Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Tak terasa tahun ini adalah tahun terakhir Olive di SMA. Sekarang Olive cenderung suka menyendiri memikirkan masa depannya, karena ia sendiri bingung harus kemana setelah ini. Ia tidak punya tujuan atau mimpi, apalagi semenjak Ryan terus menjauh dari kehidupannya.
"Weii bengong aja," sapa Rey yang kemudian duduk disebelahnya.
"Lo kenapa sih? Pusing mikirin UN? Halah gaya lo kayak anak yang pinter aja,"
Ucapan Rey membuat kening Olive mengerut, ia sangat sensitif akhir - akhir ini dan Rey membuatnya semakin jengkel,
"Udah deh kalo lo cuma gangguin gue, mending pergi!"
Olive meninggalkan Rey yang kebingungan. Padahal niat Rey sebenarnya hanya mengajak Olive bercanda.
Olive memutuskan untuk pergi ke taman belakang sekolah agar tidak ada satupun anak yang mengetahui keberadaannya,
"Kak Zafar, ngapain ngajakin aku kesini?" tanya seseorang yang suaranya terdengar familiar di telinga Olive.
Olive pun memutuskan untuk mengintip dari gedung belakang sekolah, ternyata orang itu adalah Alif yang tengah bersama Ryan. Tunggu, bukannya Ryan tengah berkuliah sekarang? Kenapa ia ada disini?
"Ini, aku mau kasih kamu sesuatu," ujar Ryan sembari memberi sebuah kotak hadiah kepada Alif.
"Ini yang aku janjiin ke kamu waktu itu, jaga baik - baik yaa," pesan Ryan skepada Alif yang hanya mengangguk senang menerimanya.
"Kalau gitu, aku traktir es krim sekarang, mau?" ajak Ryan.
"Mauuu," balas Alif antusias.
"Leggoo berangkat~~" lanjut Alif.
"Heh, bukannya kamu ada kelas?" tanya Ryan.
"Nggak hari ini jamkos, jadi ayo kita berangkat,"
Alif menggenggam tangan Ryan, kemudian mengajaknya beranjak dari sana untuk pergi memakan es krim. Ryan sedikit terkejut melihat tindakan Alif, namun ia hanya tersenyum ketika Alif tersenyum manis kepadanya.
"Tangan kakak kok keringetan? Ciee kakak gerogi yaa ada yg nggandeng tangannya," goda Alif.
"Enggak, ini karena cuacanya panas, jadi keringetan,"
"Halaahhh boong, kakak boong aja aku suka apalagi bilang jujur," senyum Alif kemudian menarik Ryan pergi.
Ryan hanya melongo melihat tindakan Alif, ia bingung sendiri, memangnya siapa yang sedang berbohong? Namun ia menyadari, Alif bukanlah sosok pendiam dan pemalu yang selama ini ia kenal, ketika mereka menjadi dekat Alif menjadi semakin mirip dengan Olive, ceria dan cerewet.
Sementara itu, dipojokan gedung Olive tengah menahan tangisnya, merasakan hatinya yang kembali terluka. Mengapa Ryan dengan mudah melupakannya? Namun bukankah ini yang ia inginkan? Olive menjadi linglung, terkadang ia tertawa melihat betapa bodohnya ia yang melepas cintanya dengan mudah. Kemudian ia menangis tersedu mengetahui bahwa ia kini telah dicampakkan.
Olive memutuskan untuk ijin pulang lebih awal, mengatakan bahwa ia tengah tidak enak badan dan ingin beristirahat dirumah.
Sesampainya dirumah, ibunya tengah duduk bersantai didepan televisi. Ia terkejut melihat kondisi Olive yang terlihat mengenaskan.
"Sayang, kamu kenapa?" tanya ibunya.
"Nggak papa ma, aku cuma lagi nggak enak badan," jawab Olive.
"Terus Alif kemana? Kok nggak ikut kamu pulang?" lanjut ibunya bertanya.
"Aku liat tadi sih dia pergi sama kak zafar,"
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Me (Complete)
Teen FictionKembar dan identik, itu sangat menyenangkan bukan? kamu bisa berbagi banyak hal termasuk pakaian,tempat tidur dan cerita.. namun tidak dengan Olivia Arabella Putri, dia harus bisa menerima bahwa dirinya hanyalah bayangan sampah yang selalu membayang...