Aku percaya semakin angin berhembus kencang, cobaan semakin banyak. Setelah ibu meninggal aku memang jarang pulang menuju rumah aku dan Aline, iya tempat yang aku sebut rumah itu. Rasanya setiap melihat dia perasaan gusar menguasaiku, dan aku tidak ingin melihat wajahnya. Untung saja apartement ku masih ada jadi aku tidak perlu kebingungan di mana aku harus istirahat setelah shooting usai. Aku juga hanya mengabarkan Aline sekali-kali, uang untuknya perbulan tidak pernah lupa aku transfer. Aku tidak memperbolehkannya bekerja karena aku tidak mau terlihat seperti orang yang tidak bertanggung jawab. Walau pernikahan kami sudah masuk tahun ke-4 aku masih belum pernah menyentuhnya. Aku pulang hanya untuk melihatnya, lalu esoknya aku pergi lagi.
Sebenarnya aku heran dengan Aline dia terlihat begitu sbar menghadapiku, dan uang yang selalu aku kirimkan juga dia tidak pernah gunakan. Padahal dia tidak bekerja dari mana uang untuk memenuhi keperluannya sehari-hari. Tatkala lelah begitu menerpaku aku pulang ke rumah ibu, walau di sana sudah tidak ada ibu lagi tapi kenanganku masih tertinggal di sana.
Bibi Sum selalu aku kabari saat aku sedang libur panjang, ia tidak pernah lupa menyiapkan makanan untukku. Aku menikmati setiap sudut kamar ibu walau wangi dari ibu kian samar.
Anton juga jarang bertemu denganku karena dia sibuk dengan perusahaannya. Aku mencoba memahami kesibukannya. Aku juga sibuk dengan photoshoot juga shooting kita berdua sama-sama memiliki waktu yang sulit.
Aline..Aline aku tidak tahu apa yang aku harus lakukan agar dirimu bisa muak denganku?
Hujan deras tidak kunjung berhenti sedari pagi, aku sedikit khawatir dengan Aline. Biasanya saat Aline merasa jenuh dia pergi ke toko buku, semoga saja hari ini dia tidak pergi ke toko buku.
Untuk memastikannya lebih baik aku mengiriminya pesan..
"Jangan pergi ke luar, hujan deras"
Mengetik..
"Aku tidak pergi kemana-mana.."
"Jangan membuat dirimu terluka, aku tidak ingin ibu nanti memarahiku..
"Iya.."
Aline memang wanita yang baik, dia begitu penurut dan tidak pernah membantahku, dia benar-benar menuruti pesan ibu. Sayang sekali Aline, kamu tidak bisa memasuki celah hatiku.. hatiku hanya untuk Anton. Sepertinya impian Ibu untuk memiliki cucu juga tidak akan tercapai, semua ini salahku..
Maafkan aku..

KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband an Actor
RomanceAku kira semua ini hanya mimpi.. Mencintaimu tidak pernah sejelas ini.. Kamu hanya seseorang yang seperti tokoh fiksi yang aku kagumi.. Tapi takdir mempertemukan kita pada titik yang sama.. Walau kamu tidak mencintaiku.. Aku tahu jelas kamu menjauhi...