From : Hussein Arief M.A
To : Fairuz Thaher
Subject : Jaga kesehatan
Ingat pesanku agar cepat pulang dan beristirahat. Sudah kau laksanakan? Aku akan pulang larut malam, ada beberapa hal yang masih didiskusikan dengan Paman Harun. jadi segeralah tidur. Kau harus istirahat total. Ingat konsekwensinya jika dilanggar.From : Fairuz Thaher
To : Hussein Areif M.A
Re : Jaga kesehatan
Sorry Mas, tadi pulang nebeng mobil Hardi bareng temen-temen. Mba Niken mampir ke mini market sekalian aku ikut belanja. Sekarang mau mandi dan langsung tidur. Mau kusiapkan makan malam?From : Hussein Arief M.A
To : Fairuz Thaher
Re : Jaga kesehatan
Tidak. Demi Tuhan segeralah tidur!Fairuz menggigit bibir menerima e-mail terakhir Hussein. Pria itu marah bila dibantah. Lebih baik tak usah dibalas meminimalisir kemarahan pria itu. Fairuz membaca pesan lain datang dari adiknya. Sambil menuju kamar mandi, mengisi bath up nya dan menyalakan lilin aroma terapi.
From : Dewi Dinda Thaher
To : Fairuz Thaher
Subject : Tekanan bathin!
Mbak, aku tak tahan lagi dengan aa. Dia sama sekali tak mau gantian bangun malam untuk menangani si kecil. Aku tahu dia capek seharian kerja. Tapi di rumah aku kan gak nganggur!Fairuz menggeleng kepala. Adiknya menikah terlalu muda. Usianya baru dua puluh tahun dan sudah memiliki anak, kembar pula. Sementara Dewa, adik kembarnya memutuskan untuk kuliah di salah satu universitas terbaik di Bandung. Mungkin karena kemarahan Dewi yang menolak kakaknya dinikahi secara siri. Dewi yang mengetahui kuliah kedokterannya dibiayai Hussein, memutuskan drop out dan memilih menikah dengan kekasihnya. Padahal Fairuz melakukan hal itu agar adik-adiknya memiliki masa depan yang lebih baik dan terlindungi di bawah naungan nama Hussein Arief Malik Ar-Rasyid. Tapi rupanya Dewi tak sependapat.
Setelah dua tahun akhirnya Dewi mulai menerima Hussein, melihat bagaimana perlakuan pria itu terhadap kakaknya.
From : Fairuz Thaher
To : Dewi Dinda Thaher
Re : Tekanan bathin!
Lantas kau mau apa? Mbak kan sudah bilang punya baby satu aja repot apalagi kembar. Maklumi suamimu, dia butuh istirahat. Mbak tau kaupun butuk istirahat. Satu-satunya solusi ya sewa baby sitter. Paham Dewi? Yang sabar ya. Peluk cium untuk keponakan-keponakan tersayang.Hari ini rupanya banyak orang yang merindukannya. Buktinya banyak e-mail yang masuk. Ia buka berdasarkan urutan sekalian membalasnya.
From : Dimas Raka
To : Fairuz Thaher
Subject : Where are U?
Fai, kau tak ada selama istirahat siang. Kau lembur or pergi ke resto? Jangan memaksakan diri, toh bosmu sedang tidak ada ditempat. Setidaknya gunakan waktu istirahatmu dengan baik. Besok kutunggu di kantin.From : Fairuz Thaher
To : Dimas Raka
Re : Where are U?
Sorry Dim, aku makan di kantor. Itu juga Risma yang belikan. Proyek hotel di Surabaya belum juga kelar, masih banyak revisi.From : Dimas Raka
To : Fairuz Thaher
Re : Where are U?
Ya aku dengar juga. Sepertinya Pak Harun berniat membangun hotel terbesar se Indonesia.Fairuz enggan membalas lagi. Ia tak ingin membeberkan informasi proyek Hussein, walaupun Dimas teman dekatnya. Profesionalisme dan rahasia perusahaan harus tetap di jaga.
Ia pun membaca e-mail Stevani dengan judul yang menarik perhatiannya, sambil menunggu air di bath up nya penuh.
From : Stevani Everlyn Brata
To : Fairuz Thaher ; Niken Purwati ; Risma Ramadhani
Subject : HARDI HOT
Kalian tau apa yang gue lakukan saat ini? Ganggu kalian sementara Hardi mandi. Well gue akan mempraktekan tips-tips yang kita bicarakan tadi. Besok liatlah wajah gue. Dijamin membuat kalian iri! Satu hal lagi untuk kalian, selamat bersepi sunyi ria. Sementara gue? Well...tempat tidur sudah mulai panas dan gue akan dibakar hidup-hidup oleh neraka kenikmatan. Besok gue ceritain betapa hot-nya Hardi gue...Ia tak langsung membalasnya, waktunya mandi menyegarkan diri dari kepenatan. Ia hampir saja tidur di kamar mandi tersihir lilin aroma terapi yang ia nyalakan sebelum ia menenggelamkan diri dalam kesegaran bath up.
Fairuz segera bangkit mengambil handuk dan membuka saluran pembuangan. Ia mengoleskan body butter pada seluruh tubuhnya lantas mengenakan jubah mandi. Kini tubuhnya benar-benar segar. Setelah itu ia menuju dapur hendak membuat susu hangat sebelum ia tidur. Sambil berjalan ia membalas e-mail Stevani.
From : Fairuz Thaher
To : Stevani Everlyn Brata
Re : HARDI HOT
Ok! Loe coba praktekin dulu, kalo hasilnya memuaskan nanti gue coba.From : Stevani Everlyn Brata
To : Fairuz Thaher
Re : HARDI HOT
Astaga! Gue jadi kelinci percobaan! Tapi setidaknya cuma elo sahabat gue. Yang lain ga ada yang bales.From : Fairuz Thaher
To : Stevani Everlyn Brata
Re : HARDI HOT
Elo lagi PMS ya Van? Bawaan loe sensi aja. Klo mereka ga balas loe wajar. Ranjang Mbak Niken dingin gegara Mas Amar dinas luar kota trus elo pake acara manas-manasin, hadeeeh ya bete lah kalo gue diposisi dia. Lagian juga ngapain bewara ke Risma, anak polos gitu loe racunin pikirannya.Kemudian Fairuz mendapat notifikasi chatting. Dibukanya pesan itu yang merupakan balasan dari Stevani .
● sadis loe ke gw!
● loe temen gw bkan c?
● Tega! Tega! Tega
● ~emot mewek~®cape gue ngomong ama cewek yg lg PMS
®Gue mau tidur!● Astaga!!
● gw baru sadar!
● sebelum libur MLT gw kejer setoran dulu
● cuz ronde ke 3®Gilaaa!
®Sableng!!
®inget besok kerja!Fairuz tersenyum sendiri dengan ponselnya, baru menyadari keberadaan Hussein di dapur. Menjulang tinggi membuat dapur luas itu seakan menyempit.
"Mas," Ia menelan ludah, sadar Hussein mengawasinya dengan mata predator.
"Kau mengabaikan perintahku untuk segera tidur alih-alih tersenyum sendiri disini dengan ponsel ditangan dan mengenakan jubah."
"Aku baru saja membuat susu hangat." Fairuz mengangkat gelas berisi susu hangatnya. Tersenyum pada pria itu, menyembunyikan rasa bersalahnya. "Mau?"
Hussein tersenyum keki, tak jadi menyerang dengan kata-kata lagi, sebaliknya ia meninggalkan dapur.
Pemarah, gerutu Fairuz sebal. Ia melanjutkan menghabiskan susunya sengaja berlama-lama. Saat ia masuk ke kamar, Hussein sedang mandi. Ia pun mengganti jubah mandinya dengan daster pendek tanpa lengan.
Tanpa menunggu Hussein ia menarik selimut. Merasakan kenyamanan bantal dan matanya mulai terpejam. Tak berselang lama, sebuah tangan dingin merangkul tubuhnya, mendekap erat dan ikut tertidur.
Hari yang panjang dan melelahkan. Pria itu tak menginginkan apapun kecuali tidur dengan wanita itu dipelukannya. Fairuz pun tersenyum dalam kantuknya dan melanjutkan perjalanannya di alam mimpi.
Subuh itu Fairuz dibangunkan oleh elusan lembut dipipinya. Mata kantuknya perlahan terbuka melihat Hussein menatap intens. Tangan halusnya membelai wajah yang belum dicukur itu.
Hussein mengecup tangan yang menyentuh mukanya itu."Selamat pagi." Bisik Fairuz tersenyum.
"Selamat pagi juga." Dikecupnya bibir merah itu.
Fairuz menerima sukacita ciuman pagi itu, dengan memanjatkan doa semoga Hussein segera melegalkan hubungan mereka dimata hukum.
"Make love time," bisik pria itu diantara bibirnya.
Sebagai jawabannya Fairuz melingkarkan tangan pada leher pria itu, dan memperdalam ciumannya.
T B C12 Desember 2016
It's NOT One Night Stand
Part 7 [Hardi Hot 1070word]
Original Story by ShareefaVaeWaktu tersita oleh keluarga.
Nulis part ini curi-curi waktu saat si kecil dan bapaknya tidur.
Yang suka silahkan vote n komen.
Makasih...
KAMU SEDANG MEMBACA
It's NOT One Night Stand
RomanceAr-Rasyid Series #First Story INONS Season 1 (end) "Aku mempunyai penawaran untukmu. Jadilah wanitaku dan kau akan mendapatkan perlindungan dan harta. Hubungan kita bukan hitam diatas putih, tapi aku akan menjamin kesejahteraan keluargamu." Fairuz...