Jika Takdir - 4

1.8K 72 0
                                    

Hari ketiga orientasi adalah pengenalan unit kegiatan mahasiswa (UKM) dan pengenalan himpunan jurusan (HMJ).

Mereka dipersilahkan untuk menikmati aksi para promotor UKM masing-masing, mempromosikan kegiatan yang mereka lakukan, benefitnya, dan sebagainya. Ini juga merupakan ajang perekrutan anggota baru. Hampir semua dari mereka memberikan formulir pendaftaran.

Cahya menyaksikan semua promosi tersebut, namun nyatanya tidak ada satupun yang membuatnya tertarik. Dia menyukai hal tentang menulis, desain majalah, pokoknya sejenis itu. Tapi tidak ada satupun yang seperti itu disini.

Beda dengan Mia, dia sudah terkenal di UKM Taekwondo disini. Jelas saja, dia masuk kampus ini dengan beasiswa 100% karena prestasinya memenangkan beberapa kejuaraan daerah dan kejuaraan nasional taekwondo sewaktu SMK dulu. Kata Mia, dia latihannya juga sering di lapangan kampus ini. Jadi sudah dipastikan Mia yang mahasiswa baru, diminta ikut promosi juga oleh pelatihnya disini.

"Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh"
Kompak hampir semua menjawab salam tersebut, termasuk Cahya.

Ia melihat beberapa laki-laki berdiri berderetan di hadapan semua mahasiswa baru FT.
Dari wajah-wajahnya terlihat cerah, dan aura 'alim' nya terasa di benak Cahya. UKM masjid kah?

"Kami semua dari DKM Al Bayyinah. Kalian pasti tau masjid yang ada di dekat gerbang kampus? Pasti pernah sholat disana kan, selama 2 hari ini?"

Beberapa terlihat mengangguk, baik cewek maupun cowok.

"Kami akan menjelaskan perihal kegiatan-kegiatan yang kami lakukan di DKM Al Bayyinah."
Kemudian dia menayangkan slide demi slide presentasi. Cahya menyimak dengan serius hingga selesai.

"Kami melakukan ini semua bukan semata-mata hanya karena kami ingin ada kerjaan aja, bukan kegiatan iseng! Tapi kami hanya mengharapkan ridha Allah atas apa yang telah kami lakukan untuk ummat."

Kata-kata itu tegas dan lantang diucapkan cowok yang berdiri di depan itu. Hampir saja diantara mereka bertepuk tangan menyambut betapa kerennya semangat sang pembicara.

Namun si pembicara langsung menyeru,

"Teriakkan takbir!" sambil mengepalkan tangannya dan mengangkatnya ke atas.

"Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar" sambut cowok-cowok yang berdiri di belakang si pembicara dengan pose yang sama.

Para mahasiswa baru terdiam. Si pembicara pun mengajak mereka untuk ikut bertakbir.

"Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar" terdengar riuh dan semangat para mahasiswa baru meneriakkan takbir.

Walaupun tidak seratus persen karena tentu di antara mereka ada yang beragama selain Islam.

Cahya merasa merinding, karna begitu dahsyatnya nama Allah ketika diteriakkan dengan lantang beramai-ramai.

Sesosok cewek berkerudung panjang seperut memberikannya secarik kertas. Cahya kira itu formulir pendaftaran, Ah, tapi ternyata bukan. Hanya sebuah pertanyaan semacam survey.

Cahya mengambil pulpen yang tadi ia letakkan disamping kanan ia duduk.

Pertanyaan :
Apakah menurut Saudara presentasi kami menarik?

Cahya menuliskan kata 'iya'.

Apakah Saudara pernah mengikuti kegiatan sejenis ini? (Rohis atau semacamnya)

Cahya mengingat kembali jaman ketika ia masih SMA. Status ketua OSIS pernah melekat pada dirinya sewaktu kelas XI. Jabatan yang tidak ia sangka-sangka. Padahal dirinya tidak pernah mengikuti kegiatan OSIS sebelumnya. Di kelas X belum pernah, apalagi sewaktu SMP, sama sekali tidak pernah.

Jika Takdir Telah DitentukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang