Aku tak pernah mengira bahwa bayangan gelap itu akan terus mengikutiku hingga saat ini.Aku tak butuh kekuatan seperti ini, aku tak membutuhkannya. Aku hanya ingin menjalani hidup normal.
Appa.....izinkan aku bersamamu...
Aku lelah Appa...Suga bersandar pada lemari pakaian dekat tempat tidur. Tubuhnya merosot dengan posisi berjongkok memegang lutut.
Sebuah tepukan pelan nan halus membuatnya menghela nafas berat mendongak sedikit mengintip siapa sang pelaku.
"Kau baik-baik saja". Suga tersenyum melihat hyung yang selama ini menjaga dengan sepenuh hati. Selalu menghawatirkan dirinya seolah dirinya memang saudara kandungnya.
"Aku baik-baik saja hyung". Jin berjongkok didepan Suga menyamakan tingginya.
"Ceritakan pada hyung ne". Jin mendekap erat dongsaengnya, memberi usapan halus pada sang adik yang kini rapuh. Menenangkannya dalam dekapan hangat.
Suga hanya menyamankan posisinya bersandar dibahu lebar hyungnya itu. Seokjin masih menepuk nepuk bahu Suga agar lebih nyaman.
"Kemana saja kau dan Mark seharian ini". Jin mengusap surai hitam dongsaengnya. "Bukan hyung melarangmu, hanya saja kami semua mengcemaskanmu". Ucapnya hati-hati.Suga hanya mengangguk tanda ia mengerti tapi masih enggan untuk menjawab pertanyaannya.
"Hyung jika aku tak ada apa kau masih akan mengingatku". Seokjin nampak memberhentikan kegiatannya. Matanya menerjap mencerna dengan cepat perkataan Suga.
"Min Suga, apa maksutmu". Jin nampak emosi menandakan tak sukanya pada ucapan dongsaengnya
"Aku hanya bertanya hyung". Suga tersenyum miris dengan mata sendu
"Dengar, hyung tak tau masalah apa yang kau sembunyikan, tapi kapanpun dan dimanapun hyung selalu akan ada bersamamu, jangan pernah merasa sendiri karena kami semua ada bersamamu. Hari ini terahir kita disini, besok kita sudah kembali. Istirahatlah". Jin tersenyum mendengar dengkuran halus milik Suga, dongsaengnya telah terlelap damai.
Jimin duduk dalam meja kerjanya. Dalam kamar tempat yang nampak lebih mirip perpustakaan itu. Tangan kanannya berhenti menulis sesuatu di sebuah buku tebal.
Tok...tokkk..
"Masuk". Teriaknya
Tap..tap..
Usapan halus dipipinya membuat Jimin berbalik dengan senyum mengembang. Tanpa basa-basi ia memeluk sosok hangat didepannya.
"Kau mencariku sayang". Jimin mengangguk, menepuk kursi disebelahnya yang kemudian langsung diduduki.
"Ceritakan pada Eomma". Yeoja yang berstatus sebagai eommanya itu nampak paham, melihat sang putra yang lusuh, tanda bahwa ia kini berpikir keras belum menemukan jawabannya.
"Eomma berjanjilah tak menceritakan ini pada siapapun, aku hanya takut sesuatu hak buruk terjadi nanti". Sang eomma mengangguk mengiyakan.
"Siapa itu Sehun?". Nampak raut sang eomma yang kini berubah tegang.
"Sayang dari mana kau...".
"Eomma jawabalah sebelum aku membacamu". Jimin tak sabar dan memotong ucapan sang eomma.
Eomma Jimin hanya mengehela nafas dalam. "Ini cerita lalu sayang, yang tak harus diungkit karena terlalu menyakitkan".
Jimin mengerutkan kening masih nampak berpikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE IDOL [ MinYoon]
Fanfictionmungkin bagi seorang Min Suga kedatangannya ke dunia Park Jimin sebatas panggilan pekerjaan. Yah Min Suga idol di dunia nyata yang tergabung dalam group vokal atau lebih terkenal boyband "Bangtan Boys" berisi 4 orang namja. Namun pekerjaannya kali i...