Fentesya terlihat kacau balau. Perang membuat semua berubah, terlebih pandangan penduduk istana. Bahkan raut ketakutan masih terlihat jelas. Semua orang nampak kacau mempertahankan hidupnya masing-masing, sudah berapa puluh bahkan ratus jiwa yang telah melayang. Penderitaan, kesakitan dan kesedihan melekat didalam hati masing-masing jiwa disana. Tangis bahkan tak mampu lagi mengungkapkan segala penderitaan. Bahkan banyaknya tubuh yang terbaring tanpa nyawa menjadi pemandangan yang tak lagi asing di setiap sudut.
Yoongi melangkah pelan dengan jubah biru cerah yang menutupi hampir sebagian tubuh dan wajahnya, ia berjalan melihat betapa kelam Fentesya saat ini. Kedua tangannya membekap mulut mungilnya berusaha menahan isakan ketika irisnya melihat seorang gadis kecil menangis memanggil ibunya. Tubuh kecil itu seketika mematung, masa kelamnya dulu kembali teringat. Ketika Yoongi kecil mengalami hal yang serupa seperti gadis didepannya. Saat ini Yoongi memang sendirian sang paman mengatakan akan mengurus satu hal.
Dalam sebuah panggung altar beberapa penduduk berkerumun, Yoongi menyela mendesak tubuhnya untuk melangkah maju diantara sesaknya rimbunan orang. Maniknya membola melihat Minhyuk yang tengah terduduk dengan tangan terikat kebelakang. Jangan lupakan penampilannya yang kini seperti seorang tahanan. Yoongi masih menunngu apa yang akan terjadi selanjutnya, ia melangkah mundur dengan pandangan tak lepas dari Minhyuk.
Sebuah pengumuman yang diberitahukan dengan suara lantang tentang eksekusi Minhyuk.
"andweee". Gumam Yoongi.
Yoongi dengan berani mengacungkan anak panahnya, jemarinya menahan dengan sekuat tenaga.
Srettttttttttttttt. Sringgggg.......... ujung anak panahnya berhasil membuat pedang besar nan panjang sedikit menjauh dari leher Minhyuk. Yoongi menyadari tindakannya membuat beberapa pasang mata menatapnya tajam. Tanpa basa-basi ia pun naik keatas panggung dan mendapat gelengan dari Minhyuk. "pergilah. . . jangan kemari yoon". Bisiknya.
Namun Yooongi tetaplah Yoongi yang keras kepala dan seenaknya. Ia merebut dengan mudahnya pedang dari tadi pengawal dan membelah borgol ditangan Minhyuk.
Beberapa pengawal langsung berhambur menangkap Yoongi. Bahkan namja mungil itu nampak pasrah seolah ia tau semua ini akan terjadi.
"Bawa dia ke penjara bawah tanah". Ucap salah seorang prajurit.
Minhyuk tak tinggal diam. Ia sama gilanya dengan Yoongi mengamuk mengeluarkan setengah dari kekuatannya. Beberapa menit kemudian tempat eksekusi itu berubah tak berbentuk.
"Kenapa kau bisa kemari, dimana paman?". Yoongi menggeleng.
"Bantu aku. Kumohon". Minhyuk lemah akan tatapan memelas itu, dengan helaan nafas ia mengangguk pasrah.Keduanya berjalan menuju tempat kediaman para pangeran. Yoongi mematung menghentikan langkahnya, sedang Minhyuk menoleh kebelakang merasa langkahnya kini hanya sendirian.
"Kenapa berhenti". Tanyanya.
Yoongi hanya terdiam, masih menatap kosong kearah depan.
"Bukankah kau yang tadi bersemangat". Minhyuk menarik paksa lengan Yoongi. Sejujurnya ia tau arah pandang Yoongi yang kini terlihat sendu. Pasalnya para pangeran kini terlihat senang bersama-sama sedang menikmati sarapan pagi.
Brak.....
Minhyuk memukul keras meja panjang dihadapannya. Sorotan mata semua orang nampak tertuju padanya.
"Yoongi". Jin berhambur memeluk Yoongi yang kini nampak terdiam.
"Kau tak apa. Apa kau terluka". Yoongi tersenyum melihat hyungnya yang sangat hawatir.
"Aku tak apa hyung, aku baik"."Kau sudah ingat". Tubuh Yoongi beralih membelok kearah Taehyung yang tanpa aba-aba langsung menariknya.
"Hmmmm". Gumam Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE IDOL [ MinYoon]
Fanfictionmungkin bagi seorang Min Suga kedatangannya ke dunia Park Jimin sebatas panggilan pekerjaan. Yah Min Suga idol di dunia nyata yang tergabung dalam group vokal atau lebih terkenal boyband "Bangtan Boys" berisi 4 orang namja. Namun pekerjaannya kali i...