Yoongi

6K 725 15
                                    

Tap...tap..tap

"Lepas". Satu hentakan memisahkan tautan keduanya.

"Kau siapa?, mengapa menyeretku". Sorot mata menyelidik Suga kini beralih pada namja didepannya.

"Aku hanya ingin menolongmu heheheh". Kekehan manis dari sang namja tak membuat Suga melunak.

"Aku tak perlu bantuanmu". Perkataan tajam itu terlontar kembali.

"Perkenalkan aku Kim Taehyung". Ucapnya dengan senyum manis nan menawan. Membuat siapapun bakal terpesona.

Prakk... seperti bunyi runtuhan kaca, senyum itu bahkan tak mempan pada namja pucat didepannya. Tatapannya masih datar dan tajam, bersiap untuk menerkam kau habis-habisan.

"Hei.. aku baru saja menolongmu manis, inikah balasannya untuk pangeran yang menolongmu". Suga hanya berdecik malas menanggapi gumaman Taehyung. Langkahnya kembali menjauh dari sosok yang menurutnya berisik itu.

.
.
.







Dalam keheningan dan kegelapan Suga meratapi sesuatu yang membuat hatinya berdenyut nyeri. Wajahnya menahan gejolak yang sedari dulu ia tahan. Sesekali remasan pada surai hitamnya terjadi berulang. Ia termangu di lantai atas yang menghadap pemandangan hutan. Tubuhnya berdiri nelihat lurus kedepan dengan hembusan angin yang kadang menerpa surai hitam legamnya.

"Sedang apa kau disini?". Pertanyaan yang membuatnya berbalik mendapati seorang namja tinggi yang menatapnya heran.

"A..ku". Belum sempat Suga menjawab sang namja berjalan mendekat. "Kau baru sadar, tak baik berdiri disini lebih lama. Angin malam tak baik untukmu".

Suga hanya menghela nafas dan memejamkan matanya. "Apakah semua pangeran itu cerewet".

"Hahhhh?". Sang namja yang merasa dirinya pangeran hanya kebingungan.

"Sudahlah, aku pergi". Suga membungkuk kemudian berlalu pergi.

Grab.....

Pergerakannya terhenti, Suga menoleh kebelakang melihat sang namja memegang pergelangannya.

"Sejak kapan warna matamu berubah?". Pertanyaan yang membuat dahi yang ditanya merengut.

"Maksutmu?".

"Sejak kapan kau memiliki warna biru itu?". Tegasnya lagi.

"Untuk apa kau tau, bukan urusanmu". Kata tajam yang Suga terlontar kali ini tak menyudahi perdebatan kecil itu.

Huffftt

Namjoon menghela nafas, dirinya merasa sedikit mengeluh menghadapi namja kecil nan pedas dihadapannya.

"Karena aku penasaran, bagaimana bisa kau memiliki yang sama denganku". Seketika prubahan warna mata Namjoon membuat Suga terbelalak.

"Kenapa bisa?.. kau..". Suga masih tak percaya, dihadapnnya kini warna mata yang sama dengan miliknya.

Grebbbb...

Rengkuhan itu semakin terasa, sang pageran menekan dengan tak elitnya.

"Seharusnya aku yang bertanya, dari mana kau mendapatkannya, setahuku hanya dari keturunan keluarga kami yang memilikinya. Lalu kau siapa?".

Deg... deg..

Bagai dihantam ombak besar, Suga ternganga. Dirinya mematung menanggapi dan mencerna satu persatu ucapan Namjoon. Benar.... apa yang salah dengan dirinya. Dalam beberpaa detik emosinya yang terkontrol kini meledak. Remasan kuat pada surainya dan erangan kesakitan kini mendominasi. Air mata kini mengalir deraa di pipi Suga, menahan segala kesakitan yang menerpanya.

Namjoon menatapnya bingung, keadaan yang semula ia pikirkan berbanding terbalik dengan yang ada dihadapannya. Bahkan jawaban yang semestinya ia dengar kini nihil tak terdengar.

Hub...

Tubuh namja kecil itu ia bopong setelah sang namja tak sadarka diri. Tak perlu berjalan dengan tergesa karena detik berikutnya ia sudah berada di ruang kerja sang Appa.

"Namjoon, kau mengagetkanku". Sang Appa reflek memandang tak suka pada sang putra.

Namjoon membungkuk dengan segala hormatnya, dan jangan lupa ia masih membopong Suga dibahunya.

"Siapa?". Arah pandang sang Appa kini berbalik pada namja dibahu sang putra.

"Pemilik surai biru yang kemarin aku ceritakan?". Sang Appa menatap anaknya menyelidik.
"Kau tak menyakitinya bukan?". Namjoon hanya menjaeab dengan gelengan.

"Menurutku dia ada masalah dengan memori masa lalu, ketika ditanya ia kesakitan dan berakhir seperti sekarang". Sang Appa mengangguk faham.
"Baringkan dia".
Namjoon menurut dan membaringkan namja kecil alias Suga di sebuah single bed yang memang khusus untuk pasien.

Sang Appa mulai memeriksa Suga, Namjoon hanya memandang setiap gerakan yang dibuat Appanya.

"Bagaimana?". Namjoon tampak heran ketika sang Appa melepas kacamatanya.

"Kelihatannya dia mengalami masalah psikis, entah apa yang dia alami. Kau bisa meminta bantuan Jimin untuk memeriksanya". Namjoon menggeleng.

"Ani Appa, dia tak bisa dibaca oleh Jimin".

"MWO!!". sang Appa menoleh kembali pada Suga yang masih tak sadarkan diri.

"Kami sudah mengetahuinya kemarin, Jimin sendiri yang mengatakan". Jelas Namjoon.
"Appa tak menyembunyikan sesuatu dari kami bukan?".

"..."

"Appa". Namjoon kembali menyelidik pada sang Appa.

"Aku hanya mengira satu hal, tapi belum pasti". Ungkapan dari sang Appa tak menghentikan tatapan tajam putranya.

"Aku hanya mempunyai firasat mengenai seseorang".

"Siapa?". Namjoon kembali menekan ucapannya.

"Kim Sehun".

Namjoon membelalakkan bola matanya. "Appa bukankah dia sudah tiada?".

"Hemmmm".

"Bukankah seluruh keluarganya sudah tiada?". Tekan Namjoon lagi.

"Kau benar, ini masih belum pasti, Appa hanya menduga". Sang Appa menepuk pundak sang putra. "Tapi kau tau bukan dalam peristiwa itu hanya mayat litlle kid yang belum ditemukan".

Ucapan sang Appa membuat Namjoon menegang. Ia kembali menengok pada sosok yang terbaring lemah itu. Benarkah ucapan sang Appa.

Jika dipikirkan kembali benar juga, peristiwa itu memang terjadi beberapa tahun silam. Tapi aku masih mengingatnya dengan jelas, meski aku masih anak-anak.

Apa kau benar benar masih hidup.


Tbc...

Hehehehe
Karena ide lancar mengalir.. tak aku sia2kan lah..

Sebenarnya udah rencana dari kemarin mau update. Tapi idenya udh ada sayangnya bahasanya belom nemu, jadi belibet dehh..
Untung tadi idenya ada..

Ohh ya..
Satu ff ku kinan hapus, soalnya responnya dikit.. terus gk ada ide bwt lanjutin. Jadi ya udh deh mentok di lanjut di ff ini sama satu lgi yang belom kelar.. makasih...maaf klo ada typo2.. have nice day..

Ada yg mau cari tmn chat..
Bisa deh voment line kalian okey..

PRINCE IDOL [ MinYoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang