Follow instagram ;
@yustikam_Backsound ; Remember Of Today - Pergi Hilang dan Lupakan
• • •Jam ke jam berlalu, pesta itu semakin ramai oleh orang-orang yang di undang namun acara tiup lilin dan potong kue juga belum berlangsung. Trisal dan Sera berdiri di depan stand minuman, bercakap-cakap dan bercanda. Setelah sekian lama kedua insan muda itu kembali terlihat akrab.
Sera tertawa ketika mendengar Trisal bercerita tentang Dino. ''Jadi yang suka masukin bekas permen karet ke tas cewek itu si Dino?''
Trisal mengangguk. ''Emang goblok tuh anak, heran gue kayaknya dia tuh kelebihan makan micin dah.''
Sera kembali tertawa. ''Sialan lo. Eh, btw temen lo nggak ada yang diundang? Atau emang mereka nggak kenal sama Romi?''
''Mereka diundang, kenal juga sama Romi tapi gue nggak tau mereka di mana.'' Trisal mengedarkan pandangannya mencari teman-temannya. ''Gue yakin mereka pasti datang, cuman yang nggak gue yakin tuh Galen.''
Sera terkekeh. ''Galen mana mau datang di acara beginian.''
Trisal ikut terkekeh. ''Iya, juga. Oh iya, entar lo kuliah di mana?''
Sera menggeleng. ''Belum kepikiran, kalau lo?''
Trisal juga menggeleng pelan. ''Sama belum kepikiran.''
Sera mengangguk, meneguk minumannya.
''Oke, selamat malam semua!'' Seruan dari arah panggung itu mengalihkan semua perhatian tamu undangan yang tampak asyik mengobrol. Di atas panggung seorang perempuan yang tak lain adalah pembawa acara tampak ceria dengan senyum cerah yang terpantri di wajah manisnya. ''Setelah menunggu lama akhirnya nih yang ulang tahun mau tiup lilin juga, woah! Mana tepuk tangannya?''
Semua tamu undangan bertepuk tangan kala Romi naik ke atas panggung dan berdiri di depan kue ulang tahun dengan lilin berangka 17. Cowok itu tersenyum lebar dengan matanya yang menyipit membuat ketampanannya meningkat. Di samping cowok itu ada kedua orangtuanya dan satu perempuan, namun bukan pembawa acara itu melainkan seorang perempuan cantik berwajah oriental.
''Ayo, guys! Kita nyanyi bareng-bareng!'' seru si pembawa acara membuat semua tamu undangan serempak bernyanyi sambil bertepuk tangan menambah keramaian acara.
Sementara Sera di tempat tidak tahu kalau cowok yang berada di sampingnya tersenyum tipis sambil memerhatikannya. Trisal menggunakan waktu untuk mengagumi senyum cerah yang terbit pada wajah Sera karena mungkin waktu seperti ini tidak akan ia dapatkan lagi. Entah bagaimana ke depannya antara Sera dan Trisal, cowok itu tidak tahu.
Bisa saja setelah beberapa tahun ke depan Trisal bertemu dengan Sera, gadis itu sudah menikah dan mempunyai anak. Atau justru ia sendiri yang menikah duluan setelah sukses dan mempunyai anak. Semua itu tidak ada yang tahu bagaimana takdir berjalan. Namun, untuk saat ini biarkan Trisal menikmati waktunya. Menikmati keindahan wajah Sera, kecantikannya, senyumnya dan yang pasti menikmati kenyaman yang tidak pernah ia dapatkan dari seorang perempuan kecuali ibunya.
Tiba-tiba suara tepuk tangan yang sangat meriah menyadarkan Trisal dari keterkagumannya. Cowok itu menghela napas, kembali menatap ke arah panggung.
''Oke, guys! Karena acara tiup lilin dan potong kuenya udah selesai, sekarang kalian bebas untuk apa aja! Jangan lupa cicip-cicip makanannya. Selama kalian menikmati acara, kalian akan ditemani acara akustik ya.''
''Mau balik kapan, Ra?'' tanya Trisal membuat Sera menoleh.
''Gue sih bebas tapi kalau sekarang kayaknya nggak enak deh, Sal, soalnya kan sepupu lo baru selesai tiup lilin masa mau langsung balik,'' jelas Sera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable
Teen FictionTentang mereka yang berusaha untuk saling menjauh, dan tentang mereka yang berusaha untuk saling melupakan. Copyright © 2016 by YustikaM