Kalau ada bagian yang hilang komen aja. Nanti emak bakal republish lagi.
Mungkin karena faktor cuaca juga jadi wattpad agak error.===9. Hot News===
Untungnya ia tepat waktu tiba di kantor. Hussein melakukannya dengan amat cepat, liar, dan ganas hingga keduanya dengan mudah orgasme. Fairuz buru-buru mandi lagi lantas makan ekstra cepat. Hussein yang masih terbaring dengan pakaian lengkap setelah kerja keras hanya menggeleng kepala melihat tingkahnya. Fairuz sempat mengecup punggung tangan pria itu sebelum pergi.
Di kantor sudah datang Niken dan Risma. Keduanya mengangkat alis melihat muka Fairuz yang merona dan glouwing seakan semalam memakai cream malam super mahal namun tampak kelelahan. Dan rambutnya basah.
"Kau terlihat tergesa-gesa, rambutmu saja masih basah."
"Aku tak sempat mengeringkannya takut telat. Jika tidak lari dari luar gedung hingg lift mungkin Aku bakal telat."
"Padahal tak usah buru-buru Mba. Beberapa menit yang lalu bos nelpon bakal telat satu jam."
Tentu saja telat setelah gila-gilaan di ranjang. Bahkan getaran nikmatnya masih terasa. Fairuz tak dapat menyembunyikan wajahnya yang merona semakin merah.
Niken dan Risma menyikut Fairuz. "Abis ML ya Fai," olok keduanya cekikikan.
Fairuz melengoskan wajahnya, "Stevani datang belum?"
"Kayaknya datang telat deh. Waktu subuh ku bangunin via telpon, ia masih sibuk di ranjang. Vani menjawab telpon sambil mendesah terengah sambil memberitahu secara detail apa yang sedang Hardi lakukan padanya. Ia tak sempat menutup telpon saking sibuknya mengerang. Well, akhirnya Aku nguping desahan percintaan mereka sampai selesai."
"Kurang kerjaan." Fairuz mengerutkan dahi, mencatat dalam otaknya untuk tidak menerima telepon disaat ML.
Sekarang hari Selasa dan Hussein telah menyetubuhinya. Apa pria itu sadar sudah melanggar aturannya sendiri untuk tidak menyetubuhi Fairuz di waktu subuh pada hari kerja. Terlebih mereka melakukannya tanpa pengaman. Tanpa sadar Fairuz menghela nafas panjang.
Tak lama kemudian Stevani dan Hardi datang bebarengan. Dari raut wajah mereka memancarkan aura kebahagiaan yang tak pelak membuat iri Jomblowers di perusahaan itu.
Hardi mengantar Stevani sampai ke lantai para bos, tempat dimana semua kebijakan Ar-Rasyid Corp. diputuskan. Ia sempat mengedipkan mata pada Niken sebelum turun ke lantainya.
"Apa mungkin Hardi tau, Mba nguping ML mereka?" Bisik Niken merasa bersalah.
"Kyaknya disengaja Mba, dia tau Mas Amar lagi keluar kota." Timpal Fairuz juga berbisik.
"Gue dikerjain?!"
"Sepertinya itu arti kedipan Hardi. Dia kan sama errornya kyak Vani."
Niken manyun keki. Sementara Stevani yang mendengar mencibir. "Enaknya jelekin didepan orangnya."
"Lah daripada jelekin orang dibelakangnya," tandas Fairuz.
Niken berdiri diantara mereka, "please ya jangan nodai kedamaian pagi dengan drama Tom and Jerry. Beneran deh kalian kalo berdua berantem kyak ababil. Enek gue."
"Mba Niken gitu, karena habis denger desahan loe, dia gak ada penyaluran." Fai berbisik, Stevani terbahak.
"Gimana muka gue? Bagus kan?" Kemudian ia pun menggembar-gemborkan hasil percobaannya. Fairuz dan Niken antusias melihat hasilnya itu.
Sementara Risma, walau bergabung dalam kelompok itu, kadang merasa tersingkir. Seakan ia hanya penonton disana. Obrolan ketiga temannya itu diluar jangkauannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's NOT One Night Stand
Roman d'amourAr-Rasyid Series #First Story INONS Season 1 (end) "Aku mempunyai penawaran untukmu. Jadilah wanitaku dan kau akan mendapatkan perlindungan dan harta. Hubungan kita bukan hitam diatas putih, tapi aku akan menjamin kesejahteraan keluargamu." Fairuz...