Follow instagram ;
@yustikam_Backsound ; Ali Gatie - It's You
• • •Sera menatap cowok yang kini balik menatapnya. Masih sulit dipercaya apa yang baru saja Bagas ucapkan, Sera terdiam dengan seribu kebungkaman. Otaknya sibuk bergulat mencari jawaban atas pertanyaan yang cowok itu berikan. Kedua bola mata Sera masih setia menatap Bagas seolah terpaku menatap sesuatu. Sementara cowok itu yang melihat kebungkaman Sera, tersenyum tipis. Tangannya terulur menggenggam tangan gadis itu.
''Ini kesekian kalinya gue nembak lo, gue tau apa jawaban lo. Tapi, buat kali ini, apa lo bisa kasih gue kesempatan? Kasih gue kesempatan buat ngusir seseorang yang ada di hati lo, buat ngusir seseorang yang bahkan udah nggak peduli sama lo.''
Sera tetap bungkam. Ini memang bukan yang pertama atau kedua kali Bagas menembaknya, tapi ini yang kesekian kali dari enam penembakan. Dulu saat terakhir Bagas menembaknya tapi tetap berujung penolakan, cowok itu berkata; akan menganggap Sera sahabat real tanpa terlibat lagi perasaan. Tapi, kini pada nyatanya cowok itu kembali menyatakan perasaannya dan memberi pertanyaan yang membuat Sera di ambang kebingungan.
''Tapi, dulu lo—"
''Iya, gue tau,'' potong Bagas. ''Gue udah coba buat pacaran sama siapapun, gue udah coba buat lupain perasaan gue tapi percuma kalau hati gue udah stuck-nya cuman di lo.''
Sera kembali terdiam.
''Please, kasih gue kesempatan.''
Sera menghela napas, mencoba meyakinkan hatinya atas apa yang kini terlintas dalam benaknya. Mungkin dengan menerima Bagas dan membuka lembaran baru, dengan mudah ia akan melupakan seseorang itu. Mungkin dengan menerima Bagas, perasaan dan kenangan tersisa akan mulai lenyap. Sera memejamkan mata sekilas. Mungkin.
''Ra ...''
Sera mengangguk pelan. ''Gue mau.''
Bagas terdiam sejenak sampai akhirnya tersenyum lebar dan menyingkirkan gitar yang berada di pangkuannya, kemudian cowok itu menarik Sera ke dalam pelukannya. ''Sumpah, gue seneng banget, Ra. Gue janji bakalan jadi yang terbaik buat lo,'' ujar Bagas.
Sera terkekeh. ''Udah ish lepas! Malu tau diliatin orang-orang.''
''Nggak pa-pa biar semua orang tau kalau kamu udah jadi milik aku.'' Bagas tersenyum.
''Kok jadi aku-kamu?''
''Biar sweet.''
Sera tertawa, melepas pelukan Bagas. ''Lebay.''
''Lebay sama pacar sendiri gapapa ya.'' Bagas mengedipkan sebelah matanya.
''Genit.'' Sera mencubit pinggang cowok itu. ''Nggak jadi deh pacarannya.''
Bagas tertawa, kembali mendekap cewek itu. ''Bisa gitu ya.''
• • •
Suara gelak tawa menggema di dalam kamar bercat biru langit. Empat orang cowok berada di dalam kamar itu. Dua di antaranya sibuk bermain games, dan dua cowok lainnya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Yang satu memakan keripik yang berada dalam mangkuk, dan yang satu tampak melihat-lihat majalah mobil.
Trisal berdecak, melahap kripiknya. ''Alah Gal, percuma lo pelototin tuh majalah ujung-ujungnya nggak lo beli.''
Galen tak menanggapi.
''Eh, Dav! Jangan lewat situ begok entar lo kalah sama Dinoy!'' seru Trisal.
''Apa sih lo, Sal? Main ganti-ganti nama gue aja, udah bagus-bagus Dino malah lo tambahin Y,'' balas Dino sewot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable
Teen FictionTentang mereka yang berusaha untuk saling menjauh, dan tentang mereka yang berusaha untuk saling melupakan. Copyright © 2016 by YustikaM