Follow instagram ;
@yustikam_Backsound ; NCT 127 - White Night
• • •''WHAT!?''
''APA!? LO SERIUS!?''
''Ish! Sssttt!'' Sera melotot ketika Caca dan Nanda berteriak heboh membuat murid yang berada di kelas pada jam istirahat itu menoleh ke mereka.
Memang salah Sera yang bercerita tentang kejadian di belakang rumah sepupunya, kemarin. Hal itu sontak membuat kedua temannya yang mendengar berteriak, dan melotot tak percaya.
''Nggak usah pake teriak.''
''Iya habis gue kaget, Ra,'' jawab Caca yang diberi anggukan oleh Nanda.
''Gilak! Sumpah! Gue nggak nyangka!'' Nanda berdecak dramatis. ''Terus, terus, habis itu lo apain si Trisal?'' tanyanya dengan suara berbisik.
''Ya, gue dorong terus gue tampar. Emang dia pikir gue cewek apaan yang bisa diperlakukan seenak jidatnya!''
Caca meringis pelan melihat wajah temannya memerah, menahan emosi. ''Iya sih,'' gumamnya, ''Eh tapi ya, enak nggak, Ra, dicium cogan?''
Nanda menggeplak belakang kepala Caca, membuat gadis itu merengut kesal. ''Lo tuh ya! Seganteng-gantengnya dia, tapi kalau kelakuannya berengsek ya percuma. Modal tampang doang nggak ada gunanya!''
Senyum tiba-tiba mengembang pada wajah Caca, ia bertepuk tangan kecil. ''Wuih, Nanda teguh!'' ucapnya membuat Nanda memutar bola matanya bosan.
Sera menghela napas, menopang dagu. ''Tapi ya, kok Trisal bisa kekeuh kalau Bagas itu berengsek?''
Nanda mengedikan bahu. ''Mungkin karena dia nggak suka sama hubungan lo dan Bagas, jadi cari-cari kesalahan gitu.''
Sera terdiam. Matanya menatap jari yang diketuk-ketukan ke meja. Kalau memang yang dikatakan Nanda barusan adalah benar, tapi kenapa ia merasa ada yang janggal? Berdecak pelan, Sera menegakkan badannya. ''Tapi, gue rasa ada yang janggal gitu, lo inget kan kata-kata Dimas waktu di basecamp?''
Nanda mengangguk, berpikir sejenak. ''Iya sih, gue juga ngerasa.''
''Belum lagi,'' Sera menggantungkan kalimatnya, ''kemarin pas gue makan di luar liat dia sama lagi sama Radin.''
''Ih, anjir! Serius!?''
''Ih, kok bisa?''
Sera menggeleng. Mengingat hal kemarin sungguh membuatnya kesal. Bagas tidak membalas chatnya tapi malah jalan bersama Radin, tadi pagi ketika ditanya cowok itu hanya menjawab batrai ponselnya habis.
Kejadian kemarin sepupunya melihat mereka berdua, cowok itu sudah bersiap menghampiri Bagas namun dengan cepat dicegah oleh Sera. Ia hanya tidak ingin terjadi keributan di tempat ramai yang bisa menimbulkan berbagai bisikan tidak jelas, maka ia langsung menarik Galen pergi dari tempat itu.
''Kok gue jadi malah ngerasa aneh gitu ya sama Bagas,'' ujar Nanda.
Caca berdecak. ''Udah deh nggak usah mikir aneh-aneh, jalanin aja. Semoga ke depannya nggak ada hal aneh yang terjadi.''
''Semoga.'' Sera mengangguk.
''Tapi, Ra, lo udah ada perasaan sama dia?'' tanya Nanda ragu.
Sera terkekeh. ''Terus selama ini gue jalanin hubungan sama dia nggak ada perasaan apapun, gitu?''
Nanda mengedikan bahu. ''Bisa aja perasaan lo masih sepenuhnya buat dia.''
Sera terdiam sejenak, lalu tersenyum. ''Nggaklah, Nan.''
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable
Novela JuvenilTentang mereka yang berusaha untuk saling menjauh, dan tentang mereka yang berusaha untuk saling melupakan. Copyright © 2016 by YustikaM