BAB 4 Berduaan Dalam Kamar

1.8K 34 1
                                    

"Kalau panggilanmu kelewat asing dan menjaga jarak, bagaimana mungkin kita bisa membohongi Seebun Giok- hiong?" ucap Li Tiong-hui. "Lantas apa yang harus kita lakukan untuk membohonginya?"

"Berapa usiamu tahun ini?"
"Dua puluh satu tahun"
"Ada kakak atau adik?"
"Tidak, tak ada kakak ataupun adik, aku adalah anak tunggal"

"Oooh... tak heran jika watakmu aneh, kaku dan suka menyendiri"

Lim Han-kim menghela napas panjang, ia seperti hendak mengucapkan sesuatu tapi niat itu diurungkan kembali,

Kembali Li Tiong-hui berkata: "Usiaku tiga tahun lebih muda daripada dirimu, boleh aku memanggil kakak kepadamu?"

"soal ini... soal ini..."

"Tak usah ini itu lagi, kalau tak mau memanggil aku adik, sebut saja namaku Aaaai... bila ingin bersandiwara, paling tidak kita harus membuat Seebun Giok-hiong percaya sepenuhnya bahwa kita memang sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta..." setelah tersenyum, lanjutnya: "Aku hendak menggunakan cara yang paling lembut dan hangat untuk membuktikan kepadamu bahwa wanita bukan makhluk yang menakutkan."

Lim Han-kim merasa tak sanggup berdebat terus dengan gadis itu, maka dia tertawa hambar dan tidak berbicara lagi.

Tiba-tiba Li Tiong-hui bangkit dan berjalan menuju ke depan pintu, teriaknya keras-keras: "Siapa yang sedang bertugas?"

"Aku"jawab seseorang dari luar pintu, "Apakah kaucu ada perintah?"

"Masuklah, aku hendak bicara dcnganmu" Terlihat seorang lelaki kekar berbaju hijau dengan bahu kiri menggembol golok, bahu kanan membawa sebuah tabung hijau berbentuk bulat yang bentuknya tidak mirip senjata juga tidak mirip senjata rahasia, melangkah masuk ke dalam ruangan.

Menyaksikan bentuk rupa orang itu, diam-diam Lim Han-kim berpikir Tampaknya perkumpulan Hian- hong- kau memang tak bisa melepaskan diri dari dandanan yang aneh dan menyeramkan. "

Tampak orang itu memberi hormat kepada Li Tiong- hui sambil bertanya: "Kaucu, apa perintahmu?"

"sampaikan pesanku, semua kekuatan disini harap segera mengundurkan diri dan gedung ini"

Lelaki itu menyahut, membalikkan badan dan segera berlalu, Li Tiong-hui kembali menambahkan "Biarkan si Dewa buas, iblis jahat, setan penasaran dan sukma sedih tetap tinggal di sini"

Lelaki itu tidak banyak bertanya, ia meneruskan langkahnya meninggalkan tempat itu.

sepeninggal orang itu, baru Lim Han-kim berbisik:

"Tampaknya peraturan organisasi dari Hian- hong- kau sangat ketat."

"Kau cukup tahu bagaimana kejam dan buasnya watak empat manusia buas itu, nyatanya lambat laun mereka pun mulai tunduk di bawah perintahku."

"Kemampuan nona untuk menundukkan mereka sungguh membuat aku kagum dan hormat Aku lihat kecuali nona, di dunia ini susah untuk menemukan orang kedua yang mampu menundukkan empat manusia buas tersebut"

"Kau kelewat memuji, padahal kemampuan Seebun Giok-hiong serta Pek si-hiang sama sekali tidak berada di bawah kemampuanku Apa yang bisa kulakukan pasti mereka bisa lakukan juga."

Belum sempat Lim Han-kim memberikan tanggapannya, tampak lelaki kekar berbaju hijau itu telah muncul kembali dengan langkah cepat, sambil memberi hormat katanya: " Hamba telah meneruskan perintah kaucu, tiga puluh delapan orang jago kita telah ditarik keluar dari gedung ini."

"Bagus, kalian mundur ke kantor cabang kedua, sepuluh li dari sini dan menunggu perintahku berikut siapa pun dilarang meninggalkan tempat"

Lelaki berbaju hijau itu mengiakan dan segera beranjak pergi, selama berbicara ia selalu berdiri dengan sikap hormat

Pedang Keadilan IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang