"Ada apa Liv?" tanya Ryan keheranan.
Mereka kini tengah berada ditaman rumah sakit. Alif menatap mata Ryan, kemudian menghembuskan nafasnya kasar.
"Kak, kakak udah tau kan kondisi Alif?" tanya Olive memulai percakapan
"Tentu saja, aku tadi kan udah masuk keruangannya," balas Zafar
"Jadi mama pasti sudah cerita ke kakak kan?" lanjut Olive.
"Maksud kamu tentang aku yang akan jadi penyemangat Alif?"
Olive mengangguk mendengar ucapan Ryan, kemudian Ryan memalingkan mukanya dan beranjak pergi,
"Jika kamu mau aku dan Alif memiliku sebuah hubungan yang lebih dari seorang teman ataupun adik kakak, maaf Liv aku nggak bisa,"
Olive menahan tangan Ryan yang hendak pergi, kemudian berlutut dihadapan Ryan,
"Kak, kumohon. Biarkan Alif bahagia. Aku pengen dia ceria kayak dulu lagi, kebahagiaan Olive adalah segalanya bagiku. kumohon tetaplah disisinya dan jadi malaikatnya," ujar Alif sambil berlinang air mata
Hati Ryan begitu sakit melihat kelakuan Olive dihadapannya saat ini, rasanya ia ingin marah sekaligus sedih,
"Jadi kebahagiaanku itu nggak penting? Jadi kebahagiaanmu itu juga nggak penting? Apa hanya Alif yang harus bahagia? Kenapa kamu tidak pernah melihatku yang sangat mencintaimu?" teriak Ryan
Untunglah kondisi taman rumah sakit sedang sepi, jadi tidak ada orang yang mendengar teriakan Ryan yang cukup keras.
Olive mengepalkan tangannya erat, ia harus bisa mengendalikan emosinya.
"Bagiku, kebahagiaan Alif adalah segalanya kak, aku tidak pernah melihat yang lainnya. Kumohon, jika kakak memang mencintaiku, tetaplah berada disisi Alif," lirih Olive, kini suaranya mulai bergetar
"Biarkan aku bertanya satu hal dan aku akan memutuskan pilihanku. Apakah kamu mencintaiku?" tanya Ryan, ia sudah mulai kehilangan kepercayaan dirinya.
"Tidak. Aku tidak pernah mencintaimu. Aku hanya mencintai Rey," ujar Olive lantang untuk menutupi suaranya yang bergetar menahan tangis
Ryan tersenyum miris. Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada harus mengetahui bahwa orang yang ia cintai tidak pernah mencintainya. Selama ini, harapan yang selalu muncul hanyalah sebuah ilusi. Nyatanya, Rey benar, Olive adalah milik Rey.
"Tenang saja, aku akan selalu berada disisi Alif selama kamu tetap mencintai Rey," ujar Ryan kemudian berbalik pergi.
Langit yang cerah tiba - tiba berubah menjadi mendung dan menurunkan hujan yang cukup deras, menutupi bulir - bulir air mata yang tersamarkan dalam derasnya air hujan.
Ryan menatap langit dengan matanya yang memerah, ia bahkan tidak bisa merasakan perihnya air hujan yang menghujami mata dan wajahnya, karena hatinya terasa lebih perih dan sakit. Mulai saat ini, Ryan adalah manusia yang tidak memiliki hati, karena hatinya telah hancur bersama cintanya yang kandas. Kini, ia hanyalah Ryan yang akan mencintai Alif tanpa cinta.
Sementara Olive menatap nanar kepergian Ryan, ia bahkan tidak bisa menangis disaat hatinya tengah meraung - raung kesakitan. Ia yang menyakiti cintanya, dan ia tidak berhak untuk menangis. Karena menangis hanya untuk mereka yang tersakiti. Hatinya memang menangis, namun matanya bahkan tidak bisa meneteskan satu pun air mata.
Dikejauhan Rey menatap Ryan dan Olive dengan sebuah senyum yang tersungging. Ia bahagia karena Olive mencintaidan memilihnya, walaupun sebenarnya ia tidak yakin. Ia bukannya tidak bisa melihat bagaimana sedihnya 2 orang dihadapannya itu, namun saat ini ia lebih ingin berpura - pura untuk tidak mengetahuinya. Rey bukannya tidak tahu kalau Olive mencintai Ryan, namun untuk saat ini Rey hanya ingin memiliki Olive.
Bukan, semua ini bukannya Rey jahat. Tapi bisakah untuk sekali ini saja Rey berusaha menjadi orang yang egois? Rey jatuh cinta 2 kali kepada Olive, saat mereka kecil dan dewasa, bahkan hanya Olive orang yang mampu membuatnya jatuh cinta. sudah seharusnya bukan ia mengejar dan mempertahankan cintanya?
*****,
Olive kembali dalam keadaan basah kuyup, bahkan tubuhnya menggil kedinginan. Ratih yang melihatnya langsung berlari mengambil handuk dan pakaian bersih milik Alif, kemudian memberikannya pada Olive.
"Cepat gantilah baju, nanti kamu sakit," ujar Ratih lembut membuat Olive merasa nyaman.
Ratih memang tidak ingin memaksa Olive untuk menceritakan apa yang sedang terjadi. Olive sudah dewasa dan ia punya hak untuk mengurus permasalahannya sendiri. Biarlah Olive sendiri yang akan menceritakan apa yang terjadi tanpa harus dipaksa.
Setelah mengganti bajunya, Olive melihat keadaan Alif didalam ruangannya. Ternyata disana sudah ada Rey dan juga Ryan yang sedang menggenggam tangan Alif. Mereka tengah duduk disamping ranjang Alif. Hati Olive terasa sakit melihat perlakuan Ryan kepada Alif, tapi ia menyembunyikannya dalam senyumnya,
"Kalian masih ada disini?" tanya Olive berbasa basi agar suasana tidak menjadi canggung.
"Iyalah, gue kan berangkat sama lo, masa iya gue pulang sendiri, kayak jomblo aja," celoteh Rey membuat Olive tertawa kecil.
"Lah lo kan emang jomblo," balas Olive
"Lahiya ya, baru sadar gue,"
Tawa Olive dan Rey pun langsung pecah meramaikan ruangan yang menjadi tempat tidur pajang Alif seme tara Ryan hanya diam dan memperlihatkan raut wajah tidak suka.
"Gue mau pulang," ujar Ryan kemudian berdiri dan berlalu pergi, kemudian disusul oleh Rey.
"Bener nih nggak mau pulang sama gue?" tanya Rey sebelum pergi
"Iya, gue mau jaga Alif sama mama disini," jawab Olive.
"Yaudah gue pulang dulu," pamit Rey yang dibalas anggukan oleh Olive
Setelah semuanya pergi, Olive duduk disamping Alif dan menatap wajah tirus pucat milik saudara kembarnya,
"Lif, sejak kapan lo jadi sekurus ini?" gumam Olive miris
"Kak Zafar kita, kakak yang kita berdua suka, sekarang udah jadi milik lo. Jadi lo harus bangun dan ngelihat betapa cintanya dia sama lo sekarang. Jangan lama - lama tidur, lo gak mau gue ngambil dia kan?" lanjut Olive sambil sedikit tersenyum mengingat kenangan masa kecil mereka yang bertengkar hanya untuk memperebutkan hati Ryan.
'Sejak awal, dia memang milikmu. Dan kini, aku akan mengembalikan dia untukmu. Kuharap keputusanku tidaklah salah. Cintaku telah pergi, dan kuharap kamu tidak akan ikut pergi karena hanya kamu yang kumiliki. Tetaplah bersamaku, dan bahagialah bersama cintaku.'
Bersambung~
Lalala.. Part ini tetap tijel seperti biasanya. Jadi ini adalah double update untuk menebus kesalahan saya. Thanks.
Sorry repost ulang ya, tadi error
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Me (Complete)
Teen FictionKembar dan identik, itu sangat menyenangkan bukan? kamu bisa berbagi banyak hal termasuk pakaian,tempat tidur dan cerita.. namun tidak dengan Olivia Arabella Putri, dia harus bisa menerima bahwa dirinya hanyalah bayangan sampah yang selalu membayang...