Time (Zavira Aline)

1.7K 69 0
                                    

Walau hanya sebentar saja bisa berbincang santai dengan mas Juna rasanya hatiku begitu senang. Perbincangan kami semalam seputar dirinya sendiri, juga kegiatan ia belakangan ini. Aku sadar jika aku dan mas Juna sudah terikat janji suci, tapi kami bukan kebanyakan suami istri biasanya.

Pagi tadi saat mas Juna pergi untuk jadwal pemotretan dengan taksi yang ia pesan sendiri tak ada sepatah kata pun yang saling kami ucapkan. Ia berangkat begitu saja, tanpa aku bisa menyiapkan sarapan, dan barang-barang yang akan dibawanya.

Aku sudah membeli koran dari beberapa hari yang lalu, mencari pekerjaan di kolom khusus pencari kerja. Beberapa lowongan sudah aku lingkarkan dengan pulpen merah. Aku juga memeriksa alamat perusahaan, pendidikan yang dibutuhkan, dan persyaratan. Aku membuka laptop hitamku. Sudah lama rasanya tidak menarikan jari di keyboard laptopku. Karena mas Juna kemarin sakit, semua perhatianku terpusat padanya.

Ada 3 perusahaan yang cocok denganku. Perusahaan di bidang penerbitan, media online, dan perusahaan yang bergerak di bidang makanan. Ada satu lagi pilihanku, sekolah. Aku rindu mengajar. Tapi sekolah akan menjadi pilihan terakhirku bila aku tidak diterima oleh 3 perusahaan tersebut. Aku membuka amplop kuning yang berisi ijazah S1, dan S2. Sehelai foto pernikahan aku dan Mas Juna terjatuh. Mas Juna juga melarangku memasang foto pernikahan kami. Ia tidak ingin ada tamuku nanti bila datang melihat foto kami berdua dan curiga. Sebenarnya status di KTP ku juga masih tertulis 'belum menikah'. Karena aku dan mas Juna sebenarnya menikah siri. Jadi nama kami berdua tidak tertulis di data pemerintahan. Di rumah ini hanya ada foto-fotoku yang aku pajang di atas meja dekat televisi, agar terlihat lebih hidup.

Aku mengemas ijazah, dan menuliskan CV. Sebelum mengirim CV aku membaca doa, aku berharap ada perusahaan yang bisa menerimaku, walau pengalamanku belum ada. Seharian laptop aku nyalakan, aku gelisah menunggu balasan.

"Mungkin semua perusahaan sedang sibuk, jadi tidak membaca emailku.." aku ingin mematikan laptopku, dan mengirim cv yang banyak ke banyak perusahaan saja. Agar aku tidak pantang menyerah.

Ting..

Bunyi laptopku menandakan ada email baru yang masuk.

Food Health.

"Wow!!!" seruku senang, tidak sabar aku membuka emailnya dan membuka isi dari email tersebut.

To : Zaviraalinegmail.com

From:Foodhealthcorpsgmail.com

Hello!

Kami sudah menerima dan membaca CV yang anda kirimkan. Selamat! Anda sesuai dengan klasifikasi yang kami inginkan. Jika anda sangat berminat dengan perusahaan kami, anda bisa datang ke perusahaan kami besok, pukul 10.00 WIB untuk wawancara, dan informasi lebih lanjut.


Regards,

Laluna Dewi



Aku membaca email tersebut dan melonjak kesenangan. Aku tidak menyangka besok akan wawancara juga akan bekerja di ibu kota, perusahaan besar pula! Tanpa pikir panjang aku langsung mencari pakaian terbaikku. Blazer hitam, rok coklat sedengkul, dan high heels 5 cm hitam. Pakaian yang sudah lama tidak aku kenakan. Untung saja ukuran tubuhku tidak berubah jadi aku tidak perlu panik pakaian apa yang akan aku kenakan esok.

Aku memasang alarm lebih pagi, dan memejamkan mataku. Sebelum aku tertidur aku mengirim pesan singkat untuk mas Juna.

"Mas besok aku akan wawancara kerja, semoga harimu selalu menyenangkan.." aku meletakan ponselku, lalu tertidur. Berharap hari esok cepat datang, dan aku bisa keluar dari rasa jenuh yang melilitku selama 4 tahun ini.

****

Sesuai rencana, aku berangkat dari rumah 08.00 pagi untuk menghindari macet. Aku mengenakan pakaian terbaikku, menata rambutku, dan mengenakan makeup yang terlihat lebih natural. Gerbang perusahaan yang di jaga 3 orang satpam menghentikan laju mobilku. Dengan rasa sopan aku membuka kaca jendela mobilku.

My Husband an ActorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang