Follow instagram ;
@yustikam_Backsound ; Taylor Swift - Everything Has Changed Ft. Ed Sheeran
• • •''Kecil, item, terus suka nemplok. Apaan?''
''Gue tau! Gue tau!'' Agung menepuk-nepuk karpet.
''Apaan?'' tanya Eki yang mengajukan tebakan itu dengan tatapan yang menatap ke arah Agung.
''Cicak!'' jawab Agung mantap.
''Salah.'' Eki menggeleng kemudian beralih pandang ke arah gadis yang tampak asyik memperhatikan. ''Lo pasti tau Ra jawabannya.''
Sera tampak terdiam berpikir sejenak dengan wajah yang sudah ingin tertawa, kemudian ia nyengir. ''Ah, iya tau! Kutilnya Agung, kan?''
Sontak tawa semua orang yang berada di ruangan malam itu meledak keras. Sementara Agung merengut dengan wajah masam. Malam ini Sera dan para sahabatnya yang tak lain; Bagas, Agung, Eki, Dimas, Nanda, dan Caca sedang berkumpul di belakang rumah Sera di tempat yang sengaja mereka buat.
Tempat itu mereka sebut basecamp. Tempat itu seperti ruangan namun terbuka dengan desain yang dibuat senyaman mungkin dan terdapat fasilitas lengkap di dalamnya, seperti di dalam ruang keluarga membuat mereka nyaman berada di basecamp itu bahkan tak jarang keempat cowok itu menginap di sana.
''Goblok! Gue nggak bisa berhenti ketawa! HAHAHA.'' Bagas memegang perutnya yang terasa keram sambil terus tertawa.
Nanda menggelengkan kepalanya pelan masih dengan sisa tawanya. "Anjir, Sera tau dari mana Agung punya kutil?''
Sera nyengir lalu mengedikkan bahu. "Gue cuman asal jawab.''
''Jahat lo semua! Badan gue kan bersih nggak kutilan.'' Agung bersedekap seraya menatap mereka sebal. "Kesel banget gue, astagfirullah."
''Kebayang lo kutilan, Gung. Udah jelek, jones, kutilan lagi.'' Tawa Eki semakin meledak membuat Agung menggeram dan memiting leher cowok itu.
''Lo kalau ngomong nggak pernah pake bissmillah!''
''Argh, bangsat! Lepasin! Sakit begok!'' Eki meronta minta dilepaskan seraya menyikut perut Agung namun tampaknya hal itu tidak membuat Agung berhenti untuk membalaskan kekesalannya.
''Ah, udah-udah.'' Dimas menghela napas mengatur degub jantungnya karena terlalu puas tertawa, kemudian menoleh ke arah Sera. ''Ra, stok camilan udah abis?''
Sera menoleh ke arah kulkas kemudian beranjak dan melihat ke dalam kulkas tersebut. ''Eh iya, abis.''
''Beli gih, Ca,'' perintah Bagas.
''Ish Bagas, gue lagi dapet jadi mager ke mana-mana.'' Caca mengerucut bibir seraya memegang perut.
''Dapet apaan?'' Agung menaikkan sebelah alisnya dengan tatapan lurus pada Caca, ia melepaskan pitingannya pada leher Eki membuat temannya itu menghela napas lega.
''Nggak usah kepo deh lo!'' Caca menghantam wajah Agung menggunakan bantal sofa.
Agung tersenyum jahil kemudian mencolek pipi Caca yang kini bersemu. ''Cie blushing gara-gara gue.''
''Dih, apaan sih lo?!'' Caca menyembunyikan wajahnya pada punggung Agung. Malu. Membuat Agung terkekeh geli dan langsung merengkuh tubuh Caca. Selalu seperti itu memang jika mereka sedang akur akan terlihat sangat dekat.
''Terus siapa nih yang mau beli?'' tanya Nanda.
''Gue aja sama Sera,'' ujar Bagas.
''Mau, Ra?'' tanya Eki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable
Roman pour AdolescentsTentang mereka yang berusaha untuk saling menjauh, dan tentang mereka yang berusaha untuk saling melupakan. Copyright © 2016 by YustikaM