12 :: Maaf

39.2K 4.9K 396
                                    


Follow instagram ;
@yustikam_

Backsound ; Bazzi - Why?
• • •

''Ra, aku minta maaf.''

Pagi hari ini Sera terus berjalan di koridor menuju kelas tanpa menghiraukan Bagas yang mengejarnya dan berkali-kali meminta maaf tanpa memberi penjelasan. Sera tidak memerlukan sebuah kata maaf yang mudah untuk diucapkan, tapi penjelasan yang ia inginkan. Namun cowok itu seperti tidak ada tanda-tanda memberi penjelasan selain terus mengucapkan maaf semakin membuat Sera tidak mood untuk bertemu cowok itu.

''Ra, kamu denger aku nggak sih? Aku minta maaf.'' Bagas memegang tangan gadis itu membuatnya berhenti melangkah.

Sera menghela napas, menatap Bagas. ''Kemarin kamu kemana sampai tega ninggalin aku sendiri?''

Bagas terdiam. ''Kemarin aku ...''

''Aku apa?''

Cowok itu menggaruk pelipis. ''Aku ada urusan mendadak, Ra,'' Bagas memegang kedua pundak gadis itu, ''maafin aku. Aku janji nggak akan ngulang hal itu lagi.''

Sera menatap cowok itu, mencari sebuah kesungguhan di dalam kedua matanya namun tetap saja ia merasa ragu. Helaan napas kembali keluar melewati hidung. ''Janji ya?''

''Iya, Sayang. Aku janji.'' Bagas tersenyum mengacak pelan puncak kepala gadis itu.

''Oke.'' Sera tersenyum tipis.

''Yaudah, ayo ke kelas.'' Bagas merangkul gadis itu membuat para siswa yang berada di koridor mencibir sebal.

Sera berjalan di belakang Bagas saat memasuki kelas dengan kedua bola mata menatap Caca yang sedang mengobrol dengan Radin, lalu beralih pada Agung, Dimas, dan Nanda yang tampak menertawakan sesuatu dalam ponsel. Terakhir menatap Eki yang sedang menggoda Nuri—bendahara kelas.

''Cie, nempel mulu, cie,'' goda Caca.

Sera berdecak. ''Ish, apa sih Caca?''

''Gas, pulang sekolah jangan lupa ya,'' ujar Agung.

''Siap!'' Bagas mengacungkan jempol.

''Gas, kata Bunda kamu belum sarapan ya?'' Radin beranjak untuk mendekati Bagas membuat perhatian Sera teralih padanya.

Bagas mengangguk. ''Gue nggak sempet, lo juga belum sarapan pasti.''

Radin terkekeh. ''Iya, kalau gitu ayo kita sarapan sebelum bel.'' Gadis itu menggenggam tangan Bagas.

Sera terdiam, mengatupkan bibirnya.

''Emm, bentar.'' Bagas melepas genggaman tangan itu lalu beralih melepas tas Sera.

''Mau ngapain, Gas?'' tanya Sera bingung.

''Sini, aku mau taruh di tempat kamu.'' Bagas menaruh tas Sera di bangkunya, lalu menggenggam tangan gadis itu. ''Ayo kita sarapan.''

''Cielah, so sweet amat Mas Bagas.'' Eki terkekeh.

''Mas Bagas nggak ajak Agung juga?'' tanya Agung dengan senyum menjijikan.

''Beda ya yang udah jadian,'' goda Nanda.

''Tau deh, yang jomblo bisa apa?'' Caca mencebikan bibirnya.

''Berisik lo semua, mending kalian diem kayak Dimas.'' Bagas melirik Dimas yang tengah memainkan ponsel.

''Nggak usah bawa-bawa gue, entar malah gue yang di bully,'' ujar Dimas sontak membuat mereka tertawa.

''Udah ah, ayo Ra.'' Bagas menarik Sera agar berjalan mengikutinya lalu menoleh pada Radin yang sedari tadi terdiam di tempat. ''Din, ayo!''

Radin mengangguk, berjalan mengikuti Bagas.

UnpredictableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang