Awal Cerita

718 75 0
                                    


15 Maret 2012

Yeri mempercepat langkah kakinya, beberapa kali ia melihat jam tangannya. Sudah pukul sembilan malam yang artinya seluruh gerbang sekolah dan asrama sudah di tutup. Ia mulai berlari kecil, napasnya mulai tersengal-sengal, Yeri mencoba membuka gerbang belakang sekolah dan hasilnya nihil gerbang yang berukuran seperti pintu biasa itu tidak mau terbuka.

Yeri mendesah pelan, bodohnya ia lupa membawa ponselnya saat ini. jika bukan karena membelikan obat untuk Tzuyu ia tidak mungkin akan terkunci di luar pagar sekolah.

"ishh, apa yang harus ku lakukan"

Yeri mmebalikan badannya. Ia tidak mungkin akan berdiri di depan gerbang seperti orang hilang, tapi akan semakin tidak mungkin jika Yeri balik kerumah. Ia menendang batu kecil yang ada di depannya merutuki kebodohan dirinya sendiri.

"siapa itu? hey kamu yang baru saja menendang batu"

Yeri menolehkan kepalanya, secercah harapan mulai timbul baginya. Ia menghampiri pemilik suara tadi. Kalau Yeri tidak salah ingat laki-laki yang ada di hadapannya adalah Go Junhoe, sang kapten basket sejak SMP hingga SMA.

"Kamu ngapain di luar? Ini udah jam sembilan lewat, kamu mau kabur dari asrama ya"

"Eh, enggak kok kak. Aku habis dari apotik beli paracetamol" Yeri menjinjingkan tas kresek putih yang berisi parasetamol.

"Masuk gih"

"Pintu gerbangnya kan kekunci"

"Buka aja coba"

Sejujurnya Yeri tidak yakin mendengar perintah dari Junhoe, karena terakhir kali ia mencoba membuka pintu gerbang itu tidak mau terbuka. Yeri menuruti perintah Junhoe, dan benar saja pintu gerbang itu terbuka. Ia merasa heran, Yeri menatap Junhoe dengan penuh pertanyaan.

Junhoe menghela napas pelan, ia menatap mata Yeri sekilas dan satu detik kemudian ia mengalihkan padangan. "Bisa gak buat jangan natap kayak gitu? Intinya aja deh ya kalau aku kelua asrama jam segini dan bisa bukain kamu gerbang artinya apa?"

Yeri mulai menunjukan senyuman konyolnya dan menampilkan deretan geligi rapihnya. "Kakak yang jadwal jaga ya? Maaf kak aku gak tahu, tapi thanks ya udah di bukain gerbangnya lagi"

Yeri mengambil langkah mundur, ia membalikan badannya dan meninggalkan Junhoe di depan pintu gerbang, tapi belum sampai tiga langkah tangan Yeri sudah ada yang menahan.

Yeri hanya bisa menatap bingung pada Junhoe, apalagi pada genggaman tangan Junhoe pada pergelangan tangannya.

"Bahaya kalau kamu balik ke asrama sendiri, pak Lee baru keliling asrama juga nanti kalau sampai ketahuan kamu bisa dihukum"

Yeri hanya mengangguk mengerti dan mengikuti Junhoe dari belakang. Ia merapatan resleting jaketnya hingga ke leher. Udara malam ini membuat Yeri merasa tulang-tulangnya tertusuk.

"Kamu kelas berapa?"

"Aku? Sembilan" lagi-lagi Yeri menampilkan geligi rapihnya yang hanya di sambut senyuman tipis dari Junhoe.

"Nah, udah sampai depan asrama, lain kali jangan di ulang ya"

"Iya kak sekali lagi thanks lain kali aku bales deh kalau kakak butuh pertolongan"

Yeri melambaikan tangannya pada Junhoe, ia segera masuk kedalam asrama tapi lagi lagi ia di tahan oleh tangan Junhoe.

"Kenapa lagi kak?"

"June, go Junhoe. Jangan pernah panggil aku kak"

Yeri merasa pipinya mulai memanas, mungkin saat ini wajahnya sudah merona karena Junhoe. Siapa yang tidak senang dan merasa tersipu jika ada seorang laki-laki populer memperkenalkan dirinya dan terlebih menolongnya.

"Yeri, Kim Yerim. Udah ya June, good Night" Yeri menjabat tangan Junhoe. Ia anggap ini sebagai awal perkenalan mereka.Yeri tergesa-gesa memasuki asrama, Tzuyu pasti sudah sangat menunggu obatnya.

"Good night yer" Junhoe melepas tangan Yeri.

Junhoe masih berdiri di depan pintu asrama putri, ia masih menatap punggung Yeri yang belum menghilang dari lorong, namun semakin lama semakin tidak terlihat. Ia memutuskan membalikan badan. Ia mulai tersenyum lebar mengingat wajah Yeri yang memerah beberapa menit lalu. Menurut Junhoe Yeri cantik, sangat cantik.

"Jun! Astaga aku nyari kamu tahunya di deket asrama wanita" Hanbin menghampiri Junhoe yang berada beberapa langkah didepannya. Ia menengok ke kanan dan ke kiri. Hanbin pikir June baru saja bertemu dengan seorang perempuan,

"Kamu gak lagi ketemu sama anak putri di depan asrama kan Jun?"

"Apa sih Bin, udah balik aja deh mending sekarang. Sepuluh menit lagi ada pemeriksaan kamar"

Junhoe mengalihkan pembicaraannya, pasalnya jika Hanbin tahu bisa saja Hanbin menyebarkan gosip bahwa Junhoe punya pacar. Sejauh ini Junhoe masih sendiri.

Junhoe meninggalkan Hanbin di belakangnya. Junhoe tidak peduli bagaimana Hanbin terus menerus memojokan dia dengan perkataannya. Junhoe mulai melihat telapak tangannya, masih terasa bagaimana tangan Yeri menyentuh telapak tangannya. Terasa sangat halus, dan membuat Junhoe nyaman dengan jabat tangan asing itu. Junhoe tersenyum untuk kedua kalinya mengingat perkenalannya dengan Yeri.

Awal cerita yang membuat sebuah kenangan yang panjang – Yeri,k


A.N

Hello, thanks ya yang vote dan komen aku selalu menghargai apa yang kalian lakuin. Jangan lupa selalu vote cerita aku ya. Aku tahu ini masih terkesan amatian dan monoton but, kritik dan saran sangat di perlukan. (:

Who You? (June x Yeri)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang