Follow instagram ;
@yustikam_Backsound ; Adele - All I Ask
• • •Alunan musik slow yang berasal dari ponsel mendominasi keadaan kamar sore itu. Hujan deras baru saja beres mungguyur tanah meninggalkan kubangan air di jalanan beraspal, aroma petrichor tercium oleh indra penciuman. Sera tengkurap di atas kasur dengan novel yang berada di hadapannya. Sesekali kepalanya mengangguk-angguk mengikuti irama alunan musik yang didengarnya.
''Duh sumpah ya, nih novel sedih amat anjir, masa cowoknya yang mati,'' celoteh Sera seraya menghapus air mata di ujung matanya.
Sore hari sehabis hujan ditemani musik slow dan novel sungguh mendukung suasana untuk berbaper-ria. Dan hal itu moment favorit Sera. Sera suka suasana seperti itu. Musik berganti menjadi lagu dari Adele - All I Ask. Sera terdiam, fokusnya buyar ketika lagu itu kini mulai mendominasi ruangan kamar.
''Sial! Kenapa lagunya ini sih? Ngeselin, jadi bikin inget mantan.'' Sera mengerucut bibirnya, mengambil ponsel dan memindahkan listening lagunya. Setelah mendapatkan lagu yang cocok, ia kembali membaca.
''Ra.'' Gefan melongok ke dalam kamar Sera.
''Hm,'' sahut Sera tanpa melirik cowok itu dan tetap fokus pada bukunya.
Gefan masuk ke dalam, berbaring di samping Sera dengan kedua bola mata menatap langit-langit kamar, tangannya ia tumpukan pada kening. Sementara Sera langsung menoleh ketika adiknya diam saja tidak berceloteh.
''Kenapa sih?''
Gefan melirik sekilas, mengusap wajahnya gusar. ''Gue galau.''
''Lah?'' Sera menahan tawa, mendekatkan wajahnya ke hadapan wajah adiknya yang berbeda satu tahun itu. ''Tumben amat, kenapa?''
Gefan menatap Sera lalu mendengus. ''Gue putus sama doi.''
''Nadine maksud lo?''
Gefan mengangguk.
Sera terkekeh. ''Udah biasa kali lo putus sama dia, palingan entar juga lo balikan.''
''Tapi ini permanen!''
''Spidol kali ah permanen.''
Gefan mendorong wajah Sera agar menjauh darinya. ''Nggak nyambung,'' ujarnya seraya beranjak menjadi duduk. ''Si aku tuh bosen Ra sama dia, si aku tuh udah sering tersakiti.''
Sera tertawa, menggeplak belakang kepala Gefan menggunakan novelnya. ''Please Fan, alay lo jangan kumat.''
''Habisnya gue sebel, Ra! Dia selingkuhin gue! Najis amat dah cowok terganteng di sekolah masa di selingkuhin? Mending kalau cowoknya lebih ganteng dari gue, lah ini mirip kadal buntung!'' Gefan melempar novel milik Sera saking kesalnya.
''Gefan! Novel gue, anjir!'' Sera memekik, langsung beringsut dari tempatnya untuk menghampiri novel malang itu. Cover dan beberapa halamannya rusak. ''Gefan sinting!''
Gefan meringis. ''Maaf Ra, gue reflek.''
''Ini novel baruuuu,'' rengek Sera dengan wajah yang sudah hampir menangis. ''Lo mah gitu, ah!''
''Sumpah Ra, gue nggak sengaja.'' Gefan merasa sangat bersalah.
''Keluar lo! Nyebelin banget sih!'' Sera menatap adiknya sebal seraya menarik tangannya untuk beranjak dari tempat tidurnya.
Gefan cemberut lalu merengek, ''Ra—"
''Keluar!"
Gefan menghela napas pelan, melangkah keluar kamar. Sementara Sera langsung mengunci pintu kamarnya. Begitulah Sera jika moodnya mulai memburuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable
Teen FictionTentang mereka yang berusaha untuk saling menjauh, dan tentang mereka yang berusaha untuk saling melupakan. Copyright © 2016 by YustikaM