Jilid 42

1K 25 0
                                    

MENJALIN SEBUAH PERSAHABATAN

KEESOKAN paginya, Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan bermaksud akan melanjutkan perjalanan mereka.
Tetapi waktu itu, dirumah penginapan tersebut telah datang seorang pemuda berusia dua puluh tahun lebih, sikapnya gagah, memakai baju lebar, sehingga tampaknya ia merupakan putera bangsawan.
Kepada seorang pelayan ia menanyakan perihal Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan.
Kebetulah saat si pelayan tengah menceritakan pertempuran yang terjadi tadi malam, antara Oey Yok Su dengan para pencopet itu, Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan tengah menuruni undakan anak tangga, sehingga pelayan itu jadi berhenti bercerita.
Sedangkan sipemuda yang tampak agung sikapnya itu, telah menghampiri Oey Yok Su dan merangkapkan kedua tangannya, ia memberi hormat kepada Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan bergantian.
„Siauwte telah mendengar kehebatan Kiehiap (orang gagah) yang telah memberikan hajaran kepada para pencopet itu... !" katanya dengan ramah.
„Maka Siauwte telah sengaja datang kemari menemui Jiewie Kiehiap berdua untuk mengikat tali persahabatan. . A"
Oey Yok Su dan Lu Liang Cwan memandang curiga pada pemuda ini, karena mereka menduga pemuda ini tentunya orangnya pencopet2 itu, atau juga pimpinannya. Maka Oey Yok Su berlaku waspada, ia melihat-pemuda itu seperti memiliki ilmu yang tinggi, gerak geriknya begitu tenang dan agung, matanya memancarkan sinar yang tajam sekali, menandakan tenaga lwekangnya telah tinggi.
„Siauwte Toan Ceng ingin berkenalan dan mengikat tali persahabatan dengan jiewie mau menerimanya atau tidak?" tanya pemuda itu, yang tidak lain dari Toan Ceng.
Toan Hongya ini seperti biasa memang telah memberikan tugas pada kelima belas orang siewie istana untuk mengawasi orang2 asing yang datang berkunjung ke Tailie, kalau2 diantara mereka terdapat yang berilmu tinggi. Mengenai perihal peristiwa Oey Yok Su menghajar pencopet dan menghadapi sepuluh kawan pencopet itu, cepat sekali telah sampai ditelinga Toan Ceng.
Maka pagi ini, dengan menyamar berpakaian biasa, Toan Ceng telah menemui kedua orang itu, untuk dia jak mengikat tali persahabatan.
„Dan bolehkah aku mengetahui nama Kiehiap berdua yang mulia.......?"
Oey Yok Su ragu-ragu, tetapi Lu Liang Cwan telah tertawa, katanya: „Aku she Lu dan bernama Liang Cwan, dan ini kawan kecilku bernama Oey Yok Su, dia she Oey......!"
„Apakah jiewie berdua tidak keberatan jika aku mengundang kalian untuk makan2 .....?" tanya Toan Ceng lagi.
Oey Yok Su masih ragu-ragu, tetapi Lu Liang Cwan telah menyahutinya: „Diundang makan siapa yang mau menolak ?" katanya.
Toan Ceng girang, ia telah memanggil pelayan dan memesan satu meja untuk perjamuan, lengkap dengan makanan-makanan yang lezat.
Waktu mereka tengah bersantap, Oey Yok Su sering mengawasi sahabat baru ini.
la akhirnya tidak bisa menahan perasaan ingin tahunya, ia telah bertanya: „Siapakah sebetulnya engkau, sahabat......? Apakah engkau sahabatnya orang-orang yang semalam mengeroyokku ?"
Taan Hongya telah tersenyum, sikapnya sabar sekali.
„Sama sekali aku tidak memiliki hubungan apapun dengan mereka...... aku hanya mendengar kehebatan Kiehiap berdua, maka bermaksud mengikat tali persahabatan..... dan untung saja Kiehiap berdua tidak keberatan. Tentu orang2 Tailie akan berterirna kasih sekali kepada Kiehiap yang telah menumpas kejahatan...... sebetulnya di Taille ini aman, namun entah bagaimana akhir-akhir ini bisa juga muncul orang2 tidak benar seperti pencopet2 itu, mereka tentunya orang asing yang hanya melancong kemari saja."
Oey Yok Su tersenyum, tetapi baru saja ia ingin berkata, Lu Liang Cwan telah bilang: „Dimana saja sama......," katanya.
„Tidak di Tailie ini ataupun didaerah Tionggoan, orang jahat selalu terdapat dimana saja......!"
„Apa yang dikatakan oleh kau itu memang benar, sahabat," kata Toan Ceng.
„Senang sekali aku bisa bersahabat dengan kalian orang2 yang memiliki kepandaian luas....... .!"
,,Kami hanya orang kelana yang tidak memiliki rumah dan tempat tinggal, kamipun manusia2 kasar yang hanya mengerti sedikit ilmu silat.... dimana kami hidup hanya mengembara dari kota yang satu kekota yang satunya lagi........!"
Toan Ceng tertawa.
„Justru sejak kecil Siauwte selalu senang mempelajari silat, maka dari itu Siauwte memang ingin meminta petunjuk2 kalian, untuk bertukar pikiran dalam membicarakan ilmu silat........!"
Oey Yok Su mengawasi Toan Ceng sejenak lamanya, kemudian baru berkata : „Jika memang hanya ingin merundingkan ilmu silat, kami tidak berani, karena kami memiliki kepandaian rendah......malah mungkin kami mungkin yang harus menerima petunjuk2 dari kau sahabat !"
Tetapi Toan Ceng telah tertawa sabar.
„Terima kasih atas pujian yang diberikan olehmu sahabat....... ! Saudara Oey, engkau kulihat memang memiliki kepadaian silat yang tinggi, dan kalian berdua datang dari daratan Tionggoan. Maka bolehkah aku mendengar sedikit cerita kalian mengenai keadaan didaratan Tionggoan, agar pengalaman Siauwte menjadi bertambah. Senang sekali jika aku bisa mendengar cerita kaadaan didaratan Tionggoan, khususnya mengenai orang2 persilatan .......!"
Oey Yok Su yang baru saja meninggalkan Tho Hoa To mana memiliki pengalaman yang Iuas mengenai rimba persilatan didaratan Tionggoan.
Memang gurunya sering menceritakan perihal keadaan dunia persilatan didaratan Tionggoan, tetapi cerita itu hanya sarinya belaka.
Tetapi Lu Liang Cwan yang memang telah berpengalaman, segera mewakili Oey Yok Su, ia menceritakan keadaan dunia persilatan didaratan Tionggoan.
Tampaknya Toan Ceng mendengarkan dengan penuh perhatian dan serius sekali.
Diwaktu itu, Oey Yok Su melihat bahwa Toan Ceng memang ber-sungguh2 ingin mendengarkan cerita perihal keadaan rimba persilatan. Oey Yok Su juga telah melihatnya bahwa Toan Ceng bukan seorang pemuda yang sembarangan, ia tentu memiliki kepandaian yang tinggi sekali, kepandaian yang tidak boleh dipandang remeh.
Sinar matanya yang memancar sangat tajam, menunjukkan bahwa Toan Ceng memiliki sinkang yang tidak berada dibawahnya.
Karena penasaran dan ingin mengetahui sampai dimana tingginya kepandaian Toan Ceng, Oey Yok Su telah sengaja menuangkan secawan arak, yang diangsurkan kepada Toan Ceng mempergunakan kedua tangannya.
„Silahkan Toan Sieheng meminum arak ini untuk menghormati persahabatan kita," kata Oey Yok Su.
Toan Ceng cepat2 berdiri dan mengulurkan kedua tangannya menerima cawan arak itu.
Tetapi ketika kedua tangan Toan Ceng memegang cawan itu....., ia jadi terkejut, karena ia merasakan dari kesepuluh jari tangan Oey Yok Su yang memegang cawan itu seperti mengeluarkan serangkum angin yang menyerang diri-nya kuat cekali,
Namun sebagai raja yang memiliki kepandaian tinggi, Toan Ceng tidak menjadi gugup.
Segera ia sadar bahwa Oey Yok Su ingin mengujinya.
Maka Toan Ceng telah menyalurkan kekuatan pada kesepuluh jari tangannya, sinkangnya telah tersalurkan cepat, dan dengan mudah ia memunahkan tenaga terjangan Oey Yok Su.
Kemudian sambil membawa sikap seperti tidak terjadi sesuat apapun juga, Toan Ceng telah menerima cawan arak itu sambil katanya: „Terima kasih.......!"
Oey Yok Su terkejut, ia melengak kaget karena tenaga serangannya yang mempergunakan lwekang sangat kuat itu tidak memberikan hasil.
Bahkan dilihatnya Toan Ceng telah meneguk arak itu dengan sikap yang tenang.
Tenaga serangan Oey Yok Su seperti lenyap tidak meninggalkan bekas, Lu Lian Cwan yang diam2 mengawasi, mengetahui Oey Yok Su telah gagal menguji orang she Toan itu. Maka hati Lu Liang Cwan juga jadi tertarik.
„Ternyata ia pemuda yang luar biasa, memiliki kepandaian yang tinggi....!" pikir Lu Liang Cwan.
„Biar aku mencobanya juga........ !''
Dan setelah berpikir begitu, Lu Liang Cwan berdiri dari duduknya, diapun telah menuang satu cawan arak lagi, kemudian dibawa kedekat Toan Ceng.
---oo0oo---

Pertikaian Tokoh - tokoh Persilatan (Hoa-san Lun-kiam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang