Jilid 43

995 24 0
                                    

„AKUPUN ingin memberi penghormatan terhadap persahabatan kita," katanya.
Seperti tadi Toan Ceng telah menyambuti cawan arak itu.
Tetapi tadi merupakan pelajaran buatnya, maka ia telah bersiap sedia.
Benar saja, ia merasakan betapa dari kedua tangan Lu Liang Cwan mangalir keluar suatu kekuatan tenaga lwekang vang tidak tampak.
Toan Ceng kaget, karena tenaga itu jauh lebih kuat dari tenaga yang dilancarkan tadi oleh Oey Yok Su, malah tenaga yang menerjangnya itu bergelomhang, sehingga membuat Toan Ceng jadi kagum.
Tenaga itu bergelombang, jika Toan Ceng melawan dengan kekerasan, tentu dirinya akan terjerembab, sebab tenaga itu seperti lenyap dan seperti itu ada, bergelombang tidak hentinya.
Namun Toan Ceng tidak kehabisan akal, dengan cepat ia telah mempergunakan ilmu sinkang yang paling tinggi, yaitu yang kosong menjadi ada dan yang ada menjadi kosong, yaitu ilmu sinkang dari kalangan lunak.
Begitu tenaga Lu Liang Cwan menerima pahlawan seperti ini, dia jadi membentur tempat yang kosong, tetapi berisi kekerasan, maka tenaga serangan Lu Liang Cwan jatuh ditempat kosong dan lenyap.
Muka Lu Liang Cwan jadi berobah ketika merasakan tenaganya yang itu seperti lenyap.
Sebagai seorang tokoh sakti yang memiliki kepandaian tinggi, ia penasaran.
Karena mustahil seorang pemuda seperti Toan Ceng bisa menghadapi ilmunya itu.
Maka belum lagi Toan Ceng menyambuti arak itu dan cawan belum berpindah tangan, Lu Liang Cwan telah manyalurkan lagi kekuatannya.
Kali ini ia menyalurkan tenaga serangan berbentuk Im, yang hawanya dingin sekali.
Toan Ceng kembali terkejut.
Tenaga serangan itu telah menerjang dengan cepat, sehingga memaksa Toan Ceng harus berusaha memberikan perlawanan untuk membendung tenaga lawannya.
Tepat bersamaan dengan itu, justru tenaga Lu Liang Cwan seperti lenyap, dan berganti dengan datangnya tenaga serangan yang bersifat Yang, panas, dimana udara disekitar Toan Ceng jadi panas.
Toan Hongya kaget bukan main.
Jarang sekali orang bisa mempergunakan tenaga Im dan Yang dengan berbareng, karena dengan cara demikian orang harus benar-benar mahir menguasai dua macam kekuatan yang berlainan sifat itu, sebab tanpa kemahiran tentu malah akan mencelakai diri sendiri, senjata makan tuan.
Tenaga lm adalah tenaga yang bersifat lunak dingin, sedangkan tenaga Yang adalah tenaga yang memiliki sifat keras panas.
Maka dari itu Lu Liang Cwan bisa melancarkan serangan seperti itu dengan waktu yang singkat, dan kedua macam tenaga serangan yang berlainan sifatnya itu telah bisa dipergunakannya berbareng, membuat Toan Ceng kagum bukan main.
Namun Toan Ceng tidak berani berlaku ayal, dengan menggerakkan tangan kanannya menyilang, ia telah menyambuti cawan itu, kemudian ia memiringkan sedikit tubuhnya, sehingga kedua macam gelombang tenaga serangan Lu Liang Cwan telah berhasil dipunahkanilya.
Kembali Lu Liang Cwan jadi terkejut, tetapi waktu itu cawan arak telah berpindah tangan.
„Hebat kau, orang she Toan !" memuji Lu Liang Cwan.
„Kepandaianmu tidak rendah !'
Toan Ceng cepat2 mengeluarkan kata2 merendahkan diri.
la juga bersikap wajar sekali, tidak memperlihatkan sikap bangga dan sombong.
Malah dengan rendah hati ia memuji kehebatan tenaga serangan Lu Liang Cwan.
Melihat sikap Toan Ceng yang sabar dan ramah tamah, dengan sendirinya lenyap sikap curiga pada diri Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan.
Lu Liang Cwan yang memang memiliki tabiat agak berandalan, tanpa memperdulikan basa basi, ia telah bertanya : „Siapa gurunya, nak ? "
Toan Ceng bimbang mendengar ditanyakan gurunya, akhirnya ia telah menyahuti jujur: „Guruku itu bisa dipanggil oleh sahabat-sahabat dengan sebutan Hek Wan.
„Apa ....?" tanya Lu Liang Cwan terkejut.
Oey Yok Su yang memang belum begitu berpengalaman dalam rimba persilatan tidak mengetahui siapa itu adanya Hek Wan, namun buat Lu Liang Cwan lain halnya.
„Hek Wan....... gurumu itu Hek Wan?" tanya Lu Liang Cwan seperti tidak mempercayai pendengarannya.
Toan Ceng membenarkan.
„Hanya itu saja yang kuketahui, karena menurut guruku ia memang telah lama tidak memiliki nama, dan hanya mempergunakan julukan yang diberikan oleh sahabat-sahabatnya, yaitu Hek Wan..........!"
„Sekarang ia berada dimana ?" tanya Lu Liang Cwan lagi.
Muka Toan Ceng jadi berobah merah tetapi kemudian dengan suara perlahan ia berkata : „Sudah cukup lama juga kami guru dan murid berpisah.....menurut keterangan yang diberikan Insu, bahwa guruku itu ingin pergi kedaratan Tionggoan lagi....... !"
Lu Liang Cwan menghela napas dalam2, dan duduk terpekur sambil mengerutkan sepasang alisnya. Mulutnya juga menggumam perlahan : „Aku tidak menyangka bahwa Hek Wan masih hidup.......!"
Oey Yok Su yang sejak tadi hanya mendengari saja, jadi tertarik.
„Lu Locianpwe, siapakah sebenarnya Hek Wan itu.?" tanya Oey Yok Su.
„Dialah seorang tokoh sakti yang memiliki kepandaian hebat sekali... aku sendiri belum tentu bisa menandingi kepandaiannya itu. . .!" menjelaskan Lu Liang Cwan kemudian.
Oey Yok Su terkejut.
„Hek Wan merupakan pendekar aneh," kata Lu Liang Cwan lagi.
„Dan kami didaratan Tionggoan pernah mendengar bahwa ia merupakan seorang jago yang tidak pernah mau memperhatikan kepandaiannya, kelakuannya juga sangat aneh, tetapi sesungguhnya ilmu silat yang dimilikinya itu bermacam ragam dan aneh sekali, sulit untuk dijajaki sampai berapa tinggi kepandaian yang dimilikinya."
Oey Yok Su mendengarkan saja.
Toan Ceng juga mendengarkan dengan penuh perhatian, karena memang Toan Hongya ini sama sekali tidak mengetahui asal usul gurunya itu.
Ia hanya mengetahui bahwa Hek Wan memiliki kepandaian yang tinggi dan gurunya itu memang agak aneh sifatnya.
Sekarang Lu Liang Cwan mengetahui perihal gurunya itu, maka ia ingin mendengar lebih banyak lagi.
„Dan, siapakah sebenarnya nama guruku itu, Locianpwe?" tanya Toan Ceng kemudian.
„Ohhh....., engkau sendiri tampaknya tidak begitu jelas dengan keadaan gurumu...!" kata Lu Liang Cwan.
„Kami sendiri tidak mengetahui nama sebenarnya, kami hanya mengetahui bahwa ia biasa dipanggil sebagai Hek Wan, tentu saja ,panggilan itu disesuaikan dengan keadannya, yaitu kulitnya yang hitam dan bentuk mukanya yang mirip........ kera......!"
Toan Ceng tidak marah.
Memang Hek Wan sendiri pernah menyatakan sendiri perihal namanya itu.
„Dimanakah biasanya guruku itu berdiam?" tanya Toan Ceng lagi.
„Itupun tidak jelas, karena gerak geriknya seperti bayangan setan saja, ia tidak memiliki tempat yang tetap dan selalu mengembara, namun bisa muncul dengan tiba2 disuatu tempat, maka tidak ada seorangpun dirimba persilatan yang mengetahui dimana Hek Wan berada, dan sulit sekali jika hendak mencari dia... disamping tempatnya yang tidak menentu, juga memang Hek Wan selalu menyamar, sehingga banyak orang2 rimba persilatan ,yang tidak mengenal wajahnya yang sesungguhnya dan hanya sering dengar kebesaran namanya saja sebagai tokh sakti......!"
Toan Ceng menghela napas.
Semula ia ingin mengetahui dari Lu Liang Cwan dimana gurunya biasa menetap.
Karena ia bermaksud untuk pergi menemuinya, namun mendengar perkataan Lu Liang Cwan, putuslah harapan Toan Ceng, sebab gurunya itu sulit diketahui jejaknya.
Lu Liang Cwan melihat perobahan wajah Toan Ceng, ia tertawa sambil tanyanya : „Sekarang tentu Hek Wan tengah berkeliaran didaerah Tionggoan iagi.. .!"
Toan Ceng mengangguk.
„Mungkin guru memang miliki kegemaran merantau dan berkelana, ia tidak betah untuk tinggal terlalu lama disebuah tempat...!"
Oey Yok Su telah melihat kepandaian Toan Ceng tidak rendah, mungkin tidak berada disebelah bawah kepandaiannya.
Maka ia jadi menyukai juga pemuda yang ramah ini.
---oo0oo---

Pertikaian Tokoh - tokoh Persilatan (Hoa-san Lun-kiam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang