Dia atau Aku

4.1K 489 26
                                    


Jam sudah menunjukkan tengah malam. Jimin menggendong Suga dipunggungnya, kedua tangan Suga mengerat di perpotongan leher Jimin. Member lain yang sudah kelelahan dan mengantuk hanya bisa menguap sembari berjalan gontai menuju kamar masing-masing, begitupun para pangeran.

Ceklikkkk..

Pintu kamar Suga terbuka, dengan hati-hati Jimin menempatkan Suga di atas ranjang king size miliknya.

Hub...

"Eunggg". Lenguhan kecil terdengar membuat smirk senyum Jimin.

Jemari Jimin megusak pelan poni milik Suga yang kini tengah berganti warna menjadi mint, sungguh cantik wajah yang kini tengah terlelap itu pikir Jimin.

Setelah puas bermain dengan surai Suga Jimin mengecup pelan kening Suga. "Tidurlah hyung. Mimpi indah". Bisiknya. Setelah kepergian Jimin mata yang tadi terpejam itu mulai membuka. Bukan berarti saat tadi Suga mabuk ia tak sadar, karena kekuatannya kini mampu mengontrol sebagian dirinya. Bahkan saat Jimin menciumnya, pikirannya sudah sepenuhnya sadar akan hal itu. Hanya saja ia terlalu malu untuk mengakui ketertarikannya pada seorang Park Jimin.




















Pagi-pagi sekali member Bangtan sudah sibuk mengemasi barang-barangnya. Hari ini perjalanan tour pertama mereka, mereka harus segera berangkat agar tak terlambat tiba di tempat tujuan.

"Kau sudah bilang pada pangeran Jimin". Ucap Jin pada Suga.

"Dia bukan manajer kita hyung, apa semua kegiatanku harus kulaporkan padanya". Jin menatap Suga keheranan. Bukankah kemarin hubungan mereka baik, kenapa sekarang anak ini malah kembali ke sikap awalnya.

"Setidaknya kau harus berpamitan padanya". Kata-kata Jin hanya dibalas gumaman malas oleh Suga.

Mereka berempat memasuki mobil sembari menenteng tas masing-masing.

"Suga hyung". Semua orang memandang ke asal teriakan, mendapati Mark yang melambai ke arah Suga.

"Kalian masuklah, aku akan berbicara dengannya sebentar". Ketiga member mengangguk mengerti. Mereka telah memasuki mobil dengan mata menatap jendela melihat Suga dan Mark.

"Aku jadi bingung hyung, sebenarnya Suga-hyung itu kekasih siapa? Pangeran Jimin atau Pangeran Taehyung atau Mark Tuan sih?". Cicit Kihyun yang kini melirik Jin.

Jin hanya mengangkat kedua bahunya. Sedang Jungkook masih menatap ke arah Suga.













Suga dan Mark saling berhadapan, tatapan datar yang biasa Suga berikan membuat Mark tersenyum.

"Ada apa". Ucap Suga yang tak suka bertele-tele.

"Hyung, aku hanya menghawatirkanmu. Berhati-hatilah terhadap Park Chanyeol". Suga mengerutkan keningnya tak paham pembicaraan Mark.

"Maksutmu?".

"Entahlah, kau tau hyungku bukan? Dia melihatmu, dalam matanya akan terjadi sesuatu yang buruk padamu. Jadi berhati-hatilah padanya". Suga menghela nafas panjang, ia menepuk pundak Mark menyalurkan energinya agar namja itu tak terlalu khawatir.

"Aku bisa menjaga diriku dengan baik, kau tenang saja". Mark tersenyum. Sungguh memang Suga adalah namja yang paling dengan pemikiran dewasa yang ia kenal. Meski kadang sikap dinginnya menjadi dominan, tapi satu hal yang tak pernah terliaht kasat mata, yakni pemikiran dewasanya.

"Hmm hati-hati hyung".

"Mmm aku pergi".

























PRINCE IDOL [ MinYoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang