we one

4.5K 603 13
                                    

"Sehun-ah makanlah, eomma tau kau sedih, makanlah". Bujuk eommanya mendekatkan nampan berisi makanan dan air putih.

Namun kenyataan pahit tak bisa membawa kembali logika untuk berjalan normal. Segalanya telah gelap. Tak akan ada yang sanggup jika berada di posisinya.

..

"Sehun-ah, eomma tau appamu keterlaluan, makanlah sedikit". Sehun memandang eommanya dengan raut wajah kelam.

"Apa aku bisa makan dengan enak, ketika melihat istri dan anakku mati didepanku. Bahkan aku belum melihat keadaan putra kecilku".

Usapan lembut jemari eommanya membuat tangis Sehun meledak.
"Putra kecilmu masih hidup, eomma bisa merasakannya".

"Benarkah". Wajah penuh harap kepeutus asaan itu membuat eommanya tersenyum getir.

Sehun terlalu senang akan berita yang belum pasti tersebut. Beberapa hari ia menunggu, sampai berminggu-minggu, berbulan-bulan bahkan sampai setahun namun keberadaan putra kecil tak kunjung ada. Sampai keadaan mendesaknya. Perjodohan itu tetap berlaku. Kalian tau bagaimana sikap Sehun. Tentu bukan menurut yang ia pilih.

.

.












Jimin masih mematung memandang sosok berjubah hitam yang berdiri disebelah namja mungil yang ia cari.
"Mau apa kau". Teriak Jimin membuat seringai sosok berjubah.

"Aku hanya bermain-main, apa aku membuat kalian terkejut". Suara serak berat menggema diikuti kekehan sinis.

"Menyingkirlah, sebelum aku membunuhmu". Melihat kesayangannya terbaring lemah membuat Jimin naik pital. Bahkan Mark yang tadi nampak berdiri dengan bergetar sedikit ketakutan nampak mendekati Jimin.

"Dia mencoba menghipnotis Suga-hyung". Mark berbisik ke arah Jimin.

"BERHENTI MENYENTUHNYA". Teriakan Jimin mengurungkan sentuhan sosok berjubah pada tubuh Suga.

"Kalau aku tak mau bagaimana Pangeran". Smirk, lagi dan lagi tawa sialan itu mengejek Jimin.

Splashhhhhh......

Dyar....

Zrrttttttttt.....

Kilatan cahaya dilangit berwarna biru menyala. Membuat putaran yang lama kelamaan bertambah besar.

Angin berhembus memanggil badai topan yang siap untuk melahap siapapun.

Kekehan itu masih tetap menyuguhi wajah gelap si tudung hitam.

Kembali lagi dan lagi aurora Jimin menyelubungi seluruh Fentesya.



"Astaga, Jiminie". Sang eomma nampak terkejut dengan penampakan cahaya dilangit. Ia bergegas berlari keruangan suaminya.

Semua pangeran nampak terkejut melihat aurora besar Jimin keluar. Mereka berlari cepat, khawatir sesuatu yang buruk terjadi pada pangeran kedua.

Bahkan tetua di kerajaan kedua tampak heran  sekaligus bertanya ada  apa gerangan sampai pangeran kedua mengeluarkan auroranya sampai sebesar ini.

"Lebih baik kita pergi kesana".






















Kekuatan keduanya masih bersitegang bergulat diatas langit. Kilatan-kilatan menakutkan nampak terlihat mengerikan.

"Perlu kau ketahui Jimin, ahhh aku tak boleh memanggilmu seperti itu yah, pangeran Jimin". Lagi-lagi si tudung hitam menyeringai kearah Jimin. "Kenapa Kakekmu melarang Sehun menikah dengan manusia dulu, kau tau karena dia takut generasi yang dilahirkannya memiliki kekuatan jauh lebih besar dari kaum kita yang berdarah murni sekalipun".
Ia berbalik arah menekan kekuatan Jimin lebih memaksa Jimin yang kini telah kelihangan kontrol alam bawah sadarnya. Sehingga ia lebih mudah untuk memprofokasi.

PRINCE IDOL [ MinYoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang