it's alright this is love

4.5K 516 47
                                    


Harusnya hari ini Jimin dan Yoongi melakukan pernikahan mereka. Harusnya hari ini mereka berdua tertawa bersama dalam acara itu.

Namun semuanya hanya angan.

Badai gelap tak kunjung mereda di langit Fentesya. Menandakan suasana kelam sang pemilik kekuatan. Semua smenatap iba pangeran kedua yang kini nampak duduk bersimpuh menatap kosong kearah keluar.

"Makanlah Jim, hentikan semua ini". Taehyung menepuk pelan pundak Jimin, hanya hening Jimin tak bergeming dari posisinya.

"Aku tau kau menghawatirkannya, makanlah sehingga kau kuat untuk mencarinya kembali". Jimin memeluk Taehyung erat, menumpahkan segala tangisnya disana.

"Tae, aku tak bisa merasakannya lagi Tae, kemarin masih bisa, tapi sekarang tidak. Aku takut". Tangisnya kembali diikuti badan yang mulai bergetar.

Taehyung menepuk punggung hyungnya itu. Tak pernah ia lihat seorang Park Jimin akan seputus asa ini sampai menangis menyedihkan seperti ini hanya karena kehilangan seseorang. Apakah seperti ini yang dinamakan sebuah hubungan yang saling terikat. Ketika yang terikat denganmu terluka kaupun akan merasakan.

Taehyung menyadari posisinya, ia mengakui kekalahannya. Cintanya pada Suga tak lebih besar daripada Jimin. Ia pun merasa hawatir dan gelisah ketika Suga menghilang. Tapi ia tak sampai melepas emosi segel auroranya seperti yang Jimin lakukan.
Kekuatan itu memang membantu dengan cepat menemukan sasaran, Tapi dengan resiko yang lebih besar tentunya.

Jimin nampak tertidur kelelahan, Taehyung merebahkannya di atas tempat tidur. Ia tau betapa hawatirnya Jimin pada calon istrinya.
"Kurasa kaulah yang terbaik untuk disisinya Jim".












Ketiga orang tua pangeran nampak berkumpul. Raja Kim, Raja park dan Raja Jung. (Karena Namjoon dan Taehyung adalah saudara kandung).

"Bagaimana keadaan Jimin". Raja Kim memandang Raja Park yang berwajah sendu. Raja Park hanya mengfeleng pelan.

"Lalu bagaimana?". Raja Jung ikut prihatin.

"Tunggu sebentar pasti Jimin menemukannya". Raja Kim dan Jung nampak tak senang mendengar ucapan Raja Park.

"Tapi itu terlalu beresiko". Raja Jung nampak berhati-hati dengan nada lembut ia mengatakannya.

"Aku percaya padanya, ia pasti bisa". Ucapnya Raja Park  tegas.

"Hmm aku sudah mempersiapkan sesuatu untuk langkah kita selanjutnya".

Ketiganya nampak berbisik dengan anggukan beberapa kali.































Suga terbangun, matanya mengerjap melihat sekeliling yang sangat asing baginya. Ia mencoba untuk bangkit dengan susah payah. Rasanya tubuhnya seakan lumpuh dan remuk. Ia kini duduk di pinggiran ranjang bersprei putih. Nampak ruangan lumayan besar itu terlihat polos dengan balutan cat nuansa putih.

Krekkkkk..

Suga menoleh kearah pintu mendapati seorang yang masuk membawa nampan.

"Kau sudah sadar?".

Suga nampak tak percaya, sosok itu kini tengah mengobatinya. Tangannya dengan cekatan menyalurkan energi melalui telapak tangannya.

"Aku memutuskan kontakmu dengan Jimin sementara waktu agar kau aman". Suga hanya mengangguk mengiyakan sesekali ia menyeringai merasakan sakit yang menjalar.

"Kenapa kau menolongku". Kekehan kecil terdengar samar.

"Karena aku tak mau kau bernasib sama seperti ibumu". Suga menatap lekat sosok didepannya yang masih sama seperti beberapa waktu lalu saat ia temui. Sosok tudung hitam yang ia pikir ingin menyelakainya, nyatanya ia menolongnya kini.

PRINCE IDOL [ MinYoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang