Jika Takdir - 21

841 31 0
                                    


*

Arsya menutup pintu ruang kelasnya. Mendadak ia kebelet buang air kecil.

Ini gara-gara nyala AC yang berlebihan dinginnya, di kelas yg luas tapi isinya cuma tiga mahasiswa plus satu dosen. Gimana nggak bikin kebelet buang air akibat duduk lebih dari satu jam disana?

Kurang beruntungnya, toilet di lorong III, yang sederet dengan kelasnya itu, sedang dibersihkan.

Arsya terpaksa berlari ke lorong sebelah. Lorong IV, yang dia tau itu sederetan kelas yang dipakai mahasiswa teknik industri dan teknik kimia untuk belajar.

Dia beruntung kali ini, toiletnya normal dan sepi. Bisa gawat kan, kalo bocor di depan toilet gara-gara ngantri?

*

"Udah belum, Mia?"

"Bentar lagi. Tungguin."

Cahya menunggu Mia keluar toilet sembari merapikan kerudungnya. Memasukkan anak rambut yang terselip keluar dari tepian kerudungnya. Ia membuka matanya lebar-lebar, setelah sebelumnya membasahi wajahnya.

Tadi ia ngantuk saat pelajaran kimia industri. Mungkin karena penyampaian dosennya yang bersuara pelan dan faktor usia yang sudah sepuh.

"Cahya?"

"Hmmhh?"

"Gue udah lama nggak liat Rahmat."

"Oh, lu kangen dia? Gue sampein nih."

"Eh, eh, enggak! Gue cuman nanya doang, elah.. jealous amat?"

Cahya cuma tertawa singkat.
Keduanya keluar dari toilet, setelah Mia selesai nyisir poni barunya lebih dulu. Sempet aja nih anak bawa sisir ke toilet, dari kelas.

"Eh, Cahya?"

Cahya menoleh cepat.

Sebenarnya dia kaget, ada suara cowok nyapa dia di depan toilet. Ya, toilet cowok emang sebelahan banget sama toilet cewek sih, dan pintu masuknya juga berseberangan.

Cahya mencoba tersenyum tipis. Malu-malu. Ingat kalau Arsya belum pernah melihat dirinya pakai kerudung.

Eh, tunggu dulu. Kayaknya pernah waktu itu...

~

Pesantren kilat Al Bayyinah.

Iya, ini nama salah satu kegiatan Al Bayyinah setiap bulan Desember. Tepatnya, setiap menjelang libur natal dan minggu tenang UAS. Artinya, sudah pasti kegiatan kuliah diliburkan.

Semester satu hampir usai. Tinggal menunggu UAS di bulan Januari tahun depan.

Sebagai anggota Al Bayyinah, sejak bulan November Cahya sudah mempromosikan kegiatan tahunan Al Bayyinah itu. Padahal dia sendiri nggak tau persis kegiatannya bakal seperti apa. Hanya dijelaskan sama Kak Fira dan Kak Dwi.

Termasuk promosi lewat Finch Radio.

"Pantes deh lu, jadi es-pe-ge gitu di mall," komentar Arsya, asal jeplak.

Cahya cuma melirik malas ke Arsya. Pekerjaan yang disebutin Arsya tadi, adalah salah satu yang tidak disukai Cahya.

"Daripada lu, nggak ada usaha buat promosiin acara DKM sendiri."

"Lah, itu udah diwakilin sama lu barusan?"

Sabar aja menghadapi orang macem Arsya gini. Nyebelin!

~

Berhubung ini acara DKM dan dia termasuk salah satu peserta merangkap panitia (kok bisa?), jadi dia membawa stok baju-baju muslimnya dan kerudung aneka warna, juga rok panjang.

Jika Takdir Telah DitentukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang