Delapan ; Rayuan Si Gadis Penghibur (4)

15.5K 2.6K 224
                                    

1716 Word (Panjang Bab penutup judul mah) 23/12/2016

***

Chi duduk bersimpuh. Menunduk dalam, cemas dengan apa yang akan dia alami setelah ini? benarkah dia tidak akan menyesal terkurung selamanya di Yoshikawa? Sebenarnya, pelacur itu melakukan pekerjaan semacam apa?

Lamunan Chi buyar saat pintu kamar barunya digeser. Dia menatap seorang pria besar bermata sipit yang berdiri di hadapannya –samping kanan Hamada. Chi tersenyum lebar. Apapun itu, selama untuk keselamatan Takahiro dia tidak keberatan walau harus mengorbankan nyawanya yang 'tidak berharga'.

"Selamat datang Tuan. Saya Chinatsu. Ini hari pertama saya sebagai pelacur, banyak hal yang tidak saya ketahui. Mohon bimbingannya." Bersujud. Pria itu menyeringai. Dia menoleh pada Hamada yang memberikan senyuman tidak kalah cerahnya.

"Kau mendapatkan barang yang bagus, Hamada-sama."

"Tentu saja, harga yang anda bayar setara dengan kualitasnya bukan?"

***

Chinatsu. Chinatsu. Chinatsu. Di mana Chinatsu?

Takahiro khawatir. Satu demi satu pintu di Yoshikawa dia dobrak. Beberapa pemandangan tidak seronok dia tangkap. Mereka yang dikejutkan panik dan segera membenahi pakaian. Tidak peduli, Takahiro terus melanjutkan pencariannya.

"CHINATSU!!!" gila. Setengah jam dia mencari, dan tidak menghasilkan apapun. Berapa banyak pintu yang sudah didobraknya? Namun dia tetap tidak mendapati keberadaan Chi. Sesak sekali. Apa yang terjadi pada 'adik' terkecilnya? Kenapa menjaga seorang gadis saja dia tidak bisa?

"Takahiro-sama, saya sudah meminta tolong pada beberapa pelacur untuk melacak keberadaan Chinatsu-sama." Tsukumi susah payah berhasil mengejar. Takahiro sampai di persimpangan jalan. Wanita itu mengatur napas. "Tidak ada yang tahu. Tapi kami semua akan berusaha."

"Bisa berhenti melakukan kekacauan ini?" suara berat seseorang menginterupsi percakapan mereka. Takahiro berbalik, begitu juga dengan Tsukumi. Wanita itu terkejut, wajahnya langsung berubah pasi. Pria dengan bekas luka sayatan di wajah menyeringai lebar, "tidak kusangka kau akan berkhianat pada Hamada-sama, Tsukumi. Bosan hidup ternyata? Atau wajah cantikmu mau dirusak dengan bara api seperti pelacur tidak tahu diri yang memimpikan kebebasan lainnya?"

Berlindung di balik Takahiro, pria dengan lukisan akar-api itu tidak menunjukkan rasa takut setelah dikepung puluhan pembunuh bayaran. Dia justru bertanya, "Kalian tahu di mana Chinatsu?"

"Maksudmu pelacur baru yang dihargai lima puluh koin emas setengah jam yang lalu?" lawannya justru menyeringai lebar. "Sepertinya kau memang terlambat melindungi Nonamu. Pelanggan pertamanya sudah berada di kediaman gadis itu saat kau seperti orang tidak waras dan terus mencari."

Terlambat?

Jadi maksudnya Takahiro terlambat?

Wajah pucat Takahiro menjadi hiburan untuk orang-orang yang memburunya. Pria itu tertunduk dalam dengan juntaian poni yang menghalau pandangan. Tsukumi ketakutan, apa Takahiro terlalu syok sampai tidak bisa bergerak? Manik kelam terus menyorot hampa, menyesali keteledorannya.

Chintasunya~ satu-satunya adik yang bisa dia jaga~

Ternoda padahal ada dalam jangkauan tangannya.

"Tenanglah. Kau bisa menebus kelalaianmu dengan nyawamu." Musuhnya memanfaatkan kesempatan. Menarik katana dan menyerang Takahiro yang terus bungkam. Tsukumi menjerit. Dia pasti mati. Dengan kondisi sang iblis Eiji yang seperti ini, dia pasti akan mati.

Yami No TenshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang