"Jika Nona melewati jalan ini, Nona akan lebih cepat sampai di Negeri Ame." Seorang pria tua menunjukkan jalan pada Fuyumi. Melewati hutan gelap dengan pohon-pohon yang rapat. Tidak ada kereta yang bisa melewati jalan setapak. Fuyumi bertanya jalan pintas pada seorang pria tua yang hendak kembali ke desa setelah pergi sejak pagi ke hutan demi mencari kayu bakar. "Hanya saja jalannya cukup berbahaya apalagi untuk wanita. Banyak hewan buas di Hutan Merah. Tebingnya terjal, sempit, dan jauh dari sungai. Banyak yang masuk hutan itu dan tidak pernah kembali. Aku tidak menyarankannya."
"Berapa waktu yang bisa kuhemat jika melewati hutan ini dibanding melewati jalan yang biasanya?"
"Setelah melewati Hutan Kuga, Nona akan memasuki Hutan Merah. Menembus Tebing Merah, dalam beberapa hari Nona akan sampai di Hutan Ao."
"Hutan Ao?" Fuyumi tertegun. "Jika menggunakan jalan memutar, bahkan dari sini membutuhkan waktu minimal tiga minggu itu pun tanpa banyak beristirahat."
"Ya. Melewati jalan ini, Nona bisa menghemat waktu lebih banyak. Nona bisa sampai di Negeri Ame dalam waktu lima belas hari."
"Lima belas hari?!" Fuyumi tersenyum lebar. Itu artinya... hanya tinggal lima belas hari lagi Fuyumi bisa bertemu dengan kakak sulungnya. "Terima kasih informasinya, Paman."
"Tapi aku benar-benar tidak menyarankannya. Untuk seorang gadis sepertimu, jalan ini terlalu berbahaya." Pria beruban itu menyorot Fuyumi khawatir. Fuyu nyengir lalu menggeleng.
"Tenang saja, Paman. Aku lebih kuat dari yang terlihat. Aku punya alasan kuat untuk tidak mati sebelum bertemu seseorang yang paling berarti dalam hidupku." Fuyu merasakan jantungnya yang berdegup keras. Bukan karena takut atau pun khawatir. Tapi dia terlalu senang membayangkan pertemuan hangatnya dengan si sulung Eiji.
Fuyu bergegas menaiki kudanya. Dia sadar dirinya sedang dibuntuti. Kalau dia tidak bergegas, dia akan lebih dulu tertangkap dan diseret pulang sebelum bertemu Takahiro.
"Aku akan datang padamu, Nii-sama."
***
"Denka." Akari memacu kudanya agar berlari lebih cepat. Ke mana lagi dia harus mencari Fuyumi? Dia sudah datang ke banyak penginapan tapi tidak ada satu pun yang memberinya informasi tentang sang Puteri.
Bagaimana kalau terjadi sesuatu yang buruk pada gadis itu?
Akari tidak bisa membayangkan kalau kecerobohannya bisa mendatangkan musibah untuk gadis yang dia cinta namun tidak akan pernah bisa dia miliki.
Dua tentara yang mengikuti Akari juga ikut mengedarkan pandangan, berharap mereka bisa menemukan sang Puteri.
Akari menarik tali kudanya saat melihat jalan setapak di antara pohon-pohon yang rapat. Jenderal Kerajaan Langit itu mendongak, menatap matahari yang nyaris tenggelam.
Hutan Kuga.
Akari tahu ini salah satu jalan pintas jika ingin sampai di Negeri Ame.
"Akari-Shogun, sebaiknya kita tidak melewati jalan ini. Sudah hampir malam, Hutan Kuga terlalu berbahaya untuk kita lewati disaat gelap." Salah satu Tentara memanggil sebelum Akari memacu kudanya masuk hutan dan melewati jalan itu. Akari menoleh. "Lagipula, Denka tidak mungkin melewati jalan ini."
"Kenapa kau bisa seyakin itu?"
"Denka tidak akan tahu tentang jalan ini. Seandainya ada yang memberitahu, mereka pasti juga memperingatkan kalau jalan ini terlalu berbahaya untuk dilewati." Pria itu menjawab dengan raut tenang. "Denka tidak akan melakukan hal senekad itu hanya demi bertemu Takahiro-Kakka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yami No Tenshi
FantasyChapter 21 sampai ending diprivate Semua part masih lengkap. "Jika kematianku adalah bukti cinta untukmu, maka hidupku selamanya akan jadi milikmu." Sekejam setan namun serupawan malaikat. Setiap wanita yang melihatnya terbius dengan kar...