Follow instagram ;
@yustikam_Backsound ; Jess Gylnne - Hold My Hand
• • •Pagi hari ini Sera bersama Galen—sepupunya berjalan melewati lobby sekolah. Gadis itu memeluk buku paket yang akan disimpan di loker. Banyak tatapan dan sapaan para siswa yang ditujukan padanya. Tapi Sera hanya membalas dengan senyum ramah sedangkan sepupu di sebelahnya masih setia memasang wajah datar membuat Sera mencibir sebal. Saat sedang sibuk membalas sapaan teman-teman sekolahnya, tiba-tiba tepukan di bahu membuatnya menoleh ke samping.
''Apaan?'' tanya Sera.
''Gue duluan.'' Galen melirik ke para sahabatnya yang berdiri tak jauh dari tempat mereka.
Sera mengangguk pelan. ''Pulangnya bareng, ya!''
Sedangkan Galen hanya mengangguk singkat, lalu melangkah pergi.
Sera kembali berjalan menuju loker. Saat sampai di loker, gadis itu memasukan buku paket yang ia bawa dan menggantinya dengan buku paket yang sesuai dengan pelajaran hari ini. Tiba-tiba matanya melirik post it berwarna biru laut yang terselip di samping buku. Setiap Sera membuka loker, ia memang selalu menemukan post it biru laut dengan isi tulisan-tulisan penyemangat, kata-kata mutiara, dan curahan perasaan. Sera tidak tahu kertas itu berasal dari mana, ia jadi curiga jika lokernya sering dibuka tutup oleh orang lain.
Tangannya meraih kertas itu, dan membaca tulisan di sana.
Good morning, Princess. Have a nice day! Senyum terus ya biar keliatan cantik.
Sera terdiam sejenak dengan senyum tipis yang muncul di wajah cantiknya. Lalu kembali memasukkan post it itu ke dalam loker, dan menutup pintu loker tak lupa menguncinya. Ia kembali melangkah untuk menuju kelas.
Koridor sangat ramai. Sera berjalan santai, sesekali ia menyapa atau membalas sapaan teman-temannya dengan ramah. Lalu entah bagaimana kejadian itu sangat cepat, dari arah berlawanan segerombolan laki-laki berlari seraya tertawa tanpa melihat orang-orang bahkan sesekali mereka menabrak murid yang sedang berada di koridor. Kemudian salah satu di antara mereka menabrak Sera hingga ia terjatuh dan sikutnya tergores bangku panjang terbuat dari besi.
Sera meringis, perih. Segerombolan cowok itu meminta maaf pada Sera dengan raut wajah yang sangat menyesal.
"Maafin gue Ra, gue nggak sengaja, serius." Seorang cowok yang tadi menabraknya berjongkok dengan kedua tangan menangkup, meminta maaf.
''Minggir!''
Semuanya menoleh mendengar seruan itu dan langsung menyingkir saat Trisal berdiri dengan tatapan tajam.
''Lo semua kalau mau maraton jangan di koridor, goblok! Otak tuh dipake! Udah tau di sini banyak orang,'' ujar Trisal, tangannya menunjuk Sera. ''Nih korbannya!''
Cowok bertopi angkat bicara, ''Maaf Sal, kita minta maaf. Sumpah beneran nggak sengaja.''
''Udah kejadian aja minta maaf.'' Trisal menggelengkan kepala tak habis pikir, tangannya mendorong pelan cowok yang berjongkok di depan Sera hingga cowok itu segera menyingkir dari sana.
Trisal berjongkok di depan Sera, memeriksa luka gadis itu yang kini darahnya sudah mengalir ke tangan. Sedikit parah, mungkin karena tergores terlalu dalam. "Ayo ke UKS," bisik Trisal.
''Eh, Sal! Yaudah sih, lo biasa aja dong orang kita udah minta maaf!'' seru salah satu cowok teman dari segerombolan itu.
Trisal hanya menoleh dengan tatapan tajam namun mampu membuat cowok itu langsung bungkam, pasalnya tatapan itu seolah memberi sarat peringatan. Kemudian Trisal kembali menatap sikut gadis itu. Kedua alisnya menaut, lalu menoleh ke bangku itu ternyata sikut Sera terkena besi yang sedikit mencuat sehingga sikutnya tergores oleh itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable
Teen FictionTentang mereka yang berusaha untuk saling menjauh, dan tentang mereka yang berusaha untuk saling melupakan. Copyright © 2016 by YustikaM