Cinta bukanlah tentang kita yang mendapatkannya, namun tentang kita yang merelakannya
Sudah sebulan lamanya Olive telah resmi lulus sekolah menengah atas. Hingga saat ini yang dapat ia lakukan adalah bolak-balik tempat kerja dan rumah sakit. Jangan tanyakan dimana ibu dan rumahnya, mereka semua telah pergi meninggalkan Olive, dan tentu saja Alif.
Sehari sebelum pengumuman kelulusan, Ibu Olive mengalami kejang-kejang dan tidak sadarkan diri. Tubuh tuanya yang rapuh tidak mampu menahan sakit dihatinya yang terus menggerogoti jiwanya. Hingga akhirnya hari pengumuman kelulusanpun menjadi hari berduka untuk Olive karena ibunya pergi dan tak akan pernah kembali.
Setelah seminggu berkabung dan melihat kondisi Alif yang tak kunjung membaik, Olive memutuskan untuk menjual rumahnya agar dapat membiayai pengobatan Alif, selain itu ia tidak akan nyaman tinggal dirumah besar itu sendiri.
Kini, Olive adalah seorang workaholic yang sangat tergila-gila pada pekerjaannya. Ia bekerja sebagai penyiar radio pada siang hari dan bekerja sebagai pegawai part time di sebuah rumah makan setelahnya. Bahkan saat ia sakit, ia akan terus bekerja. Baginya, selama ia masih sadar ia harus terus mencari uang untuk biaya pengobatan Alif.
***********
Pagi berganti siang, dan siang berganti malam. Setiap hari selalu saja begitu hingga Olive lupa sudah berapa lama ia dan Olive tinggal dirumah sakit ini. Para dokter sudah menyerah dengan kondisi Alif, tapi Olive tetap bersikukuh akan ada keajaiban yang mendatangi mereka.
"Liv, aku datang," seorang pria datang dan memberikan sebuket bunga pada Olive.
Ia langsung duduk menggantikan posisi Olive dan menyuruh Olive untuk segera berangkat kerja.
"Kak, aku tinggal dulu ya," ujar Olive setelah meletakkan bunga itu di sebuah meja disamping Alif.
Ia mengambil tasnya, lalu buru-buru memakai jaketnya dan pergi meninggalkan mereka berdua. Ya, mereka berdua. Ryan dan Alif.
"Lif apa kabar?" tanya Ryan sambil menggenggam tangan Alif.
"Kamu nggak capek tidur terus? Atau kamu bosan lihat aku tiap hari duduk disini?" ujarnya mulai bermonolog.
"Jika bukan karena aku, setidaknya bangunlah untuk Olive. Tidakkah kamu kasihan melihatnya sekurus itu? Ia bahkan tidak pernah memperdulikan penampilannya,"
"Bangunlah Lif, kumohon. Aku akan mengabulkan semua permintaanmu,"
"Jika kamu bangun, aku berjanji aku akan menikahimu. Kamu adalah satu-satunya wanita yang ingin aku nikahi, kumohon bangunlah,"
Ryan mengangkat tangan Alif, menyentuhnya lembut lalu mengecupnya perlahan.
"Aku sudah menyiapkan segalanya. Yang aku tunggu hanya kamu. Jadi, bangunlah dan katakan bahwa kamu bersedia menikahiku,"
Setetes air mata mengalir dengan indah melewati wajah tampannya. Hatinya bergetar. Ia tidak berbohong mengenai wanita yang akan ia nikahi. Tapi ia tidak sanggup mengatakan bahwa wanita yang ia ingin nikahi adalah wanita yang ia cintai.
Betapa keras Ryan mencoba, namun hatinya bukan lagi miliknya. Ia telah lama memikirkannya, jika memang nanti raganya akan menjadi milik orang lain, namun hatinya adalah milik Olive. Itu adalah satu-satunya miliknya yang ia bisa berikan pada Olive.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Me (Complete)
Teen FictionKembar dan identik, itu sangat menyenangkan bukan? kamu bisa berbagi banyak hal termasuk pakaian,tempat tidur dan cerita.. namun tidak dengan Olivia Arabella Putri, dia harus bisa menerima bahwa dirinya hanyalah bayangan sampah yang selalu membayang...