Follow instagram ;
@yustikam_Backsound ; The Script - The Man Who Can't Be Moved
• • •Some try to hand me money
They don't understand
I'm not broke
I'm just a broken hearted manPetikan senar gitar dan lantunan lagu memecah hening dalam malam. Angin berhembus membelai kulit dengan lembut. Trisal duduk santai di kursi--balkon kamarnya, sambil memangku gitar. Pandangan lurus ke depan seperti sedang memikirkan berbagai hal yang berseliweran di benaknya.
I know it makes no sense
But what else can I do
How can I move on
when I'm still in love with youTrisal menghela napas lirih, beralih menatap buku-buku di atas meja yang berada di sampingnya. Tadi ia sedang belajar tapi entah mengapa moodnya berubah menjadi malas, maka ia putuskan untuk memainkan gitar sambil bersenandung. Malam ini ia rasa seperti ada sesuatu yang mendesak dalam hatinya tapi ia tidak tahu apa itu.
Trisal mengambil ponsel yang di taruh di atas meja, membuka aplikasi chatting. Matanya terjatuh pada grup namun ia sama sekali tidak berminat. Saat akan kembali mematikan ponsel matanya terjatuh di satu display name, membuat sesuatu yang sedang mendesak hatinya semakin terasa. Trisal terdiam menatap nama itu, membuka room chatnya dan membaca chat dengan gadis itu yang tanpa sadar membuat Trisal tersenyum-senyum.
Menghembuskan napas, Trisal mengeluarkan room chat itu lalu ia matikan ponselnya dan kembali bermain dengan gitar. Kini ia sadar apa yang mendesak hatinya itu
Trisal sedang merindu.
''Dia lagi ngapain, ya?'' gumamnya sambil menatap jarinya yang bermain pada senar gitar.
'Cause if one day you wake up
and find that you're missing me
And your heart starts to wonder
where on this earth I could be
I'm thinking maybe you'd come back here
to the place that we'd meetTrisal tersenyum tipis melantunkan lagu yang menyesakan hati. Ia selalu berpikir, bisa tidak semua ia ulang dari awal? Bisa tidak ia hapus rasa kecewa yang pernah ia buat? Bisa tidak ia sembuhkan dan hilangkan luka yang sudah ia buat? Meski Trisal tahu jawabannya, tapi ia harap semua itu bisa dilakukan.
''Sal?''
Trisal menoleh, mendapati papanya berdiri di depan pintu. ''Eh, Papa. Tumben udah pulang?''
Pria berkacamata itu duduk di kursi yang masih kosong. ''Kerjaan Papa udah beres,'' matanya beralih pada buku di atas meja, ''ini bukunya kenapa kamu anggurin?''
Trisal terkekeh. ''Mau lanjut belajar tapi males.''
''Loh, belajar kok males-malesan?''
''Entar juga dilanjut, Pa.''
Pria dewasa itu mengangguk-angguk. ''Gimana soal study kamu di Jepang? Udah kamu pertimbangin?''
Trisal tersenyum kecut. ''Buat apa dipertimbangin, Pah? Toh, Papa juga nggak ngizinin kalau Trisal nolak.''
''Papa cuman mau yang terbaik buat kamu, Sal.''
''Trisal tau, Pah.''
Kedua mata pria itu menyipit, menatap putranya. ''Papa liat kayaknya ada yang buat kamu berat buat lanjut di luar, kenapa?''
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable
Teen FictionTentang mereka yang berusaha untuk saling menjauh, dan tentang mereka yang berusaha untuk saling melupakan. Copyright © 2016 by YustikaM