kecewa

363 44 3
                                    

09 Maret 2013

"wow,  sangat menarik"

Begitulah sekiranya ucapan yang Yeri dengarkan setelah ia menyelesaikan latihannya.  Hari ini Junhoe menemaninya untuk berlatih.

Yeri sendiri bertanya-tanya kenapa laki-laki itu mau menungguinya berlatih selama kurang lebih satu setengah jam ini. Ia berjalan ke arah Junhoe yang sedang menatapnya dengan perasaan bangga sambil menyodorkan sebotol air mineral.
"trims" ucap Yeri sambil menyambar air mineral dari tangan Junhoe.  Ia berdiri di depan Junhoe sambil menikmati minumannya.

"jadi,  sepertinya  aku bisa berbangga dan menyombongkan diri akhir minggu ini saat melihatmu tampil"

Yeri mengangkat sebelah alisnya mendengar ucapan Junhoe,  ia menyodorkan botol air minerlanya pada Junhoe sambil seolah menanyakan pada Junhoe 'apa maksud Junhoe'

"maksud ku semacam aku yang akan berteriak sambil mengumumkan pada orang-orang bahwa kau pacar ku,  mungkin seperti itu"

"oh ya tuhan,  aku tidak tahu apa yang merasukimu sungguh,  belakangan kau bersikap seperti menjauh dan sekarang tiba-tiba selalu berada di sampingku bahkan kau hampir saja sesumbar soal hubungan kita ayolah Jun -"

"iya aku tahu setiap orang sudah tahu kau pacar ku, hanya sedikit bersombong diri saja pada orang-orang.  Tidak salah kan? " potong Junhoe, ia memperhatikan Yeri sambil tersenyum menggoda Yeri.

"konyol,  kau pikir setelah itu aku akan mengatakan 'oh tidak pacarku baru saja berbangga hati padaku' seperti itu? "

Junhoe hanya mengedikan bahunya seolah-olah ia tidak rahu atau ia ingin mengatakan 'mungkin'

"jangan harap oke? Jangan sesumbar apapun atau kau tidak bisa duduk di deretan paling depan"

"oh sepertinya aku benar-benar kalah pada tuan putri"

Tidak ada tanggapan dari Yeri,  yang gadis itu lakukan hanya melemparkan handuk yang baru saja ia pakai untuk mengelap keringatnya ke arah Junhoe. Sejujurnya ia sangat senang melihat Junhoe yang terlihat begitu akrab di matanya.

Melihat Junhoe-nya mungkin itu adalah kata yang paling tepat saat ini ketika Yeri melihat Junhoe yang duduk di lantai sambil sedikit bergurau dengannya. Kalau di katakan sebenarnya Yeri lelah dengan kisah cintanya yang berbelit belakangan ini.

Bisa di katakan esensinya untuk bersama Junhoe semakin jarang. Dan justru ia sedang membuat eksistensi dirinya dengan acara festival ini.

"jadi,  apa kau tidak punya rencana mengganti baju dan makan malam?  Sebenarnya aku sangat lapar"

Yeri tertawa. Sungguh benar-benar Junhoe yang sangat memiliki selera humor seperti apa yang ia tahu. 

"makan saja kata-katamu tadi Jun,  yang kau bilang ingin sesumbar. Bukankah itu sudah cukup membuatmu kenyang?" goda yeri pada Junhoe.

"oh sayangnya kata-kata itu sudah beberapa menit yang lalu ku ucapkan. Bagaimana dengan memakan nasi dan lauk saja.  Apa itu terlihat membosankan untuk dimakan olehku? "

Sekali lagi Yeri tertawa dan menatap Junhoe dengan lekat-lekat.  "oke,  aku akan ganti baju. Peringatan besar untukmu DILARANG MENGINTIP atau kedua bola matamu akan lepas"

"oh aku sangat takut mendengarnya" ucap Junhoe dengan nada seolah-olah dia takut.  Namun, dari nadanya pun masih terdengar betapa laki-laki ini mencoba untuk bercanda dengan kekasihnya meski sudah jarang bertemu.

Junhoe meremas jemarinya yang terasa bergetar.  Sangat sulit bersikap pada Yeri seolah tidak ada apapun yang mengganggu hubungan mereka belakangan.  Ia menghela napas pelan, ini lebih sulit daripada apa yang Junhoe bayangkan.

Who You? (June x Yeri)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang