22. Kanjeng Ratu Fai?

27K 1.6K 163
                                    

Lelah hayati nyari typo. Kasih tau ya kalau ada.

Yuuk cekidot.

===22. Kanjeng Ratu Fai?===

Hussein yang birahinya sudah diujung rambut, dengan tidak sabarannya hanya menaikan gaun Fairuz dan menyelipkan pengebornya yang siap menggempur celah hangat diantara lipatan underwear yang Fairuz kenakan.

"Akhirnya...," bisiknya lega. Kejantanannya bisa ber-say hallo lagi dengan surganya setelah sepuluh hari yang gersang. Jadi begitu bertemu cipika-cipiki pada nikmatnya surga Fairuz, tubuh Hussein menggigil saking senangnya.

"Mas!" Fairuz menepuk-nepuk protes dengan aksi main belakang Hussein. "Aku gak suka gaya ANJING!"

Hussein yang khusuk memanjakan juniornya diantara kelembaban Fairuz itu merasa terinterupsi oleh nama binatang yang berasa menyebut dirinya. Namun keenakan menggempur lubang kenikmatan tak menyisakan bagian otaknya untuk tersinggung. "Honey, kita berdiri bukannya dogie-dogie blekie."

Seingatnya Fairuz tak pernah memprotes gaya bercinta model apapun yang ia contek dari aliran kama sutra maupun eksperimen ala dia sendiri. Mungkin kah hormon kehamilan mengubah selera bercintanya juga?

Bisa terancam ini, dunia enya-enya guyih-guyih enyoi khas tahu bulat miliknya. Iya, tahu bulat yang itu, yang digoreng dadakan. Pernah dengerkan? Bedanya ini tahu bulat isi mayonaise rasa Hussein yang kalau meleleh bikin Fairuz ketagihan.

"Tapi aku cape berdiri dari pagi, Mas..." desisnya diantara sodokan kejantanan Hussein. "Kau tega apa?" Ia menengok kebelakang menatap langsung menembus pupil hitam itu.

Hussein dengan putus asa dan nafas memburu terpaksa menghentikan gerakannya. "Bentar doang Fai, ini udah diujung. Kau tau kan gimana pusingnya jika tidak segera dikeluarkan? Apa kau setega itu pada junior?" Hussein mengesampingkan rasa malunya mengatasnamakan kepuasan bersedia memelas meminta dikasihani.

Bulu mata Fai berkedip dua kali. Cih curang! Tak kusangka demi kenikmatannya sendiri pria itu rela mengesampingkan kenyamanan ku! Dasar makhluk bertestis, kalau nafsu memenuhi otaknya berubah egois!

"Tapi Mas-"

"Please?" Ia bertanya sembari melanjutkan gerakan maju mundur ganteng ala Syahrano.

Fairuz mendengus, percuma meminta persetujuannya jika pria itu langsung main tempur membombardir kewanitaannya. Enak sih digaruk tepat ditempat yang gatal rasanya bikin ketagihan. Fairuz tidak munafik menolak mengakuinya. Tetapi posisinya itu tidak nyaman setelah seharian berdiri. Selain butuh garukan, ia juga butuh berbaring.

"Bener ya cuma sebentar." Tak tega juga dia dengan keputusasaan Hussein dalam melepas hasrat menggebunya. Lama-kelamaan Ianya juga belum tega melepaskan garukan yang semakin membuatnya menggelenyar kenikmatan.

"Iya." Janjinya.

Lima menit kemudian...

"Mas.." protesnya mulai lelah. Hamil membuat fisiknya berubah. Dulu ia memang sanggup meladeni nafsu Hussein seberapa kalipun pria itu minta ronde tambahan plus bonus jilat-jilat lolipop. Tapi kini belum ada setengah jalan dari ronde pertama, ia sudah mengibarkan bendera putih tanda menyerah.

"Bentar sayang, nanggung."

Sepuluh menit kemudian...

"Mas!" Ujarnya tegas. Kakinya sudah seperti rumput laut yang siap disantap. Sudah tak kuat berpijak menopang tubuhnya. Jika Hussein tak memeluk erat pinggulnya mungkin ia sudah jatuh tersungkur.

It's NOT One Night Stand Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang