[Season2] 3. Sleeping Beauty

14.9K 1.1K 208
                                    

Emak kambek dari semedi dengan bawa putri tidur.
Makasih buat readers yang sabar nungguin cerita abal-abal binti gaje ini.
Apalah artinya cerita Fai tanpa kalian.
Yuuk cekidot, happy reading...

===Sleeping Beauty===

Istri cantiknya terbaring dengan mata terpejam. Tetapi bukan mati suri, ia hanya sedang istirahat total memulihkan tubuhnya yang berbalut pakaian putih khas rumah sakit itu.

Rambut panjang berkemilaunya bak model iklan shampo yang kekinian itu sekarang lenyap tergantikan oleh lilitan perban putih membungkus kepalanya. Tengkorak bagian belakang kepalanya harus dibongkar untuk menyedot gumpalan darah yang menyumbat di otak dan memperbaiki tempurungnya yang retak akibat hantaman benda keras. Wajah cantiknya tertutupi sebagian oleh masker oksigen yang terhubung dengan tabung di samping tempat tidur yang ditemani monitor pendeteksi detak jantung di seberang lainnya. Sejumlah jarum penghubung selang infus turut menghiasi punggung telapak tangan dan lengan mulus terawatnya.

Hussein duduk di samping kanan ranjang dengan menenggelamkan kepala mencium punggung tangan Fairuz sementara tangannya menggenggam kelima jemari istrinya itu.

Dua puluh empat jam setiap harinya selama dua minggu ia tanpa lelah berbicara pada sang istri. "Kau tahu sayang? Hari ini ada suster tua tak tau diri berani menggodaku. Kau cemburu tidak? Kau tidak cemburu? Tentu saja kau jauh diatas level wanita tua itu. Tetapi jika kau diam saja aku bisa direbut wanita itu. Kau rela? Aku sendiri tak rela sayang. Karena itu bangunlah selamatkan suamimu ini."

Tante Aisyah yang duduk di kursi di ruangan khusus keluarga itu tak tega mendengar begitu putus asanya Hussein. Andai ia lebih peka terhadap apa yang akan Fairuz alami tentu tak akan begini jadinya.

Hussein meninggalkan pekerjaannya, fokus mengurus Fairuz. Mulai dari mengelap tubuhnya dan mengganti pakaiannya. Ia dengan sabar dan telaten merawat istrinya.

Tante Aisyah sudah berkali-kali menyuruh Hussein kembali bekerja dan membiarkan tantenya yang mengurus Fairuz sementara ia bekerja. Namun Hussein tak mau beranjak dari ruangan yang didominasi warna putih itu. Ia ingin ketika Fai membuka mata, dia ada di sisi istrinya.

Hussein berujar sendiri merancau agar istrinya merespon dengan seringnya dia diajak bercakap-cakap. "Bangun sayang... demi baby Hufa kita, demi aku dan orang-orang yang mencintaimu. Kami semua membutuhkanmu, merindukanmu. Ku mohon Fai... bangunlah."

Namun Fairuz tak merespon seakan larut dalam buaian mimpi indahnya.

Menurut Gintaro, nyawa Fairuz dapat diselamatkan tetapi hanya ada kemungkinan lima persen ia dapat hidup normal mengingat kepalanya mengalami cedera parah. Dan dua minggu telah berlalu Fairuz belum juga bangun dari tidur panjangnya. Sementara itu berkat keajaiban Tuhan, janin dalam rahim Fairuz bertahan hingga kini.

"Tante, Fai akan bangun bukan?"

"Tentu nak, sekarang kita biarkan Fai istirahat memulihkan diri." Ia mengatakanya seakan pada balita yang serba ingin tahu. "Kita jangan putus berdoa memohon kesembuhan Fai. Dan semoga saja pelaku pemukulan kepala Fai itu segera tertangkap."

Hussein mengangguk. Menatap istrinya dengan tatapan iba. Istrinya sayang istri yang malang. Ia begitu ceroboh tidak memberikan perlindungan pada istrinya yang ia pikir berada di zona aman. Entah siapa yang begitu sadis melakukan hal itu pada Fairuz.

Sampai kini polisi belum bisa mengungkap siapa dan apa motifnya. Setiap orang yang berada di hotel malam itu ditanyai satu per satu. Dan Dimas yang menjadi orang terakhir yang berbicara dengan Fairuzpun tak dapat dijadikan tersangka karena lemahnya bukti. Bukti itu ada di suatu tempat, disembunyikan dengan rapi untuk menghilangkan jejak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

It's NOT One Night Stand Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang