Bau yang menyengat tercium jelas dari seragam sekolah mereka yg penuh dengan lumpur. Rooftop, ya Olive dan Ryan memutuskan untuk pergi ke sana daripada mengganggu suasana kelas dengan bau mereka.
Ryan memandang lama wajah gadis disebelahnya,baginya tidak ada makhluk ciptaan tuhan yang lebih indah dari bidadari disebelahnya.
"Ehmm gimana kabar lu Liv,?"
Olive balik memandangi Ryan, wajah teddy - nya tidak pernah berubah, teduh seperti mendiang papanya.
"Lu bisa liat sendiri, I'm fine,""Lu tau, setiap detik, menit, jam, hari, bulan, bahkan tahun yang gue lalui berasa hambar tanpa kehadiran lu. Karena saat lu ngga ada, hati gue juga ngga ada,"
Olive hanya terkekeh kecil mendengar pengakuan Ryan,
"Sejak kapan lu jadi sok puitis gini? Haha.. jijik, gue bukan gadis kecil yang bisa bahagia hanya dengan diberi janji manis tapi palsu," Olive menatap kosong hamparan kota Jakarta yang terlihat dari rooftop sekolahnya, mengingat kembali masa lalunya yang penuh dengan kenangan manis. Sekelebat bayangan dirinya 10 tahun yg lalu masih menempel erat dipikirannya."Gue sayang lo princess,"
****
Sekolah sudah bubar sejak 1 jam yang lalu, tapi Olive tidak bisa pulang karena dia harus mengikuti seleksi osis. Baju kotor, ditambah dirinya yang tidak membawa satupun checklist yg diperintahkan membuat semua mata tertuju padanya.
"Elo ini niat ngga sih dek ikut seleksi osis? Kita ini panutan, anak kayak lo mana bisa jadi panutan siswa lainnya," salah satu kakak osis melemparkan pertanyaan yang lebih tepatnya seperti sebuah sindiran dengan geleng - geleng kepala.
Olive langsung menggeleng,
"Engga.. Gue kan cuma main - main," jawabnya santai."Anjirr.. Ini anak kudu dikasih pelajaran. Untung cewek, kalo cowok habis dia," kakak osis itu memilih pergi daripada emosinya semakin naik.
"Santai Ben, biar gue yang ngasih pelajaran," salah seorang kakak osis berambut lurus panjang bak model sampo menepuk bahu temannya dan menyeret Olive keluar.
Olive ditarik menuju kandang hewan disekolahnya. Ya, sekolah Olive memang sekolah alam. Selain memiliki taman dan kebun yang luas, mereka juga punya beberapa koleksi hewan ternak.
"Lu sadar kesalahan lu apa?" tanya kakak osis yang terlihat di nametagnya bernama Selin
"Emangnya gue punya salah?" balas Olive santai
"Lo itu emang bener - bener yaa.." Selin langsung mengambil gunting dan berusaha memotong rambut Olive.
"Stop anjirr.." Olive berusaha menahan selin dengan mengeluarkan jurus - jurus andalannya,namun Selin dengan mudah menaklukkannya.
"Udah segini doang? Jadi anak jangan sok jagoan.."
"Bans*t," Olive berusaha melepaskan diri, namun tubuhnya terkunci rapat.
"Jaga bicara lo ya.. Ini pelajaran pertama buat orang yg ngga matuhin aturan pertama, rambut panjang harus digelung," senyum licik terlihat samar dibibir Selin kemudian diikuti bunyi gunting dan rambut yang berjatuhan.
Papaa.. Oh dewi.. Bulir - bulir bening mengalir deras dipipi Olive, ia berusaha mengumpulkan rambutnya yang berserakan ditanah sambil berusaha menahan marah, dia tahu, Selin bukan lawannya.
"Seliinnn.. Astaga, apa yang lu lakuin?"
******
"Papa.. Olive pengen punya rambut pendek kayak Kak Zafar,"
"Kak Zafar sama Olive kan beda sayang... Kak Zafar laki - laki, kamu kan perempuan. Papa suka liat Olive berambut panjang, persis seperti boneka yang imut,"
"Kalau gitu Olive janji Olive ngga akan pernah bikin rambut Olive pendek biar papa seneng,"
"Haha.. Papa juga janji bakalan selalu bahagia buat Olive,"
Bersambung~
Makin gj makin abstrak tapi jangan lupa tetep vote + komen
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Me (Complete)
Teen FictionKembar dan identik, itu sangat menyenangkan bukan? kamu bisa berbagi banyak hal termasuk pakaian,tempat tidur dan cerita.. namun tidak dengan Olivia Arabella Putri, dia harus bisa menerima bahwa dirinya hanyalah bayangan sampah yang selalu membayang...