Berasa bangga sama diri sendiri gitu, 2x YnT bisa update tepat jadwal. Saya bener-bener pengen bisa cepet namatin novel ini. Hahaha. Tinggal 3 chapter lagi padahal.
Btw, saya gak sempet nge-italic juga.
***
Chinatsu terisak-isak. Dia tidak bisa membangunkan Tuannya. Namun, tidak sekali pun terbesit pemikiran untuk meninggalkan Takahiro sendiri. Lagipula, untuk apa dia selamat kalau Takahiro pergi? Chi tidak punya apapun, dia tidak memiliki siapa pun. Tanpa Takahiro, tidak ada bedanya dengan mati.
Tubuh kecil itu berusaha menyeret Takahiro memasuki hutan yang lebih dalam. Mengerahkan seluruh tenaga yang tersisa demi menyembunyikan tubuh sang Tuan. Chi terengah-engah, namun dia tidak menyerah. Sedikit demi sedikit Takahiro bergeser, pelukan Chi di punggungnya mengerat, Chi berusaha mempercepat langkahnya.
"Anda tidak boleh mati." Chi terus menggumamkan kalimat yang sama. Dia berusaha menguatkan diri, "Anda tidak boleh mati mendahului pelayan Anda, Takahiro, sama."
Menemukan sebuah pohon yang cukup besar, Chi menyandarkan punggung Takahiro di sana. Dia menutupi tubuh sang Tuan dengan daun yang berhasil dia kumpulkan. Berlari melihat beberapa tumbuhan obat di kejauhan, Chi memetiknya hati-hati, tidak ingin ada tanaman lain yang bisa bercampur dengan obat sang Tuan.
Chi mencari batu besar dan kecil, setelah mengelap semua daunnya agar bersih, dia menumbuk tumbuh-tumbuhan itu cepat. Sesekali dia melirik Takahiro, mengedarkan pandangan ke arah lain memastikan mereka belum terkejar.
"Pergilah, Chinatsu." seseorang bicara, suara berat itu membuat Chi tersentak. Chi menoleh, melihat sosok yang menjulang tinggi di belakangnya. Pria yang memakai topeng rubah itu sekali lagi berkata, "Hanya menunggu waktu sebelum mereka datang. Pergilah. Tubuh Takahiro bahkan sudah tidak bisa kugunakan. Tidak lama lagi dia akan mati. Kalau kau bersikeras membawanya, kau juga akan mati."
Shinigami.
"Saya tidak akan membiarkan beliau mati!" Chi bersikeras. Dia menumbuk daunnya lebih cepat, dia harus bergegas. Kalau pendarahan Takahiro tidak segera dihentikan, Takahiro benar-benar akan mati mendahuluinya. "Saya tidak akan meninggalkan Takahiro-sama."
"Takahiro melakukan ini agar kau bertahan hidup."
"Lalu untuk apa saya hidup jika Takahiro-sama tidak di samping saya?!" Chi menelan ludah. Obatnya selesai, Chi merobek pakaiannya untuk dijadikan alas obat tersebut. Dia berlari pada Takahiro dan melepas pakaian sang Tuan. Meringis perih melihat banyak luka di tubuh pria yang dicintainya. Luka yang tertoreh karena Takahiro yang selalu ingin menyelamatkannya.
"Saya mencintai Takahiro-sama." Chi berkata lirih. Dia mengoleskan obatnya di tubuh Takahiro hati-hati. "Saya selalu mencintai Anda, Takahiro-sama."
Chi merobek pakaiannya lebih banyak, dia gunakan untuk membalut tubuh Takahiro agar obatnya bisa meresap. Chi menempelkan telinganya di dada Takahiro, jantung sang Tuan masih berdetak.
"Kekeraskepalaanmu hanya akan membuat Takahiro sedih. Pergilah." kali ini Shinigami berdiri di atas dahan pohon. Dia meluruskan pandangan. "Mereka akan datang."
Chi menggeleng. Dia menutupi tubuh Takahiro dengan daun setelah mengambil pisau di pinggang sang Tuan. Chi mencengkeram pisau itu erat. Selama ini, dia tidak pernah menyakiti siapa pun, dia tidak pernah terbesit pemikiran untuk membunuh. Tapi kalau dia harus membunuh seseorang demi menyelamatkan sang Tuan, maka dia tidak keberatan mengotori kedua tangannya.
Shinigami terus memperhatikan Chi yang berusaha memanjat ke atas pohon susah payah. Gadis itu berjongkok sambil mencengkeram pisau dengan kedua tangannya –erat. Tubuhnya gemetaran, tapi gadis itu tidak gentar.
![](https://img.wattpad.com/cover/86921563-288-k326802.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Yami No Tenshi
FantastikChapter 21 sampai ending diprivate Semua part masih lengkap. "Jika kematianku adalah bukti cinta untukmu, maka hidupku selamanya akan jadi milikmu." Sekejam setan namun serupawan malaikat. Setiap wanita yang melihatnya terbius dengan kar...