Follow instagram ;
@yustikam_Backsound ; One Direction - Half a Heart
• • •Sera berjalan bersisihan bersama Dimas menuju kantin. Bel istirahat berbunyi sejak lima menit yang lalu. Gadis itu tidak ada hentinya menggoda Dimas meski cowok itu tidak merespons sama sekali, hanya berjalan dengan tampang cuek.
''Sera!'' Panggilan itu membuat langkah Sera dan Dimas berhenti dan menoleh ke belakang, mendapati Radin berjalan menghampirinya. ''Mau ke kantin, ya?'' tanya Radin.
''Iya, lo mau ke kantin juga?''
Radin menggeleng, melirik Dimas yang menatap dingin ke arahnya. ''Sebenernya aku mau minta waktu kamu, tapi kalau nggak bisa nggak pa-pa.''
''Emang mau ngapain, Din?'' Sera mengernyit bingung.
''Emm, ada yang mau aku omongin.''
Sera menatap Dimas. ''Lo duluan aja ke kantin, entar gue nyusul.''
Dimas mengangguk meski matanya tak berpaling sedikitpun dari Radin membuat gadis itu malah gugup.
''Ayo!'' Sera menggandeng tangan Radin. ''Bye, Dim!''
''Bye,'' jawab Dimas sambil memerhatikan kedua gadis itu.
Angin berhembus membelai lembut kulit dua remaja itu. Keduanya duduk di bangku sama-sama menatap taman sekolah. Sebenarnya Sera penasaran dengan apa yang ingin Radin katakan.
Radin menghembuskan napas. ''Aku nggak nyangka Bagas bisa ngelakuin itu sama Frishca.''
Jadi, masih bahasan tentang Bagas? Sera mengernyit bingung, tapi ia memilih diam untuk mendengarkan.
''Kenapa bisa aku nggak nyangka karena dulu sifat Bagas nggak kayak gitu. Dia baik, ramah, dan aku tau dia nggak brengsek.'' Radin kembali menghembuskan napas. ''Tapi, semenjak adiknya meninggal dia jadi berubah. Kasar, dan nggak seramah dulu.''
''Sedetail itu lo tau tentang dia?'' tanya Sera.
Radin menatap gadis yang duduk di sampingnya, mengangguk. ''Aku sama dia punya kesamaan. Yaitu punya kenangan yang sama, dan punya luka yang sama. Bedanya, dia mudah melupakan, tapi aku nggak.''
Sera terdiam, sebenarnya ia tidak mengerti maksud dan tujuan Radin. ''Kenapa bisa?''
Radin kembali menatap taman, tersenyum tipis. ''Dulunya aku sama Bagas pacaran, tapi karena aku buat kesalahpahaman dia mutusin aku. Aku berusaha minta maaf, aku berusaha jelasin dan akhirnya dia maafin aku tapi nggak bisa ngulang dari awal.''
''Aku nggak bisa nyerah gitu aja, makanya aku perjuangin sampe aku rela pindah sekolah cuman buat dia. Karena dulu aku emang masih cinta sama dia, sampai aku sempet benci kamu, Ra,'' Radin terkekeh kecil, ''tapi nyatanya apa yang aku perjuangin itu yang nggak seharusnya aku perjuangin. Rasanya aku nyesel berjuang mati-matian buat dia.''
''Nggak ada perjuangan yang harus disesali. Setiap orang yang berjuang demi apapun, artinya dia mau berusaha meski dia nggak yakin apa hasilnya. Seenggaknya dengan berjuang dia belajar banyak hal.'' Kedua mata Sera menatap lurus ke arah pohon.
Radin menunduk. Mencerna kata-kata itu.
''Sekarang lo bisa lupain dia?''
Radin menggeleng ragu. ''Aku nggak tau. Aku rasa, aku udah nggak ada perasaan apa-apa sama dia tapi setiap keinget dia rasa sakit itu masih terasa.''
''Gue diajarin sama seseorang buat ikhlasin sesuatu karena katanya selama gue belum ikhlas, selama itu juga gue sulit buat lupa,'' Sera tersenyum, ''kenapa nggak lo coba aja buat ikhlas? Ikhlasin sama apa yang dia perbuat, ikhlasin rasa sakit hati lo. Mungkin siapa tau lo bisa lupa kalau lo punya rasa sakit dari kejadian masa lalu.''
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable
Teen FictionTentang mereka yang berusaha untuk saling menjauh, dan tentang mereka yang berusaha untuk saling melupakan. Copyright © 2016 by YustikaM