarikan dulu, aku kuatir jika perutku kosong akan bisa masuk angin....!" kata Toan Ceng, karenaa ia hendak mempergunakan jika Kim Lian meninggalkannya, untuk membuang teh dicawannya dan membohongi wanita itu babwa ia telah minum teh itu.
Tetapi Kim Lian tersenyum sambil katanya : „Sekarang engkau minum dulu teh itu, nanti aku akan pergi mencarikan makanan untukmu........!"
Toan Ceng terpojokkan lagi.
Dalam keadaan demikian benar-benar Toan Hongya jadi gugup sekali.
Ia tidak tahu alasan apa lagi yang bisa diberikannya untuk mengulur waktu.
Waktu itu Kim Lian berkata : „Minumlah Hongya !"
Toan Ceng diam saja.
Kim Lian mengulurkan tangannya, dia mendorong cawan ditangan raja itu kedekat mulut Toan Hongya, agar raja itu meminumnya.
Toan Hongya jadi tergoncang keras hatinya, ia jadi merinding.
Tetapi sekarang Toan Hongya sudah tidak memiliki jalan keluar lagi, dan dia merasakan air tah itu memasuki mulutnya mengalir melewati tenggorokannya.
Gelisah sekali hati raja ini, ia juga telah mengeluh didalam hatinya.
Air teh itu dirasakan agak sepat dan pahit2 maka Toan Hongya tetah yakin bahwa didalam air teh itu dicampuri oleh semacam obat, hati raja ini jadi dingin sendirinya, dan ia tahu dirinya semakin dalam terlanjur kena dicengkeram oleh wanita cabul ini, cengkeraman yang bisa menghancurkan hidupnya sebagai seorang pemuda.
Kim Lian melihat cawan ditangan Toan Hongya telah kosong, kemudian dengan gerakan yang gesit sekali, tangan Kim Lian memegang kedua rahang bawah mulut Toan Hongya sehingga mulut Kaisar itu jadi terbuka.
Ternyata mulut itu telah kosong, air teh yang tadi diminum Toan Hongya telah tertelan.
Kim Lian tersenyum, sedang matanya melirik genit sekali.
„Bagus!" katanya manja sekali.
„Engkau telah meminum air teh persahabatan itu.......! Engkau jangan kuatir, aku akan memberikan makanan yang paling lezat untukmu, melebihi lezatnya dari makanan yang mana saja didunia ini !"
Terkesiap hati Toan Hongya, ia mengerti apa makna perkataan wanita cabul itu.
Jelaslah kini, bahwa didalam air teh itu tentu terdapat semacam ramuan yang bisa mempengaruhi dan membahayakan diri.
Toan Hongya jadi mengeluh, ia memejamkan matanya.
Tiba2 Toan Hongya jadi terkejut, karena pipinya telah dicium oleh Kim Lian.
Raja itu membuka matanya, ia mempergunakan kedua tangannya mendorong keras sekali tubuh Kim Lian.
Namun disebabkan tenaganya lenyap akibat pengaruh obat pelemas, maka dorongan Hongya itu tidak berarti apa-apa buat Kim Lian, tubuh wanita itu sama sekali tidak bergeming.
Toan Hongya tambah gugup.
Tetapi Kim Lian dengan sikapnya yang genit telah berbisik : „Hongya, aku sangat mencintaimu, begitu aku melihatmu, hatiku telah tergoda........!"
„Akhhhh........!" keluh Toan Hongya.
Kim Lian mendengar keluhan itu, ia mengangkat kepalanja dan memandang Toan Ceng.
„Ada apa Hongya, tampaknya engkau begitu gugup dan muram?"
„Tidak apa2 aku hanya kecewa mengapa aku tidak bisa kembali keistana dan menikmati kehangatan tubuhmu didalam istanaku..!"
Soal tempat tidak berarti apa2 .., justru kehangatan tubuhku ini bisa Hongya cicipi di sini saja. Menyenangkan juga bukan?"
Toa Ceng berdiam diri saja.
Saat itu Kim Lian telah berkata lagi dengan suara yang perlahan berbisik manja : „Bagaimana jika sekarang saja kita lakukan Hongya"
Toa Ceng jadi gugup sekali : "Jangan ..!"
„Kenapa ?"
„Darah sangat beracun ..... seperti engkau lihat betapa tubuhku seluruhnya telah tumbuh sisik ........!" kata Toan Hongya.
Kim Lian telah tersenyum.
„Hemmm........., itu tidak berarti apa2.. . . jusru aku akan senang sekali bila telah berhasil tidur dengan Hongya, biarpun aku akan menerima kematian akibat keracunan dari darah Hongya, aku puas ........!"
Benar2 kewalahan Toan Hongya menghadapi wanita cabul ini, ia telah berusaha untuk menggeser tubuhnya, tetapi tenaganya sangat lemah. Diwaktu itulah Toan Hongya merasakan terjadi sesuatu perobahan pada dirinya, didalam tubuhnya seperti terdapat semacam uap panas. Toan Hongya terkejut. Bong Kim Lian telah tersenyum.
„Mengapa Toan Hongya membawa sikap seperti seorang gadis malu2 kucing ?" tanyanya dengan sikap yang manja sekali.
Toan Hongya mendongkol bukan main. ,,Jangan kau menggangguku," katanya.
„Aku tidak akan mengganggu Hongya, aku hanya ingin menghadiakan sesuatu kegembiraan pada Hongya .... !"
„Tetapi ...!" Toan Hongya tidak bisa meneruskan perkataannya, sebab wanita telah merangsek terus.
Tangan Toan Hongya bisa menyentuh lengan wanita cabul itu, halus sekali.
Hati raja ini tergoncang keras sekali, dan ia merasakan hawa yang panas beruap didalam tubuhnya kian mendesak dirinya, hatinya ber-debar2.
Toan Hongya berusaha mengerahkan sisa lwekang yang ada padanya, untuk menguasai goncangan hatinya.
Namun hawa panas didalam tubuhnya itu tetap mengganggu dan mempengaruhi dirinya.
Bong Kim Lian juga mengetahui bahwa obat yang diberikan kepada raja ini telah mulai bekerja, ia tertawa manja.
„Hongya, engkau tidak perlu menolak hadiah yang kuberikan ...!" katanya dengan manja. „Engkau tidak perlu sulit2 bisa memperoleh sesuatu yang menggembirakan........!"
„Jangan ......... jangan menggangguku...... !"
Berulang kali Toan Hongya berkata begitu.
Tetapi Kim Lian tertawa, wanita ini berkata begitu.
Sepotong demi sepotong ia melepaskan pakaiannya, sehingga tertarik tubuhnya yang putih halus.
Toan Ceng memejamkan matanya, ia tidak mau menyaksikan apa yang ada dibadapannya. Tetapi justru waktu itu Kim Lian telah mendekatinya.
„Toan Hongya, apakah aku perlu membantuimu untuk melepaskan pakaianmu?" tanyanya.
Toan Hongya jadi tambah gugup.
Waktu itu Kim Lian telah bekerja untuk melepaskan pakaiannya Toan Hongya.
Raja Tailie itu berusaha untuk memberikan perlawanan. Namun mana dia sanggup? Tenaganya seperti telah lenyap semuanya.
Terlebih lagi waktu ia tengah dikuasai oleh obat yang baru diminumnya.
Toan Hongya jadi mengeluh.
Celakalah aku kali ini.........!" pikirnya.
Tetapi dalam keadaan terdesak seperti itu Toan Hongya telah teringat sesuatu.
„Tunggu dulu....!" katanya.
„Kenapa ?"
„Kau lihat, sinar matahari pagi mulai tampak.....!" kata Toan Hongya.
„Apa hubungannya antara matahari dengan kegembiraan kita?" tanya Kim Lian, yang jadi tidak mengerti atas perkataan Toan Hongya.
„Tentu saja kita tidak bisa melakukannya sekarang, nanti hwesio2 penghuni kuil ini akan terbangun dari tidurnya........!"
Kim Lian tertawa.
„Mereka telah kubereskan !"
„A. ., apa? kau telah membunuhnya?"
„Tidak. . .!" katanya. ,Aku hanya menotok mereka, membuat mereka tertidur untuk dua hari dua malam. . .!" „
Toan Hongya jadi mengeluh lagi, gagal Fu la akalnya kali ini.
„Nah Toan Hongya, lebih baik engkau tidak terlalu banyak mempersulit : ku... l" kata Kim Lian. „Terus terang saja, aku memang mem butuhkan sekali tidur dengan kau saat2 aekarang ini. . .!"
„Tetapi. aku tidak sudi. , .
Kenapa ? Apakah aku terlalu jelek „Bukan itu sebabnya. . ." Kim Lian tertawa.
„Engkau telah meminum obatku, engkau tentu akan dikuasai oleh obat itu !"
„Aku akan bunuh diri. . . .
„Mengapa begitu? " tanya Kim Man lagi dengan suara yang perlahan dan tertawa manja.. ,,Engkau tidak mungkin bisa membunu6 dirimu sendlri.., karena teaagamu telah lenyap... !"
„Tetapi jika memang engkau bermaksud memaksa aku, biarlah aku akan benar-benar bunuh diri.......! "
„Itulah perbuatan tolol, engkau diberikan makanan yang enak dan kegembiraan, tetapi engkau menolak rejeki.......!"
„Tetapi engkau wanita sesat.....!"
„Apa kau bilang?" muka Kim Lian berobah.
„Engkau seorang wanita cabul.........!"
Muka Kim Lian jadi berobah lagi, „Hemmm..... tentunya engkau telah mendengar ocehan dari pemuda she Oey dan si-tua bangka seperti monyet Lu Liang Cwan itu?"
„Bukan......!"
„Lalu dari mana kau bisa mengeluarkan,a kata-kata seperti itu ?"
„Aku telah menyaksikan engkau bukan manusia baik-baik, engkau wanita sesat....!"
„Mengapa begitu ?"
„Engkau telah memaksa aku melakukan perbuatan mesum.......!"
„Tetapi semua itu untuk kegembiraanmu, bukan ?"
„Cisss, aku tidak sudi......! Engkau seorang wanita nenek2 yang telah tua dan tarsesat, yang melatih ilmu Im Yang Hun, bukankah begitu ?"
Mendengar perkataan Toan Hongya yang terakhir, Kim Lian tertawa bergelak.
„Tampaknya engkau memang mengetahui banyak soal diriku!" katanya.
„Baiklah......, baik...... lah, aku berterus terang "
Dan setelah berkata begitu, Kim Lian mengawasi Toan Hongya tajam2.
Kemudian katanya lagi: „Terus terang memang aku mempelajari ilmu Im Yang Hun.
Maka jika engkau mau menuruti secara baik2 keinginanku untuk memberikan kegembiraan padaku hari ini, tidur bersamaku, besok aku akan membebaskan engkau tanpa kurang suatu apapun juga, „hanya untuk memperlengkapkan syarat dari ilmu yang tengah kulatih ini! Ini tentu tidak akan merugi kan dirimu juga...!"
Tetapi Toan Hongya telah menggelengkan kepalanya keras-keras, saat itu sebetulnya Toan Ceng tengah mati-matian menindih perasaan nafsu yang berkobar didirinya akibat pengaruh obat yang telah diminumnya.
„Engkau menuruti keinginanku jika memang engkau ingin selamat... kata Kim Lian.
„Tidak.....!" sahut Toan Hongya.
„Kenapa.......?"
„Aku tetap tid ak akan memenuhi kenginanmu..........!"
„Tetapi engkau telah minum obat perang sang yang kuberikan, akhirnya engkau tetap akan terpengaruh juga oleh bekerjanya obat itu.........!"
Toan Ceng berdiam diri.
la juga menyadari, walaupun bagaimana kuatnya ia berusaha menghindarkan diri dari pengaruh nafsu yang berkobar akibat obat itu, tokh ia terbatas sekali, dan akhirnya tentu, akan terjatuh ditangan wanita ini.
Hal ini telah membuat Toan Hongya jadi tambah panik dan gugup.
Sinar matahari menyorot masuk kian panas, menunjukkaa hari telah naik tinggi.
Sedangkan Toan Hongya sendiri sedang men-duga2, entah orang2 istananya mengetahui atau tidak dirinya telah diculik dan berada dikuil ini.
Kim Lian tertawa menyeringai, ia bilang dangan suara yang mengancam: „Jika engkau tidak rnau menuruti dengan sukarela, biarlah......... setelah engkau dipengaruhi bekerjanya obat itu, maka semuanya, akan terjadi, dan setelah itu akan kubinasakan engkau.......agar engkau tidak menimbulkan mulut2 usil lagi !"
„Lebih baik engkau membunuhku sekarang saja ..........!" kata Toan Hongya, karena ia memang tidak rela jika dirinya harus terjatuh ditangan wanita cabul itu.
„Enak benar kata mu itu ?" kata Kim Lian mengejek.
„Hemmm........, lihatlah, beberapa lama lagi engka, bisa menahan diri.........?"
Kim Lian dalam keadaan polos tanpa berpakaian itu telah duduk diam, menantikan bekerjanya obatnya itu didiri Toan Hongya.
„Dilihatnya Toan Hongya berusaha mati-matian menguasai dirinya.
Tetapi raja itu tidak berhasil untuk menguasai dirinya, karena setelah berjuang sekian lama, tiba2 Toan Hongya melompat dan memeluk Kim Lian.
Bong Kim Lian jadi girang, usahanya kali ini akan berhasil, karena Toan Hongya jadi demikian liar, memeluki Bong Kim Lian kuat.
Kam -Lian juga membalas- mencumbunya.
Kali ini Kim Lian tentu akan memperoleh kemenangan dengan tercapai maksudnya, maka ia girang bukan main.
Tetapi yang tersiksa adalah Toan Hongya karena walaupun tangannya memeluk Kim Lian, dan ia tampaknya terangsang sekali, pikiran jernihnya masih ada.
Raja dari Tailtea ini berusaha untuk memberikan perlawanan terhadap nafsu yang dimilikinya, tetapi gagal dan selalu tidak berhasil.
Disaat itu Toan Hongya seperti seorang yang binal.
Tetapi waktu Kim Lian tengah gembira karena akan berhasil, tiba2 terdengar suara pintu kuil diketuk seseorang.
---oo0oo---

Pertikaian Tokoh - tokoh Persilatan (Hoa-san Lun-kiam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang