I love you!

386 43 14
                                    

9 Agustus 2016

Yeri meletakan secangkir kopinya.  Ia menatap lurus pada lawan bicaranya saat ini.  Sudah hampir setengah jam mereka bertatap muka tapi tidak ada satu pun yang mau memulai pembicaraan terlebih dahulu. 

"masih ingat tanggal ini?"

"ya, 9 Agustus. Tidak akan ada yang lupa pada tanggal kan"

"ini filed anniversary kita yang ke tiga tahun"

Yeri menghela napasnya pelan. Mengingkit masa lalu itu mengungkit lukanya sendiri. Tapi seperti apa yang miss stepahin pernah ucapkan Yeri tidak akan berusaha untuk menjadi orang yang menahan rasanya lagi.

"itu masa lalu Jun"

"ya,  itu masa lalu dan benar-benar berlalu.  Tapi Yer,  aku-" Junhoe menghentikan perkatannya dan mengambil napasnya dalam-dalam "-aku tersiksa selama tiga tahun dengan memendam rindu pada kamu"

"aku tahu. Dan aku rindu kamu juga selama itu. Aku hampir kehilangan akal sehat awalnya tapi kemudian semuanya lekas membaik seiring waktu" Yeri menatap Junhoe sekilas kemudian mengalihkan pandangannya pada gelas kopinya yang sisa setengah gelas.

"aku bener-bener nyesel Yer soal waktu kita putus itu.  Aku sama sekali gak tahu menau apapun, aku terlalu buta karena Mina ada di sampingku. Aku bener-bener minta maaf"

Yeri menyunggingkan senyumnya dengan masam.  Kalau bukan karena tidak bertemu di jalan dengan Junhoe tadi ia tidak perlu repot-repot mengorek luka lama.

"seperti yang aku bilang.  Itu sudah masa lalu tidak ada yang harus di sesali"

"tapi,  perasaan bersalah menghantui ku selama ini Yer"

"karena kamu terlalu tenggelam dalam rasa bersalah itu. Dan karena kamu sendiri yang tidak pernah jujur dengan perasaan kamu"

Junhoe terdengar menghembuskan napasnya dengan berat. Ia mencoba meraih jemari Yeri yang kini bermain-main di pinggiran gelas. 

"Ya, aku memang gak pernah jujur sama perasaan aku.  Tapi apa kamu pernah tanya,  aku cinta kamu atau enggak?"

Yeri sedikit terperanjat ketika jemarinya mulai di sentuh jemari Junhoe.  Ia mengangkat kepalanya hingga Yeri bisa kembali menatap kedua mata Junhoe.

Sudah lama ia tidak menatap mata Junhoe begitu dekat.  Dan rasanya masih sama.  Debaran itu selalu sama di dalam hatinya tidak pernah berubah sedikit pun. Tatapan mata Junhoe pun tidak pernah berubah padanya.  Untuk beberapa saat Yeri tidak bisa mengedipkan kelopak matanya.

Yeri kemudian tersadar dan mengedipkan kelopak matanya. Ia menarik tangannya dari genggaman Junhoe.  "bukan aku yang tidak pernah menanyakan itu kak. Cuman, setiap aku mau tanya mata kak June selalu sudah punya jawaban dari yang aku minta-" Yeri mengambil jeda di ucapannya sembari mengatur napasnya yang mulai tidak teratur.

Lama tidak berbicara seserius ini dengan Junhoe membuatnya cemas dan merasa luka itu basah kembali.

"-aku cuman gak pernah sempat buat tanya, karena di matamu cinta itu hanya seperti hal pemberian yang tidak ada artinya. Yang tidak ada maknanya, yang kamu tahu hanya bagaimana mendapatkan cinta itu tanpa merasakannya. Kak June emang suka tapi kak June gak bisa merasakan bedanya suka dan cinta."

Junhoe menelan ludahnya dengan susah payah mendengar ucapan Yeri. Benar kata Hanbin dan Bobby,  Yeri sudah berbeda dari terakhir kali ia meninggalkan Yeri. Gadis itu jadi lebih dewasa.

"Itu hanya mata, kenapa kamu gak pernah tanya? Apa mata itu bisa berbicara sampai kamu nyimpulin seperti itu?"

Yeri menyungging senyumnya tinggi-tinggi.  Ia meletakan tangannya tepat di dadanya.  "mata itu kata hati yang tidak bisa di ucap dari bibir kak"

Who You? (June x Yeri)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang