Tiga Empat ; Hilang

10.4K 2.5K 377
                                    


Sekarat?

Hirasaki bilang, tadi Chi sekarat. Itu artinya, gadis itu masih memiliki kemungkinan untuk selamat.

Tapi di mana? Apa Chi berada di dalam istana?

"CHINATSU!!!" Takahiro berteriak nyaring.Menggema, menerobos guyuran hujan yang turun kian deras membasahinya. Langit kian bergemuruh. Petir saling menyambar, seolah ikut menjerit, memanggil kembali sosok yang sesaat lalu dikiranya sudah mati.

Tebas.

"Kembalikan!" Takahiro tertelan murka. Kalau Chi masih hidup, kenapa disembunyikan darinya? Kenapa dia tidak diizinkan melihatnya? "Kembalikan gadisku!"

Katana Takahiro berayun, nyaris menebas Hirasaki yang menahan serangan Takahiro menggunakan pedangnya sendiri. Terdorong mundur, Hirasaki mengayunkan kakinya hendak menendang sulung Eiji tapi Takahiro bergerak menghindar, tangan bebasnya dia ayunkan lalu menghantam wajah Hirasaki.

Pria itu terlempar beberapa meter.

Giginya patah.

Hirasaki berusaha bangkit. Hanya dengan satu pukulan, tenaganya sudah terkuras habis. Dia meludah darah, mencoba bangkit, bersiap melawan serangan Takahiro yang lain.

Takahiro berlari ke arahnya, sedetik sebelum dia menghunuskan katana, Hirasaki berteriak, "Ryuu!"

Fokus Takahiro terbagi, dia menoleh ke arah Ryuu, membuat Hirasaki mendapat kesempatan balas menyerang. Pria itu melompat memutar dan menendang wajah Takahiro sampai terdorong beberapa meter.

Takahiro menggeram marah.

Hirasaki tersenyum miring. "Anda tidak bisa mengabaikan peringatan saya, kan, Shinigami-sama?"

"90% aku yakin kau tidak akan mampu mengkhianati Takahiro dan membunuh Chinatsu."

"Tapi Anda tidak bisa melupakan kemungkinan sepuluh persen yang ada." Hirasaki tepat sasaran. Takahiro mengepalkan tangan bebasnya, dia menyorot Hirasaki murka. "Manusia bisa melakukan apapun saat terdesak. Begitu juga dengan lari dari kenyataan seperti yang dilakukan Taka-chan sekarang."

"Kau terlalu banyak bicara."

Satu demi satu ayunan pedang Takahiro berhasil Hirasaki tangkis.

Hirasaki tahu Takahiro tidak mengerahkan seluruh kekuatannya. Dia terlalu paranoid dengan ancaman Hirasaki yang akan membunuh Chinatsu kalau Takahiro terlalu serius melawannya.

Namun tetap saja, yang dilawannya saat ini adalah Shinigami. Satu demi satu tulang Hirasaki seolah rontok setiap kali dia menahan tebasan Takahiro dan kesulitan memberikan serangan balasan.

Berapa lama lagi dia harus bertahan?

Setiap tentara yang diam-diam mencoba membantunya, pasti terhempas dengan tubuh terkoyak. Mereka mundur, takut menghadapi iblis berwujud manusia di depan mereka. Tanah cokelat yang mereka pijak kini justru berubah berwarna merah.

Hirasaki berlari, dia berusaha mengulur waktu dan mengistirahatkan diri. Sesuai intruksi, Ryu tetap berdiri di tempat, fokus melindungi aula istana.

"Sampai kapan kau mau bermain-main denganku Hirasaki?" Takahiro melemparkan katana. Berhasil menghantam paha kiri Hirasaki sampai pria itu menjerit ngilu. Hirasaki jatuh tersungkur. Dia sudah babak belur.

Tubuhnya semakin sulit digerakan. Takahiro mencabut katana-nya. Membuat darah Hirasaki muncrat keluar dari pahanya yang terluka.

"Aku membiarkanmu untuk melihat apa benar Chinatsu masih hidup? Tapi sejak tadi dia tidak datang. Dia tidak berusaha melerai, artinya... kemungkinan besar dia memang sudah tidak bernapas." Takahiro mencengkeram wajah Hirasaki, mengangkatnya tinggi-tinggi, membuat kedua kakinya melayang tidak bisa lagi memijak tanah.

Yami No TenshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang