Matahari mulai menampakkan sinarnya, membuat beberapa cahaya masuk menerobos ruangan serba putih itu. Disana terlihat 2 orang gadis cantik masih tertidur lelap bersama mimpi mereka.
Tiba - tiba, gadis berambut pirang itu terbangun dan melihat kembarannya tidur tak jauh dari tempat tidurnya. Ia mengusap pelan rambut saudaranya yang sudah sangat lama ia rindukan berharap perbuatannya itu tidak akan mengganggu tidur lelap kembarannya.
"Hoamm.." Olive menguap, mengakhiri mimpi indahnya.
Ia terkejut melihat Alif yang kini tersenyum menatapnya,
"Alif.. Lo.. Lo udah bangun? U.. Udah lama? Aih dokterr.. Dokterr.." dengan tergesa - gesa Olive keluar dari kamar Alif untuk memanggil dokter. Bodohnya dia tidak bisa langsung mengetahui saat saudaranya itu sudah bangun.
Alif hanya tersenyum melihat tingkah panik saudaranya yang lucu. Sepertinya, banyak yang sudah terjadi saat ia tertidur
*******
"Kondisi Alif sudah membaik bu, mungkin besok sudah bisa pulang,"
Perkataan dokter itu membuat Ratih tersenyum senang, begitu pula dengan Olive.
"Welcome back, sleeping beauty," teriak Olive senang.
Alif mengerutkan keningnya heran, apa saudaranya ini lupa meminum obatnya?
"Kayaknya kalian berhutang cerita nih ke aku," ujar Olive yang dijawab dengan senyuman oleh ibu dan saudara kembarnya.
*******
"Jadi kalian udah baikan?" tanya Alif senang yang dibalas dengan anggukan
"Akhirnyaa... Pelukan teletubis dulu dong," lanjut Alif sambil merentangkan kedua tangannya.
Tanpa babibu, Ratih dan Olive langsung memeluk Alif erat
"Makasih, udah mau kembali," ujar Ratih lirih
"Ekhemm... Kayaknya saya datang diwaktu yang nggak tepat ya?" seorang laki - laki berdiri diambang pintu sambil membawa sebuket bunga mawar putih
"Kak Zafaarrr.." Alif berteriak senang
Ryan tersenyum mendengar Alif yang kembali ceria seperti dulu, kemudian menghampiri mereka bertiga.
"For you," Ryan memberikan buket bunganya kepada Alif, membuat Alif tetsipu malu.
"Eh mawar putih?" tanya Alif heran
"Ya, kenapa?" tanya Ryan
"Kenapa bukan mawar merah? Aku lebih suka mawar merah," ujar Alif sambil mengerucutkan bibirnya. Hal itu membuat Ryan gemas ingin mencubitnya.
"Ah aku nggak tau, lain kali akan aku bawakan yang merah. Aku lebih suka mawar putih yang membuatku tenang, seperti kamu," ucapan Ryan itu sukses membuat wajah Alif memerah
Hal itu membuat Alif buru - buru meralat omongannya,
"Nggak usah, aku suka mawar putih kok,"Olive menatap mereka nanar, namun yang bisa ia lakukan sekarang adalah tersenyum, meskipun hatinya tengah menangis. Tidak, ini yang ia inginkan. Jadi sudah seharusnya ia bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Me (Complete)
Teen FictionKembar dan identik, itu sangat menyenangkan bukan? kamu bisa berbagi banyak hal termasuk pakaian,tempat tidur dan cerita.. namun tidak dengan Olivia Arabella Putri, dia harus bisa menerima bahwa dirinya hanyalah bayangan sampah yang selalu membayang...