Tiga Tujuh ; Dia Yang Dibutuhkan

11.2K 2.2K 155
                                    

"Kau juga di sini?"

Larut malam, Kou pergi ke taman belakang aula istana. Menemukan Fuyumi yang sedang duduk di bangku taman, wajah pucatnya menunjukkan gurat-gurat lelah. Fuyumi menatap Kou sejenak, lalu dia kembali mendongak. Menatap purnama yang lebih terang daripada biasanya.

"Kau tidak bisa tidur, Fuyumi?" Kou duduk di sampingnya. Pria itu menahan napas saat lagi-lagi tidak mendapat jawaban. Kou mengukir senyuman samar. Dia menggenggam erat tangan kakak perempuannya lalu ikut menatap sang bulan.

"Anginnya." Fuyu berbisik parau. Dia memejamkan mata rapat. "Hangat."

"Takahiro pasti baik-baik saja." Kou perlahan menutup mata. Membayangkan wajah kakak sulungnya. "Karena dia berjanji, tidak akan pergi sebelum kita benar-benar bahagia."

Jeda, "Dan seharusnya dia tahu, kita tidak akan bisa bahagia kalau Takahiro tiada."

***

Yoshikawa, Miwa.

"Bulannya terang sekali."

"Aku sampai kesulitan tidur. Tiba-tiba, aku teringat pada Eiji-sama."

"Kau juga?"

Warga di desa Miwa nyaris semua keluar dari rumah mereka. Saling bertegur dengan tetangga. Memenuhi jalan-jalan seolah sedang diadakan festival. Semuanya menatap ke arah purnama.

"Semoga Eiji-sama baik-baik saja."

"Beliau pasti baik-baik saja."

***

Desa Kana

Anak-anak berlarian menyusuri gang. Tertawa, bersendu gurau, tidak memedulikan malam yang kian larut. Para warga keluar dari rumah mereka. Semuanya menatap purnama, seolah ada kekuatan magis yang menarik mereka semua.

"Setelah dewasa, aku akan kuat dan melindungi penduduk desa seperti Eiji-sama."

"Kau bodoh! Aku yang akan melakukannya."

"Aku ingin menjadi pengantin Eiji-sama saja! Eiji-sama sangat tampan dan gagah."

"Aku dengar Eiji-sama dalam keadaan kritis." Kepala Desa berkata pada beberapa orang yang berkumpul di sekitarnya. "Ada pengkhianat di kerajaan, mereka menyerang beliau disaat lengah."

"Semoga Eiji-sama baik-baik saja. Walau terlihat menyeramkan, saat membeli pakaian di tokoku, beliau bahkan memberikan uang lebih. Eiji-sama sungguh orang baik yang berkelana memberi berkah pada setiap desa yang dikunjunginya."

"Eiji-sama adalah penyelamat kita. Tanpa beliau, kita tidak akan hidup nyaman karena bandit yang selalu hilir-mudik merampas uang kita bahkan membunuh orang-orang yang tidak berdosa."

"Ayo, kita semua sebaiknya berdoa untuk keselamatan beliau."

Semua seolah merasakannya. Memberikan energi spiritual mereka untuk sesuatu yang bahkan mereka tidak mengetahuinya. Karena mereka sadar sepenuhnya...

Keberadaan Takahiro, sangat penting untuk kehidupan mereka.

Semuanya... diawali tujuh jam yang lalu.

***

Tujuh jam yang lalu ...

"Sensei." Tsukumi mengikuti ayahnya yang keluar dari rumah mereka. Setengah berlari, dia meraih tangan ayahnya. "Sensei."

"Aku bilang tidak, Tsukumi."

"Kumohon dengarkan aku, Ayah!" Tsukumi setengah berteriak. Membuat langkah Ikuyoshi terhenti. Wanita itu menahan napas. Dia berjalan satu langkah, berdiri di depan pria yang sudah merawatnya. "Takahiro-sama... tanpa bantuannya, aku tidak akan pernah bisa kembali."

Yami No TenshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang