Keanehan

7.5K 427 6
                                    

Jam istirahat selalu mampu membuat kantin penuh sesak oleh lautan manusia, membuat Olive berdecak kesal karena harus berdesakan.

"Lo tunggu aja ditempat biasa, gue yang pesenin," ujar Oktaf kepada satu - satunya sahabatnya itu.

"Oke," ujar Olive enteng sambil melangkah ke bangku pojok disudut kantin.

Belum sempat ia duduk, seseorang sudah terlebih dulu mendudukinya sambil tersenyum sinis kepadanya,

"Ini tempat gue sama temen - temen. Mending lo pergi aja," ujar Rey.

Olive menatap Rey, mengingat kembali akan ucapannya dulu,

"Rey, kalau gue nggak ada. Jagain tempat ini, ini milik kita. Jangan sampai diambil orang lain,"

"Jangan natap gue, ntar lo naksir," ujar Rey datar, membuat Olive menatapnya jijik.

"Amit - amit, muka mirip mimi peri aja bangga lo," balas Olive.

"Mata lo katarak ya? Muka mirip jb gini dibilang mirip miper," ujar Rey sewot.

"Aduh kasian jb terdzolimi dibilang mirip sama lo,"

Belum sempat Rey membalas ucapan Olive, Ryan datang dan menghetikan perdebatan mereka.

"Hei Liv, nggak makan?" tanya Ryan sambil tersenyum manis.

"Makan kok kak, tapi masih dibeliin temen," balas Oliv.

"Mau makan bareng gak?" tanya Ryan yang langsung mendapat anggukan dari Olive.

"Yaudah makan disana aja, yuk?" ajak Ryan sambil menggeret Olive pergi dari hadapan Rey.

"Cih, bukannya dia ngedeketin Alif ya kemaren? Dasar playboy," gumam Rey sambil menatap mereka

Tak lama, Oktaf datang dengan tangan yang dipenuhi beraneka makanan untuk dirinya dan Olive

"Lah? Olive mana Rey?" tanya Oktaf kebingungan sambil meletakkan makanan dimeja

"Mana gue tau, dikira gue emaknya apa," balas Rey sambil duduk santai melihat kesekelilingnya

"Ngeselin banget sih lo, dasar dugong," teriak Oktaf kesal sambil membawa kembali makanannya dan mencari Olive.

"Eh ini buat gue ya," ujar Rey sambil meminum es kelapa muda milik Oktaf.

"Eh setan, itu punya gue balikin," teriak Oktaf.

Oktaf meletakkan kembali makanannya dimeja dan segera mengejar Rey yang berlari menjauh,

"Udah ikhlasin aja, biar lo jadi kurus, nggak kayak babi," teriak Rey cekikikan.

Oktaf menatap Rey horor, bisa - bisanya laki - laki itu membicarakan kelebihan lemak yang ada ditubuhnya.

sebelum Oktaf murka, Olive langsung cepat - cepat menghampirinya dan menyadarkannya,

"Udah Taf sabar, lo nggak malu apa diliatin semua orang?" bisik Olive

Oktaf melihat kesekelilingnya, mukanya merah padam menahan malu karena semua pandangan tertuju padanya

"Au ah kzl gue," ujar Oktaf yang kemudian berlari keluar dari area kantin.

Olive tersenyum menatap tingkah lucu kedua sahabatnya, kemudian mendelik kaget,

"Omoo, Oktaaff bawa makanan lo," teriak Olive yang tidak dihiraukan Oktaf

Dengan susah payah Olive membawa semua makanan itu kekelas,

"Kak, aku balik kekelas dulu ya," teriak Olive kepada Ryan yang sejak tadi terus menatapnya.

******

Olive masuk kekelas dengan susah payah, berulang kali makanan yang ia bawa hampir saja jatuh. Ia melihat Rey yang kini sedang berusaha membujuk Oktaf yang sedang marah.

"Udah maafin aja, emang lo nggak risih denger kata maaf terus?" ujar Olive sambil meletakkan semua makanan itu dimeja Oktaf kemudian duduk dibangkunya,

"Eh anak baru nggak usah ikut campur masalah gue ya," balas Rey nyolot.

"B aja dong, sensi amat jadi cowok kayak cewek pms aja," ujar Olive sambil terkekeh geli

Muka Rey berubah menjadi merah padam, sekarang rasanya ia menjadi sangat murka, semurka - murkanya orang paling murka yang ada didunia. Namun, ia langsung duduk diam dimejanya ketika melihat seseorang datang.

"Selamat siang, maaf baru masuk lagi," ujar Alif

Alif tersenyum dan mengamati kesekeliling kelas, lalu pandangannya terhenti saat ia melihat Olive,

"Olive? Aku kangen," teriak Alif yang langsung berlari mendekat untuk memeluk Olive.

"Maaf, siapa ya? Jangan SKSD, bikin takut aja," balas Olive yang langsung melepaskan pelukan Alif dan meninggalkan ruang kelas.

Semua anak berbisik - bisik membicarakan Alif, Alif yang SKSD lah, yang berkepribadian gandalah, sok ramah lah, blablabla...

Kuping Alif memanas, ia ingin marah kepada mereka semua, namun yang bisa ia lakukan hanyalah menunduk, karena semua itu benar dan Alif tidak punya celah untuk membela dirinya sendiri,

"Harusnya lo nggak usah pergi kesekolah lagi," bisik Oktaf kemudian berlari menyusul Olive.

Alif kembali duduk dimejanya, kemudian ia meringkuk sendirian, mencoba untuk tidak menghiraukan apa yang teman - temannya nilai tentang dirinya.

Rey menatap aneh kepada orang - orang disekelilingnya, mereka semua terlihat aneh, terutama hubungan  Oktaf dan Alif,

"Oktaf kan sahabat baiknya Alif? Tapi kenapa justru ia kelihatan nggak peduli sama Alif? Gue harus cari tau yang sebenernya terjadi,"

Bersambung~
Maaf update lama sampek lumutan, tugas nggak bisa dikondisikan terus beranak pinak apalagi untuk mempertahankan akreditasi. Jadi sampek nggak kepikiran buat nulis. Maaf kalo part ini gj, nggak nge feel, kurang greget atau apalah😂😂 maklum dibuatnya sistem kebut sejam😂😂
Semoga suka^^
Oiyaaa udah tembus 10k🎉🎉🎉 seneng bangeett, makasih buat kalian yg baca, vote maupun komen. I love you gaiss :*

It's Me (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang