Oktaf tersenyum melihat Olive yang saat ini tengah muram disampingnya, Olive yang melihat tingkah Oktaf pun menjadi kesal,
"Bisa nggak sih lo serius dengerin omongan gue?"
Oktaf hanya menampilkan senyum lebarnya mendengarkan omelan Olive,
"Bukan gitu, lo lucu deh kalau lagi bawel gini. Biasanya kan lo diem banget, irit bicara. Ini juga pertama kalinya lo curhat sama gue," ujar Oktaf
"Dan lo dari tadi cuma senyum hehe hihi tanpa ngasih gue solusi," kesal Olive
Ya, setelah merasa jenuh berada dirumah dan mendengar ocehan Alif, Olive memutuskan untuk pergi menyegarkan pikirannya. Jadi ia pergi ke kafe milik Oktaf.
"Itu tandanya lo cemburu," balas Oktaf.
Olive memandangnya bingung,
"Lo tadi bilang kesel kan pas tau Alif jalan berdua sama kak Ryan, lo juga kesel waktu kak Ryan lebih perhatiin Alif daripada lo. Itu namanya lo lagi cemburu karena lo suka sama Kak Ryan," jelas Oktaf
Olive mengangguk setuju, kemudian menggelengkan kepalanya tidak terima,
"Lo salah. Ini bukan karena gue cemburu atau gue suka sama kak Ryan, gue cuma gasuka Alif berbicara berlebihan, dia itu terlalu banyak mengoceh," ujar Olive ragu."Hmmm.. Sakit hati gue,"
Tiba - tiba ada seseorang dibelakang Olive yang membalas perkataannya,
"Kak Zafar," ujar Olive kaget melihat laki - laki yang sedang ia bicarakan duduk dibelakangnya,
"Hai," jawab Ryan
Olive kembali menatap Oktaf,
"Anuu.. Gue bisa jelasin," ujar Oktaf salah tingkah, bingung ingin berkata apa.
"Biar gue aja yang jelasin," ujar Ryan kemudian menarik paksa tangan Olive untuk pergi dari kafe Oktaf
"Selamat bersenang - senang," teriak Oktaf saat mereka sudah masuk kedalam mobil.
********
"Iniii..."
"Ya, ini pantai, tempat yang 10 tahun lalu menjadi tempat bermain terakhir kita," ujar Ryan memotong ucapan Olive.
Kenangan - kenangan dimasa lalu pun kembali berputar dikepala Olive, membuatnya merasa nyeri yang begitu hebat dan sesak nafas.
"Gue.. Gue mau pergi," ujar Olive lirih dan terduduk dipinggir pantai.
"Lo harus berdamai dengan masa lalu Liv," ujar Ryan berusaha menguatkan Olive.
Ombak - ombak kecil menghantam kaki Olive, seolah mengajaknya untuk bermain,
"Bawa gue pergiii," teriak Olive histeris sambil menjauhkan kakinya dari deburan ombak.
Ryan memeluk tubuh Olive,
"Bukannya lo paling suka sama ombak?" tanya Ryan.Dengan mata memerah, Olive menatap Ryan, mengumpulkan keberaniannya yang tersisa untuk melepaskan pelukan Ryan.
"Kalo lo tanya hal itu 10 tahun yang lalu, tanpa berfikir gue akan bilang ya. Tapi sekarang, pantai adalah tempat paling terkutuk yang nggak pengen gue kunjungi, bahkan gue jijik melihat ombak - ombak yang berdatangan dan pohon - pohon kelapa yang menyejukkan. Semua keindahan ini hanya ilusi yang menyimpan kengerian didalamnya," ujar Olive kemudian melangkah pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Me (Complete)
Teen FictionKembar dan identik, itu sangat menyenangkan bukan? kamu bisa berbagi banyak hal termasuk pakaian,tempat tidur dan cerita.. namun tidak dengan Olivia Arabella Putri, dia harus bisa menerima bahwa dirinya hanyalah bayangan sampah yang selalu membayang...