Seharian ini mas Juna hanya berdiam diri di rumah. Sibuk membuka halaman demi halaman buku di tangannya, televisi di depannya menyala tanpa ia tonton. Aku melihatnya senang, akhirnya ia sudah sehat, dan aku bisa melihatnya di rumah. Ia menatapku.
"Jangan ngeliatin saya, saya merasa jadi maling," aku berdeham dan berdiri di depannya.
"Mas Juna sudah merasa lebih baik?"
"Sudah.."
"Oh begitu.."
"Kamu mau nonton televisi? Nonton aja.."
"Engga kok mas, aku hanya mau memastikan mas baik-baik saja.." mas Juna menutup buku yang ia baca dan menghela nafas.
"Aline kamu, saya perbolehkan bekerja.. tapi.."
"Tapi apa mas?"
"Tapi saya gak mau sampai ada orang yang tahu kalau kamu istri saya, paham?" aku menganggukan kepalaku, tentu saja hal itu sudah menjadi konsekuensi semenjak kami menikah.
"Duduk di situ Aline, sepertinya kamu juga ingin banyaak berbicara dengan saya kan?"
"Mas, tidak bisa pulang 3x dalam sebulan?" Juna memejamkan matanya "Aline, kamu tahu kan saya sedang sibuk membintangi film layar lebar. Jadwal saya padat. Saya tidak bisa pulang terlalu sering.."
"Maaf.." aku menundukan kepala merasa bersalah dengan permintaanku.
"Sudahlah, pokoknya kamu kalau mau bekerja. Silahkan saja, tapi jangan sampai ada yang tahu kalau kamu istri saya. Ingat Aline! Sampai ada yang tahu, karier saya bisa hancur.." aku menganggukan kepalaku.
"Terimakasih Aline kamu sudah mengerti saya, mungkin saya suami paling menyebalkan sedunia ini ya?" aku ingin mengiyakan pengakuannya, tapi aku tetap diam.
"Aline saya rasa kamu harus sering ke salon, merawat rambutmu itu.. kelihatan kusam dan tidak modis" jariku sontak merapihkan rambutku.
"Paling tidak jika kamu ingin saya menyentuhmu, kamu harus tampil lebih cantik daripada lawan main saya di film," aku merasa tersinggung dengan perkataannya, bagaimana aku bisa menyaingi para pemain film. Mereka memiliki stylish sendiri, dan bisa mengikuti semua trend berbeda sekali denganku yang hanya berdiam diri di rumah.
"Baik mas.." aku langsung masuk ke kamarku, dan mematut diriku depan cermin. Wajahku memang biasa saja, rambutku juga hitam tidak modis.
Mas Juna benar, aku tidak cantik dan hanya membuatnya muak saat ia kembali pulang ke rumah..
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband an Actor
Roman d'amourAku kira semua ini hanya mimpi.. Mencintaimu tidak pernah sejelas ini.. Kamu hanya seseorang yang seperti tokoh fiksi yang aku kagumi.. Tapi takdir mempertemukan kita pada titik yang sama.. Walau kamu tidak mencintaiku.. Aku tahu jelas kamu menjauhi...