Follow instagram ;
@yustikam_Backsound ; The Chainsmokers - All We Know ft. Phoebe Ryan
• • •''Ra, udah nggak usah.''
Pagi hari ini sebelum bel masuk, Sera terus berjalan di koridor tanpa menghiraukan Bagas yang berjalan di belakangnya, emosinya memuncak membuat ia kembali menangis ketika Bagas datang ke kelas dengan lebam di pelipis dan sudut bibirnya, awalnya Bagas tidak ingin bercerita tapi karena paksaan darinya akhirnya cowok itu bercerita apa yang terjadi.
Trisal. Cowok itulah yang membuat Bagas bonyok seperti itu, sebenarnya ia tak habis pikir dengan jalan pikiran Trisal, sebenarnya apa mau cowok itu? Toh kini mereka bukan lagi dua manusia yang memiliki hubungan, tapi kenapa selalu saja ada hal yang diribetkan oleh cowok itu?
''Ra, astaga!'' Bagas menarik tangan Sera membuat gadis itu berhenti melangkah dan langsung berbalik. ''Udah ya, nggak usah. Lagian gue nggak pa-pa.''
''Nggak bisa Gas, dia perlu dikasih peringatan dan please jangan halangin gue.'' Sera kembali melangkah pergi menuju gedung IPS.
Sementara Bagas terdiam di tempat, tak lagi mengejar dengan perasaan bingung. Ia merasa senang Sera membelanya dan peduli padanya, tapi ia merasa khawatir jika Sera akan menangis di depan Trisal yang bisa membuat cowok itu merasa menang.
Sera berdiri di ambang pintu kelas 12-IPS-1. Kedua bola matanya menatap sekeliling lalu terjatuh pada Trisal yang sedang bercakap dengan Dino seraya tertawa. Dengan langkah cepat ia mendekat ke cowok itu dan memegang tangannya seraya menyeretnya untuk keluar dari kelas tapi dengan cepat Trisal menepis tangan itu seraya menatap bingung.
''Gue mau ngomong.''
Trisal mengernyit, ingin menolak tapi ketika matanya tak sengaja menatap tatapan tajam Galen. Mau tak mau, ia mengangguk dan ikut melangkah bersama Sera yang kembali menarik tangannya.
Sera melepas cekalan pada tangan cowok itu ketika mereka sampai di taman sekolah, ia menatap Trisal tajam.
''Apa?'' Trisal menaikkan sebelah alisnya dengan tangan yang dimasukan ke dalam saku celana abu-abunya.
''Maksud lo apa bikin muka Bagas bonyok dan nyuruh dia jauhin gue?'' Sera menahan diri agar emosinya tidak meledak saat itu juga.
Trisal berdecih. ''Si banci segala pake ngadu.''
''Dia nggak ngadu, tapi gue yang maksa dia buat cerita, sebenarnya mau lo apa sih? Apa hak lo nyuruh dia buat jauhin gue? Ingat Sal, kita bukan siapa-siapa!'' Dada Sera naik turun menahan emosi.
Trisal terdiam, rahangnya mengeras dengan kedua mata berubah tajam. ''Sejauh itu dia mempengaruhi lo?''
''Dia nggak pernah pengaruhin gue!''
''Dia bukan cowok baik-baik, percaya sama gue.''
Sera menggeleng. ''Please Sal, dia nggak kayak apa yang lo ucapkan.''
Trisal tersenyum miring. ''Sebejat apa gue di mata lo sampai hal terbaik yang gue lakuin buat lo nggak ada apa-apanya?''
Sera terdiam, matanya mengerjap pelan ketika menatap ke dalam bola mata itu, jelas sekali rentina itu memancarkan rasa kesedihan. Siapapun dapat melihatnya.
Trisal mengalihkan pandangannya. ''Gue tau, kepercayaan ibarat gelas pecah seberapa usaha buat ngembaliin gelas itu jadi utuh percuma, nggak bakal kayak semula. Dan itu kepercayaan lo ke gue, sebesar apapun usaha gue, percuma lo lebih percaya sama pendapat lo tanpa dengar penjelasan gue.''
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable
Novela JuvenilTentang mereka yang berusaha untuk saling menjauh, dan tentang mereka yang berusaha untuk saling melupakan. Copyright © 2016 by YustikaM