Tiga ; Harapan Untuk Melenyapkan

18.5K 2.6K 252
                                    

Yumi jauh lebih tenang namun tetap menyimpan marah. dia duduk di kereta dengan posisi berhadapan dengan Takahiro walau kini pakaiannya ternoda darah. Atas saran Chinatsu, mereka memutuskan untuk pergi ke sungai lebih dulu. Chi akan membersihkan kereta mereka, bau amis menyengat terasa kian mengganggu.

Tidak membutuhkan waktu yang lama. Mereka sampai di sisi sungai jernih yang cukup deras. Takahiro melepas pakaiannya, membiarkan Chinatsu mencuci lebih dulu sebelum kemudian gadis itu membersihkan kereta. Sulung Eiji hanya duduk di atas bebatuan, memperhatikan pelayannya yang tampak kesulitan menggosok darah yang melekat pada kayu.

Menoleh, Takahiro menatap Hirasaki yang sedang mencuci katana miliknya, dia berkata, "Hirasaki, bantu Chinatsu membersihkan kereta."

"Haii~" seperti biasa, walau terkesan malas, tapi Hirasaki tidak menolak perintah tuannya. Dia menyarungkan katana kemudian membawanya pada Takahiro dan menyerahkan pedang itu kemudian mendekati Chinatsu. Akari memberi kuda mereka makan. Reiko sedang mencuci pakaian Yumi, sesekali menoleh menatap Puteri Kerajaan Petir khawatir karena jaraknya yang tidak terlalu jauh dengan Takahiro. Saat ini, Yumi memakai pakaian Takahiro yang kebesaran untuknya.

"Setidaknya minta maaflah." Yumi membuka suara. Sama sekali tidak dipedulikan si Iblis Eiji. "Minta maaf dan katakan kalau kau menyesali perbuatanmu."

Tetap diam. Takahiro lebih memilih mendongak, menatap awan yang berarak tersapu angin kencang. Matahari masih terik, tapi Takahiro tahu tidak lama lagi pasti akan turun hujan. Hujan badai. Menatap kembali Chinatsu, dia tersenyum saat anak itu terpeleset dan nyaris jatuh dari kereta kalau saja Hirasaki tidak terlebih dulu memegangi lengannya.

"Takahiro!" merasa diabaikan, emosi Yumi kembali meradang. Dia mengepalkan kedua tangan kesal.

"Meminta maaf tidak akan mengembalikan mereka yang mati."

"Setidaknya aku tahu kau menyesali perbuatan burukmu!"

"Aku tidak pernah menyesalinya." Takahiro menjawab dingin. Dia balas menatap wajah cantik itu dengan sorot datar. "Mereka yang kubunuh, memang layak mati."

"Kau-!"

"Sudah kukatakan jika ingin membalas dendam, kesempatanmu terbuka lebar. Kau bahkan kuizinkan untuk menumpang." Takahiro memotong. "Kuberi kau banyak kesempatan, namun jika kau gagal, aku akan~"

Yumi tahu kelanjutan kalimat itu. Cerita tentang awal kedatangan Masato Mitsuki ke Kerajaan Langit, sudah menjadi kabar meluas ke seantero Negeri. Mitsuki mau menjadi ratu di Kerajaan Langit dengan satu syarat, dia akan diberikan banyak kesempatan untuk membunuh Eiji Kou. Namun setiap kali wanita itu gagal, Kou akan memerkosanya.

Sampai akhirnya keduanya sama-sama jatuh cinta. Mitsuki bahkan menjadi pelopor penting dalam perang besar yang terjadi beberapa minggu lalu dan melibatkan banyak nyawa. Hanya untuk mendapatkan suaminya kembali, hanya demi merebut Kou yang dikurung setelah memberikan kesempatan agar istrinya bisa melarikan diri.

Jadi Takahiro juga tertarik pada tubuhnya?

Hirasaki bahkan dibuat terpana, begitu juga dengan yang lainnya.

"aku akan~" Takahiro berpikir sebentar, "~menendangmu keluar dari keretaku!"

"A-apa-apaan itu?!" Yumi malu karena pikirannya yang meliar. Dia pikir Takahiro akan mengajukan persyaratan yang sama dengan si bungsu Eiji. "Kau hanya akan menendangku keluar dari keretamu? Apa itu cukup sepadan dengan pertaruhan nyawamu?"

"Lalu kau ingin aku melakukan apa?" Takahiro bertopang dagu. Dia memberi si gadis sorot malasnya. "Ahh~ kau mau aku menyentuh tubuhmu kalau kau gagal seperti yang dilakukan Kou pada Mitsuki? Bermimpilah. Walau kau telanjang dan menggodaku, aku lebih memilih melubangi kepalamu dengan katana baruku. Aku tidak tertarik pada gadis jalang buruk rupa."

Yami No TenshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang