Empat Tujuh ; Aku Yang Tidak Akan Meninggalkanmu

9.3K 2.2K 239
                                    


Takahiro memacu kudanya. Berharap segera bertemu Chi dan menyerahkan kado yang sudah dia siapkan dan pasti membuat Chi bahagia. Ya, sebenarnya Chi selalu tampak senang apapun yang Takahiro berikan. Bahkan hanya untuk sebuah kerang cantik yang Takahiro bawa dari pantai.

Sesekali, itu membuat Takahiro sulit memilih hadiah yang benar-benar Chinatsu inginkan.

Hirasaki dia tinggal di istana, kalau mengikutinya, pria itu hanya akan membawa masalah saja. Takahiro sadar Hirasaki tidak menyukai keberadaan Chi, gadis pelayan Takahiro selalu dianggap Hirasaki sebagai pengganggu saja. Mengingat beberapa kali Takahiro terluka apalagi pengkhianatan yang Chi lakukan saat masih di Kerajaan Langit, Takahiro tidak terlalu menyalahkan kebencian Hirasaki terutama saat dia menyadari pria itu selalu lebih mengutamakan Takahiro sebagai tuan yang selalu Hirasaki layani.

Takahiro nyaris melewati gerbang kuil saat sekilas menangkap sesuatu yang tidak biasa di salah satu tiang merah itu. Dia menarik tali kudanya agar berhenti. Perasaannya memburuk, dia melangkah kemudian mencabut anak panah itu disusul sebuah kain oranye cerah dengan secarik kertas.

Takahiro terdiam, dia membaca kertas itu lalu wajahnya menggelap.

Takahiro membuang tiga benda di tangannya lalu kembali menaiki kudanya. Dia memacu kuda itu ke arah yang berlawanan.

Jika kau ingin pelayanmu hidup, datanglah ke Tebing Hinawa.

"Aku akan membunuh kalian semua, Berengsek."

***

Dia selalu saja menjadi beban.

Chi menunduk dalam, sebagian pakaiannya sobek. tubuh dan wajahnya memar.

Kenapa selalu dia yang membuat Takahiro terlibat dalam bahaya seperti ini?

Chi menggigit bibir bawahnya pelan. Dia meringis saat rambutnya dijambak agar berdiri. Di antara puluhan pria di sekitarnya, yang tertawa dan mengatakan apa saja yang akan mereka lakukan pada si Iblis Eiji, hanya dia satu-satunya orang yang menangis mengutuk kebodohannya. Dia yang tidak pernah belajar dari pengalaman dan selalu saja membuat Takahiro celaka.

"Jangan datang, Takahiro-sama. Jangan datang. jangan datang. jangan datang." Chi terus saja merapal doa. Berharap kali ini Takahiro mengabaikannya dan lebih memprioritaskan keselamatannya sendiri.

Chi hanya seorang pelayan, datang dari Negeri yang hancur karena diberikan pengampunan. Lebih dari itu dia diberikan pakaian layak dan makanan yang enak. Dia diperlakukan spesial seolah sudah menjadi bagian terpenting dalam hidup sulung Eiji.

Tapi... kenapa balasannya pada Takahiro selalu seperti ini? Kalau tahu hanya akan menjadi beban, dia memilih mati.

Tangisan Chi kian sesenggukkan saat gelak tawa di sekitarnya berhenti. Semua orang berdiri waspada, jambakan di rambut panjang Chi juga kian menguat saja.

Takahiro... datang.

Pria itu turun dari kudanya, berjalan bagaikan mayat hidup sambil menenteng sebuah katana. Iris merahnya menatap murka, melirik ke semua arah, lalu bertemu pandang dengan manik Chi yang menyorotnya tidak percaya.

Kenapa selalu datang?

Chi menggigit bibir bawahnya sampai berdarah.

Kenapa Takahiro selalu datang?

"Lepaskan dia, dan aku akan mengampuni nyawa kalian." Takahiro berkata parau. Emosinya menggelegak saat melihat gadis pelayan yang sudah sepuluh hari dia tinggalkan tampak berantakan. Wajah dingin Takahiro terlihat semakin menakutkan.

Yami No TenshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang