BAB 6 Perempuan Im-yang Pendekar Jelek

1.6K 36 0
                                    

"Apakah kau amat rindu dengan ketua Hian-hong- kau?" tegur Seebun Giok-hiong termangu.

"Yaa, sangat rindu Kenapa?"
"Kuanjurkan lebih baik jangan menaruh harapan yang kelewat besar kepadanya..."
"Kau tak usah kuatir"

"Baiklah, mari kita buktikan bersama apakah sikap ketua Hian-hong-kau kepadamu masih tetap seperti sedia kala ..." Kepada siau-cui perintahnya: "siapkan kuda, kita bersama-sama menjumpai ketua Hian-hong- kau."

Siau-cui menyahut dan segera beranjak pergi, tak lama kemudian ia muncul kembali seraya berseru: "Kereta telah siap"

Seebun Giok-hiong segera berkata kepada Lim Han- kim:

"Wajahmu sekarang aneh, lucu dan menyeramkan kalau dibiarkan berjalan biasa pasti akan menarik perhatian orang banyak, untuk menghindari semuanya ini lebih baik kita naik kereta saja."

"Terima kasih atas perhatian nona." Dengan langkah lebar ia beranjak keluar dan naik ke dalam kereta.

Seebun Giok-hiong mengikuti di belakang-nya, tak lama kemudian siau-cui telah melarikan kereta itu menelusuri jalan raya.

Tampaknya Seebun Giok-hiong dibuat bingung dan tidak habis mengerti oleh reaksi yang diberikan Lim Han- kim atas perubahan wajahnya, sebab reaksi pemuda itu ternyata sangat menyimpang dengan kejadian yang berlaku pada umumnya.

Ia berusaha keras menahan pelbagai kecurigaan yang memenuhi benaknya, selama duduk dalam kereta, secara diam-diam ia awasi terus setiap gerak-gerik dari Lim Han-kim. Namun pemuda tersebut ternyata hanya duduk bersandar pada dinding kereta dengan mata terpejam, tidak bicara juga tidak tertawa.

Sikap ini semakin menyulitkan Seebun Giok-hiong untuk menilai reaksinya.

Suasana hening mencekam ruang kereta itu, yang terdengar hanya bunyi guliran roda kereta yang melewati jalan, Lebih kurang setengah jam kemudian tiba-tiba saja larinya kereta kuda itu terhenti sama sekali, Menyusul kemudian terdengar suara Siau-cui berkata:

"Lapor majikan, kita telah tiba di tempat kediaman ketua Hian- hong-kau"

"Ketuk pintu" perintah Seebun Giok-hiong.

Siau-cui menyahut dan segera melompat turun dari kereta, Tak selang berapa saat kemudian ia sudah kembali ke depan kereta seraya berseru:

" Ketua Hian- hong-kau dengan memimpin para jagonya telah menyambut sendiri di depan pintu"

Seebun Giok-hiong berpaling kearah Lim Han- kim, katanya kemudian: "Ayo turun sebentar lagi kau akan bertemu dengan ketua Hian-hong-kau yang kau rindukan siang malam"

Lim Han-kim ragu-ragu sesaat, lalu seru-nya: "silakan nona turun lebih dulu"

Seebun Giok-hiong menyingkap tirai dan melompat turun disusul Lim Han-kim di belakangnya.

Saat itu Li Tiong-hui dengan mengajak siang Lam-ciau serta seorang gadis cantik telah menunggu di depan pintu gerbang, di belakang mereka berdiri berjajar delapan orang manusia berbaju hitam yang memakai ikat pinggang warna warni.

Sambil menghela napas Lim Han-kim berpikir :

"Aaai, padahal baru berpisah tiga hari, tapi ia seakan-akan sudah tidak kenal lagi denganku..."

Sementara itu Seebun Giok-hiong telah berkata:

"Terima kasih banyak atas sambutan kaucu"

"Sudah seharusnya, silakan masuk minum teh."

Tanpa sung kan Seebun Glok-hiong melangkah masuk dengan langkah lebar, sedang siau-cui dengan menarik Lim Han-kim mengikuti di belakangnya, Tampaknya semua orang yang hadir di situ tertarik oleh keanehan wajah Lim Han-kim yang penuh gambar tato itu, tak terasa semua orang memperhatikannya dengan seksama, setelah melewati pintu gerbang kedua dan melewati kebun, sampailah mereka di ruang belakang.

Pedang Keadilan IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang