Follow instagram ;
@yustikam_Backsound ; Rex Orange Country - Best Friend
• • •Alarm dari ponsel berdering keras memecah hening dalam kamar. Sera menggeram pelan, meraba-raba kasur mencari ponsel. Tangannya menyentuh benda pipih itu dan menyipitkan saat mematikan alarm, pukul 06.30 Sera terperenjat menjadi duduk ketika ingat ia harus berangkat sekolah.
Namun, kedua alisnya menaut dan menepuk kening ketika mengingat kalau hari ini adalah hari Minggu. Sera menghela napas terdiam sejenak, menatap sekitar. Seingatnya semalam ia menangis lalu... tertidur di pangkuan Trisal.
''ASTAGFIRULLAH!'' teriak Sera.
''Sera! Kenapa teriak-teriak?'' Mamanya menyahut dari ruang tengah tak kalah keras dari teriakan Sera.
Namun gadis itu sudah menenggelamkan wajah pada bantal, entah kenapa dirinya merasa malu saat menyadari kalau semalam ia menangis lalu tertidur di pangkuan Trisal.
"Anjir, anjir! Kenapa sih gue harus kayak gitu? Bikin malu aja!''
Sera berguling ke sana kemari, bergelut dengan selimut tapi karena tingkahnya yang seperti itu membuat ia terjatuh dari kasur dan menyentuh lantai murmer yang keras.
"AW!'' Sera terduduk dengan tubuh yang masih terlilit selimut, tangannya mengusap kepalanya yang terjeduk lantai.
''Heh! Lo ngapain sih dari tadi teriak-teriak mulu?!'' Pintu kamar terbuka dan menampilkan Gefan berdiri di sana dengan wajah kesal.
''Apa sih, lo? Sewot aja, sana pergi!'' usir Sera tak kalah kesal.
Gefan berdecak. ''Mandi sana lo kayak gembel!''
''Heh!'' Sera melempar bantal ke arah pintu namun pintu itu sudah tertutup. ''Heran gue, yang kakak siapa yang adek siapa.''
Gadis itu beranjak, mencepol rambutnya kemudian membereskan tempat tidur. Setelah selesai, ia masuk ke dalam kamar mandi.
Sera melangkah menuruni tangga dengan tubuh yang sudah segar, gadis itu berjalan menghampiri keluarganya yang sedang kumpul di meja makan, siap untuk sarapan lalu Sera duduk di samping mamanya.
''Tadi itu kenapa sih kamu teriak-teriak?'' tanya Candra.
''Nggak pa-pa, Pa,'' jawab Sera.
''Tau, lenjeh banget.'' Gefan menatap kakaknya sebal.
''Apaan sih lo? Hari ini nyebelin banget.'' Sera menatap Gefan yang duduk di depannya.
''Udah, udah. Jangan berantem,'' lerai mamanya membuat Sera dan Gefan terdiam.
''Oh iya, Ra, nanti kamu mau kuliah di mana?''
Sera yang sedang mengoles roti dengan selai melirik papanya. ''Papa maunya Sera kuliah di mana?''
''Papa sih terserah kamu aja.'' Candra melahap nasi goreng yang disajikan oleh istrinya.
''Nggak usah kuliah,'' sahut Gefan menyambar percakapan.
''Gefan diem!'' Mamanya melotot menatap Gefan.
Gefan berdecak, lalu beranjak dari tempatnya dan melangkah pergi membuat pandangan bingung dari mereka.
''Gefan sarapan dulu!''
''Kenyang, Ma!''
''Kenapa sih dia? Nggak biasanya kayak gitu,'' ujar Sera.
''Gefan di skors dari sekolah gara-gara berantem, terus Papa ngasih dia hukuman,'' jawab Mamanya.
''Dih, lagian sok jagoan pake berantem-berantem segala.''
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable
Teen FictionTentang mereka yang berusaha untuk saling menjauh, dan tentang mereka yang berusaha untuk saling melupakan. Copyright © 2016 by YustikaM